matt.gaperAvatar border
TS
matt.gaper
Gibran Usung Kredit Startup, Ekonom: Jargon Kampanye Tanpa Fondasi Berpikir


TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia telah melahirkan banyak startup sukses yang menjadi tulang punggung ekonomi kreatif.

Pasangan nomor urut 2, Prabowo - Gibran turut mengusung gagasan untuk memberikan program kredit start up milenial. Tujuannya, untuk memberikan opsi pendanaan bagi milenial yang baru terjun di dunia bisnis. Gagasan ini menuai perdebatan dari banyak pihak.

Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda meragukan kemungkinan wacana kredit startup milenial ini akan terealisasi, pasalnya startup punya skema pendanaan yang berbeda. “Saya melihat program ini hanya jargon kampanye saja tanpa fondasi berpikir yang kuat. Hanya untuk seolah-olah pro bisnis anak muda yang mengarah ke startup dan milenial,” kata Huda, saat dihubungi Tempo, pada Sabtu, 9 Desember 2023.

Menurut Huda, pembiayaan untuk startup, baik yang bergerak di bidang digital maupun non-digital, dapat menjadi pendorong utama bagi ekosistem ekonomi digital. Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan program kredit startup sangat bergantung pada skema pendanaan yang diterapkan.

“Startup (terutama digital) ini kan mempunyai sistem financing yang unik, dimana startup digital masih akan merugi pada beberapa waktu tertentu. Setelah beberapa tahun, maka baru bisa mendapatkan keuntungan dari model bisnis-nya,” kata dia.

Skema pendanaan yang sesuai untuk startup adalah seeding dengan pendanaan melalui Venture Capital (VC) atau penempatan saham pribadi (private placement). Pendanaan ini tidak menuntut pengembalian dana jangka pendek dan memberikan peluang bagi VC untuk mendapatkan keuntungan melalui penjualan saham di masa depan, seperti melalui Initial Public Offering (IPO).

Menurutnya, hutang perbankan bukanlah pilihan ideal, karena perbankan mengharapkan pembayaran hutang dalam jangka waktu tertentu untuk memutarkan uang ke pemberi dana (penabung/investor).



“Makannya, mau tidak mau pelaku usaha harus membayar hutang tersebut. Bagi perbankan, yang terpenting adalah bagaimana debtors ini membayar hutang bagaimanapun caranya, tidak peduli debtors lagi untung atau rugi,” kata dia.


Dalam pandangannya, memberikan hutang kepada startup menjadi risiko tinggi, terutama jika perusahaan tersebut masih dalam fase kerugian, karena belum pasti apakah mereka bisa membayar hutangnya dalam waktu yang ditentukan.

Pentingnya penilaian terhadap kemampuan membayar hutang menjadi fokus utama dalam memberikan kredit kepada startup. Ia menyarankan agar skema kredit dapat disesuaikan, seperti menggunakan skema project financing dimana pada tahap awal bisa tidak membayar dengan panjang periode tertentu.

“Assessment terhadap startup-nya akan menjadi langkah penting. Terutama dalam melihat kemampuan membayar hutangnya,” kata dia.

https://bisnis.tempo.co/amp/1807334/...ndasi-berpikir

Startup biasanya bakar duit
rivariab910
bukan.bomat
novembermann
novembermann dan 2 lainnya memberi reputasi
3
656
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.