Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Ketua Majelis Adat Sunda Tolak Nyamuk Wolbachia Disebar: Demam Berdarah Sudah Siklus
Ketua Majelis Adat Sunda Tolak Nyamuk Wolbachia Disebar: Demam Berdarah Sudah Siklus Alam
10 Desember 2023, 10:28 WIB

Ketua Majelis Adat Sunda Tolak Nyamuk Wolbachia Disebar: Demam Berdarah Sudah Siklus

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Kesehatan saat ini tengah melakukan penebaran nyamuk wolbachia di beberapa kota besar di Indonesia untuk menangkal demam berdarah dengue (DBD). Penyebaran nyamuk wolbachia salah satunya dilakukan di Kecamatan Ujungberung Kota Bandung. Selain itu, penyebaran juga dilakukan di Jakarta Barat, Semarang, Bontang, dan Kupang.
Tanggapan masyarakat soal penyebaran nyamuk wolbachia beragam. Tak sedikit penolakan terhadap program tersebut karena dianggap tidak efektif untuk jangka panjang.
Seperti halnya terungkap dalam diskusi Membasmi Hoak dalam Nyamuk Wolbhacia Dengan Ilmu yang diselenggarakan Yayasan Superconnection Inovasi Insani di SMK Nasional, Kota Bandung, Sabtu 9 Desember 2023 kemarin.
Aria Mulia Subagja Husein, Ketua Majelis Adat Sunda, menolak metode yang diterapkan pemerintah untuk mencegah penyakit DBD tersebut. Mereka akan bergerak ke pemerintah provinsi Jabar agar menghentikan program tersebut di Jabar.
"Masyarakat tidak bisa bergerak sendiri, tapi pemerintah juga harus berpihak pada masyarakat, menginstruksikan seluruh perangkatnya agar penyebaran nyamuk ber-wolbachia ini dihentikan," ujarnya usai diskusi.
Aria tidak mau DBD dicegah dengan masalah baru yang menurutnya berpotensi menimbulkan penyakit lain seperti infeksi pada otak manusia. Hal itu malah semakin memperparah.

Ketua Majelis Adat Sunda Tolak Nyamuk Wolbachia Disebar: Demam Berdarah Sudah Siklus

Diskusi Membasmi Hoaks dalam Nyamuk Wolbhacia Dengan Ilmu yang diselenggarakan Yayasan Superconnection Inovasi Insani di SMK Nasional, Kota Bandung.
"Sementara di Jawa Barat itu tidak ada penyakit seperti itu. Baru sekarang ada penyakit yang aneh. Demam berdarah ini sudah siklus alam," katanya.
"Kita diajarkan oleh para leluhur kita untuk harmoni dengan alam. Bukan berarti merusak alam, bukan juga merusak sistem kehidupan alamnya. Biarkan ada nyamuk, egepty demam berdarah, kan sudah ada solusi. Dengan 3M plus, itu yang harus kita lakukan. Nanti dengan sendirinya dia akan mati," kata dia melanjutkan.
Menurut dia, penggunaan bakteri wolbachia pada nyamuk sudah di luar fitrah. "Jangan kita melawan atau menentang, merusak fitrah dari Sang Pencipta," pungkasnya.
Ilmuwan Artificial Intelegent maupun pemerhati kesehatan Kun Wardana Abyoto menuturkan, program penyebaran nyamuk ini dilakukan terus-menerus dan sudah terjadi berbagai pro dan kontra di lapangan saat ini. Jadi, banyak sekali masyarakat yang khawatir terhadap dampak jangka panjang dari program penyebaran nyamuk ini.
"Maka dari itu kita ingin menyampaikan ke Pak Menteri banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Karena dari segala macam aspek yang ada, kita melihat di sini adanya risiko dan juga ketidakpastian," kata dia.
Menurut dia, untuk bisa menyelamatkan kesehatan masyarakat maupun lingkungan, juga mengenai pertahanan dan keamanan nasional, perlu duduk bersama untuk mencari solusi terbaik.
"Kami sangat prihatin, dan juga yang sangat hati-hati dan waspada berhadap penyebaran nyamuk ini. Yang kita inginkan itu adalah tidak terjadinya resiko. Sekarang ini kan yang kita lihat di beberapa negara lain ini memiliki masalah. Untuk itu kita tidak mau seperti negara-negara yang memiliki masalah itu," ucapnya.
Menurut Kun, metode tersebut bakal menimbulkan masalah baru di kemudian hari.
"Karena memang ini kelihatannya jangka panjang. Di Singapura disebarkan 2016 lalu tahun 2020 DBD-nya tertinggi. Kemudian di Srilanka juga 2018, saat ini di sana sangat tidak terkendali jumlah nyamuk dan juga kasus DBD. Jadi kita berkaca dari situ, kita mohon selama ini masih ada pro dan kontra, kita meminta untuk dihentikan program penyebaran nyamuk ini," pungkasnya.
Terakhir, Ketua Yayasan Superconnection Inovasi Insani Retno Wulandari menamanbahkan, melalui diskusi tersebut pihaknya sebagai lembaga pendidikan memiliki tujuan mencerdarskan anak bangsa.
"Kita harus memiliki kebijaksanaan yang lebih baik daripada yang lain dan kemudian kami ini adalah lembaga pendidikan yang ingin membahas isu-isu yang sedang hot dari kami yang terpikir mengapa kami tidak mengambil satu tema tentang nyamuk yang sekarang ini sedang trending di media," katanya.
Secara virtual, mantan menteri kesehatan Siti Fadhilah Supari menuturkan, pihaknya meminta pemerintah harus sangat hati-hati dalam penyebaran nyamuk Wolbachia ini.
"Jangan sampai warga negara kita hanya dijadikan objek untuk penelitian dan kepentingan asing. Ini jelas-jelas kepentingan asing, artinya jangan sampai setelah terjadi dampak negatifnya, tidak ada yang bisa bertanggung jawab. Di banyak negara setelah disebarkan nyamuk ini, DBD malah meningkat," ucapnya.***

https://www.pikiran-rakyat.com/bandu...-alam?page=all
pilotproject715
daimond25
daimond25 dan pilotproject715 memberi reputasi
2
668
44
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.