Jokowi Kritik Debat Capres Tidak Edukatif dan Serang Personal, KPU: Modelnya Memang Seperti Itu, Debat Keempat dan Kelima pun akan Begitu!

Segala peraturan dari pertandingan, permainan, debat atau acara apapun sebenarnya telah ada pakemnya ya gansist, sekalipun dirubah itu juga yang merubahnya adalah para pembuat peraturan atau yang berwenang menengahi acara tersebut. Kita sebagai penonton ataupun suporter hanya bisa kritik dan anggap beberapa kejadian yang tampak di acara tersebut terkesan berat sebelah.

Mungkin bisa digambarkan bagaimana dulu sepakbola sebelum adanya VAR, hampir 100% apa yang terjadi dalam lapangan semuanya dinilai dan diatur oleh wasit. Dari masalah pelanggaran antar pemain sampai offside semua tergantung keputusan mereka dan jangankan suporter bahkan pemain pun akan susah sekali membuat wasit menganulir keputusannya, makin berusaha mendesaknya maka ancaman dapat kartu merah bakal terjadi.







Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy'ari saat di kantor KPU RI Jakarta pada hari Selasa, 9 Januari 2024 memberikan respons terhadap kritik yang dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai debat ketiga Pilpres 2024. Menurut Jokowi, debat tersebut dianggap tidak edukatif karena banyak serangan yang bersifat personal. Hasyim mengatakan bahwa KPU sebagai pihak penyelenggara tidak memiliki kewenangan untuk menilai substansi dari debat Pilpres. Ia menegaskan bahwa penyelenggaraan debat tersebut telah dilakukan dengan berbagai pertimbangan dan kesepakatan dengan tim pasangan calon serta televisi yang terlibat.

Pernyataan Jokowi mengenai ketidakedukatifan debat ketiga Pilpres 2024 menjadi perdebatan publik. Beberapa pihak menganggap bahwa Jokowi menerapkan standar ganda politik dalam hal ini. Mereka berpendapat bahwa substansi visi tidak terlihat dan yang lebih dominan adalah saling serangan personal antar capres. Jokowi sendiri mengkritik serangan personal dalam debat tersebut dan berpendapat bahwa hal tersebut tidak memberikan edukasi kepada masyarakat serta mengaburkan gagasan para pasangan calon.







Secara keseluruhan, debat ketiga Pilpres 2024 menjadi sorotan karena dianggap tidak edukatif dan banyak serangan personal. Namun, respons dari KPU menyatakan bahwa mereka sebagai penyelenggara telah melakukan debat dengan pertimbangan yang matang. Pernyataan Jokowi mengenai perlu adanya evaluasi format debat juga memicu perdebatan di kalangan masyarakat.

Hasyim Asy'ari menambah jika KPU tidak berkomentar mengenai subtansi debat dan format debat ke 4 dan 5 tidak akan dirubah formatnya karena itu sudah kesepakatan bersama:

"Jadi modelnya memang seperti itu, debat keempat dan kelima pun begitu!" Tutur Hasyim.




Harus kita hormati ya gansist tentang apa yang diputuskan oleh yang berwenang dalam mengatur jalannya acara debat tersebut, kalau menilai debat pilpres 2924 ini nggak ada aturan baru maupun tambahan kayaknya enggak juga. Kemarin saat debat pilpres ketiga walau hanya mendengar sekilas dari para moderator yaitu diperbolehkan mengunakan singkatan tapi harus juga dijelaskan artinya pun sudah termasuk mengubah atau menambahkan peraturan.

Memang dalam debat pilpres 2024 kali ini banyak yang mengomentari acara tersebut, salah satunya adalah Bappilu PPP Sandiaga Uno yang menyatakan bahwa demokrasi kita dibuat dengan semangat saling mempersatukan kita, kita boleh beda pilihan namun kita tidak pernah saling menjatuhkan atau punya ide untuk memecah belah!

Sandiaga pun menambahkan bahwa dia atau PPP punya ide baru dalam debat seperti gelaran debat ala saresehan serta duduk ditengah masyarakat, namun ungkapan dari ketua KPU diatas telah dijelaskan diatas jika format debat untuk selanjutnya akan tetap sebagaimana yang sebelumnya karena itu merupakan keputusan bersama.

'Narasi dan Opini Sendiri'


Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2