Brother Rafael Alun Trisambodo, mantan pejabat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan, ternyata memiliki permintaan yang mengejutkan di persidangan. Dia minta dibebaskan dari kasus gratifikasi dan pencucian uang dengan alasan banyak berjasa buat negara. Waaaah, serius nih, bro?

Dilansir dari akun Instagram @ctd.insider, dijelaskan bahwa permintaan tersebut disampaikan secara langsung oleh kuasa hukum dari Rafael Alun Trisambodo sendiri GanSis, yaitu Junaedi Saibih pada saat sidang duplik di ON Tipikor Jakarta, 2 Januari 2024 lalu.

Bukan hanya permintaan untuk kliennya dibebaskan, kuasa hukum juga agar semua aset milik Rafael Alun, istrinya dan harta warisan dari ibunya untuk dikembalikan karena saat ini masih dalan status disita.

Sontak saja permintaan dari Rafael Alun ini pun menjadi kontroversi di tengah warganet di media sosial GanSis, karena dianggap nyeleneh dan tidak masuk akal sebab kasus gratifikasi yang menjerat mantan Ditjen Pajak Kementerian Keuangan tersebut bernilai fantastis.

Sebenernya, menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), klaim kayak gini itu lumrah bagi terdakwa dalam persidangan. Jadi nggak ada yang spesial sih dengan pernyataan Rafael Alun ini. KPK juga udah bilang kalo Rafael Alun ini didakwa atas kasus gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang. Jadi untuk statement berjasa bagi negara ini perlu benar-benar dipertimbangkan, karena memang korupsi, pencucian uang, dan gratifikasi merupakan tindakan kriminal atau kejahatan yang statusnya merugikan rakyat bahkan juga negara ya GanSis.

Melihat permintaan yang nyeleneh dan tidak masuk akal seperti ini juga kita harus bijak menanggapinya Agan dan Sista. Jangan sampai ada orang-orang yang berpikir dan tergiring opini bahwa benar ada jasa di masa lalu yang kemudian membuat seorang pelaku kejahatan bisa dibebaskan begitu saja saat melakukan kesalahan.

Membahas tentang rasa berjasa untuk negara?
Wah, nih ya yang bikin IM57+ Institute gerah. Menurut mereka, pernyataan Rafael Alun ini bisa menyesatkan masyarakat. Agan-agan dan sista-sista jangan sampe terpengaruh dengan klaimnya ya.

IM57+ Institute dengan tegas mengingatkan Rafael Alun bahwa dia sebenernya berhutang banyak kepada masyarakat dan negara. Selama menjadi pegawai negeri, Rafael udah menggunakan fasilitas negara yang dibayar pake duit rakyat. Udah dapat gaji resmi, tunjangan jabatan, dan fasilitas lainnya setiap bulan. Jadi sebenernya dia udah nggak bisa klaim banyak berjasa deh.

Serius nih, bro, jangan mau terkecoh sama klaim semacam ini. Kita harus bijak dalam menilai kasus korupsi. Kita nggak boleh ngasih label pahlawan atau merubah status koruptor jadi orang yang berjasa. Ssmua orang yang bersalah mereka harus bertanggung jawab atas perbuatannya yang tidak benar, termasuk dengan Rafael Alun Trisambodo.

Kita harus tetap mendukung KPK dan pemberantasan korupsi, bro. Jangan sampe kecolongan dengan klaim yang nggak berdasar kayak gini. Jadilah warga negara yang cerdas dan nggak mudah terpengaruh oleh omongan manis dari koruptor. Salam anti-korupsi, bro!