Menakjubkan! Peneliti Temukan Burung di Kolombia, Setengah Betina dan Setengahnya Lagi Jantan

Berbicara mengenai negara Kolombia ini adalah salah satu negara Amerika Selatan yang jarang jadi pemberitaan sampai ke Indonesia ya gansist, namun kini terjadi kasus besar di sana yang mengakibatkan kabarnya sampai tersiar ke seluruh penjuru dunia yaitu perang antara petugas keamanan melawan geng sindikat narkoba.

Namun kini pun ada juga berita positif tentang negara tersebut, mengutip dari laman discoverywildlife pada hari Senin 15 Januari 2024 mengabarkan penemuan seekor burung bercorak identitas warna bulu setengah betina dan setengah jantan.







Biasanya, gynandromorphy lebih mudah ditemukan pada spesies dimorfik seksual, yaitu spesies jantan dan betina yang terlihat berbeda. Namun, pada burung green honeycreeper, fenomena ini terjadi dengan sangat langka. Dalam kasus ini, bagian tubuh burung ini tampak terbagi secara sempurna, dengan sisi hijau mewakili burung betina dan sisi biru mewakili burung jantan.

Penemuan ini memberikan wawasan yang menarik bagi para ilmuwan. Selain itu, ini juga memberikan kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang evolusi dan perkembangan burung ini. Bagaimana fenomena ini terjadi dan mengapa burung ini mengalami perubahan warna yang tidak biasa masih menjadi misteri yang menarik.







Dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dan kerusakan habitat, penemuan ini juga menjadi pengingat penting untuk terus melindungi lingkungan alam dan mempertahankan keberagaman hayati. Dengan melakukannya, kita dapat memastikan bahwa spesies seperti burung green honeycreeper terus dapat eksis dan menginspirasi kita dengan keunikan mereka.

Sangat unik, tapi ini sepertinya hanya sebatas bulunya yang khas saja ya gansist. Tentang percampuran antara ciri bulu burung betina dan jantan bukan berarti sampai pada mengarah ke gender atau seksualnya seperti biasa terjadi di manusia.




Namun menurut ahli genetika evolusioner Hamish Spencer dari Selandia Baru dalam keterangannya kepada BBC mengenai tentang burung yang super langka ini karena merupakan temuan kedua dari 100 tahun terakhir menyebutkan bahwa, dalam kasus ini masing-masing sisi burung bisa menjadi jantan dan betina.

Spencer menambahkan jika perbedaan yang mencolok antara warna burung jantan dan betina sebenarnya lebih dipengaruhi oleh susunan kromosom pada sel-sel lokal disekitar bulu, bukan karena perbedaan hormon secara menyeluruh ditubuhnya.

'Narasi dan Opini Sendiri'


Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2