Sumber Gambar

Seorang pria di Cikarang Utara, Bekasi, tewas setelah diduga tidak membayar usai melakukan transaksi open BO dengan seorang pekerja seks komersial (PSK). Peristiwa tragis ini terjadi pada Selasa, 19 Desember 2023, dan video mengenai pengeroyokan terhadap pria tersebut viral di media sosial.

Pria berinisial R (28) diduga menjadi korban pembunuhan oleh sejumlah orang yang merasa tidak puas karena tidak menerima pembayaran setelah melakukan open BO. Video kejadian ini membuat publik gempar dan mengecam aksi kekerasan yang tidak manusiawi tersebut.

Keluarga korban juga melaporkan kasus ini ke polisi, dengan harapan dapat memperoleh keadilan atas kematian tragis yang menimpa anggota keluarga mereka. Video pengeroyokan yang diunggah di media sosial menjadi bukti yang kuat dalam mengusut tindak pidana ini.


Sumber Gambar

Meskipun banyak tanggapan dan spekulasi dari warganet mengenai motif pembunuhan ini, polisi akan melakukan penyelidikan yang lebih mendalam untuk menemukan fakta-fakta yang sebenarnya. Pihak kepolisian diharapkan dapat memberikan kepastian hukum kepada keluarga korban dan masyarakat.

Kasus ini juga menjadi peringatan bagi semua pihak untuk tidak terlibat dalam praktik prostitusi atau open BO, yang tidak hanya melanggar hukum namun juga bisa menghadirkan risiko keamanan yang serius. Penting untuk menciptakan kesadaran dan pendidikan yang lebih baik mengenai kehidupan seksual yang sehat dan bertanggung jawab.

Open BO atau Prostitusi online merupakan salah satu fenomena yang semakin merajalela di Indonesia. Praktik ini tidak hanya melibatkan orang dewasa, tetapi juga anak-anak muda, baik mereka yang masih berstatus sebagai mahasiswa maupun siswa pelajar. Bahaya prostitusi online sangat mengkhawatirkan, terutama bagi kalangan remaja yang rentan terhadap eksploitasi seksual.


Sumber Gambar

Prostitusi online biasanya dilakukan melalui media sosial seperti Whatsapp atau Michat. Remaja yang terlibat dalam praktik ini menjajakan diri mereka dengan tarif yang ditentukan, seringkali sebesar Rp.300.000 sekali kencan. Dalam praktik prostitusi online ini, seringkali terdapat peran pihak ketiga yang menjadi makelar atau perantara antara pelanggan dan pelaku prostitusi.

Praktik prostitusi online tidak hanya bertentangan dengan nilai agama dan kesusilaan, tetapi juga merupakan tindakan ilegal yang dapat dipidana. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), tindakan prostitusi, baik online maupun offline, dianggap sebagai perbuatan yang melanggar hukum dan dapat dihukum dengan pidana penjara hingga 10 tahun atau denda hingga Rp.200.000.000.

Lebih jauh lagi, prostitusi online juga melibatkan eksploitasi anak di bawah umur atau remaja, yang merupakan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak, termasuk melarang eksploitasi seksual terhadap mereka.


Sumber Gambar

Dalam rangka pemberantasan prostitusi online, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan lembaga terkait. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), misalnya, mendorong agar pemberitaan mengenai bisnis prostitusi tidak disiarkan terlalu detail. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran informasi yang dapat berdampak negatif dan menginspirasi orang lain untuk terlibat dalam praktik yang sama.

Selain itu, undang-undang juga mengatur tentang pemberantasan perdagangan orang dan perlindungan anak. Prostitusi online yang melibatkan ancaman kekerasan atau paksaan terhadap seseorang untuk menjadi pekerja seks komersial dapat dikenai hukuman yang lebih berat sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Semoga kasus ini dapat segera terungkap dan pelaku dapat diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Dan yang lebih penting lagi, semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk menjauhi praktik-praktik ilegal dan berbahaya demi keamanan dan kesejahteraan bersama.

Sumber: Sumber Gambar