• Beranda
  • ...
  • Militer
  • Jadi yang Pertama, Pesawat Bomber B-2 Spirit Diizinkan Membawa Bom Nuklir B61-12

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Jadi yang Pertama, Pesawat Bomber B-2 Spirit Diizinkan Membawa Bom Nuklir B61-12
Quote:


Lama tak terdengar kabarnya, kali ini B-2 membawa kabar yang cukup mengejutkan, karena pesawat pembom siluman ini resmi menjadi pesawat pertama milik Amerika yang diizinkan membawa sekaligus melepaskan bom nuklir B61-12 dalam sebuah pertempuran (jika dieprlukan). Kabar tersebut disampaikan oleh National Nuclear Security Administration (NNSA)pada 27 November 2023 melalui website resminya. Pembaruan pada kemampuan B-2 Spirit tersebut kemudian dimasukkan ke dalam laporan yang berjudul Stockpile Stewardship and Management Plan (SSMP), yang akan diserahkan sebagai laporan untuk Tahun Fiskal 2024. NNSA adalah bagian dari Departemen Energi, bertugas mengawasi persediaan nuklir Amerika melalui koordinasi dengan militer AS.

Selain B-2 Spirit, B-21 Raider, F-15E Strike Eagle, F-35 dan F-16 serta pesawat sayap ayun NATO (Tornado milik Jerman) akan disertifikasi untuk bisa membawa bom nuklir B61-12. Untuk B-2 Spirit berhasil melakukan tahapan uji coba bom nuklir tersebut, salah satu uji cobanya dilakukan pada Juli 2022 lalu. Mengutip artikel TheDrive.com, seri B61 adalah salah satu senjata nuklir yang paling lama bertahan di gudang senjata AS. B61-12 pada akhirnya akan menggantikan varian B61-3, B61-4, dan B61-7 yang sudah ada.

Produksi pertama B61-12 selesai pada akhir tahun 2021, dan senjatanya mulai dikirim ke militer AS pada tahun 2022. Program B61-12, secara teknis merupakan upaya perpanjangan operasional B61, saat ini dijadwalkan bisa selesai pada Tahun Anggaran 2025. B61-12 bukanlah senjata yang sepenuhnya baru, bom ini memanfaatkan komponen dari berbagai jenis B61 yang sudah ada sekaligus menggabungkannya dengan berbagai fitur baru dan lebih baik.

Kemampuan baru paling signifikan yang ditemukan pada B61-12 adalah paket panduan presisinya. Namun, fungsi ini tidak akan dapat digunakan ketika senjata tersebut digunakan pada F-16 milik Angkatan Udara dan negara-negara anggota NATO tertentu, serta Tornado Jerman.

Quote:


B61-12 memiliki roket kecil di bagian belakang badannya yang memutar bom untuk membantu menstabilkannya, disebut sebagai bom dial-a-yield yang dapat diatur untuk meledak dengan berbagai tingkat kekuatan ledakan. Hasil tingkat kekuatan ledakan maksimum yang dilaporkan adalah 50 kiloton. Hal ini serupa, atau bahkan identik pada hasil tertinggi pada B61-4 (45-50 kiloton).

Pengujian penerbangan B61-12 pada B-2 serta pesawat lainnya telah berlangsung selama bertahun-tahun. Pada tahun 2018, ketika bom masih dalam pengembangan, NNSA mengumumkan telah menyelesaikan putaran awal uji penerbangan kualifikasi end-to-end pada B-2. Bulan Juni tahun itu, B-2 melakukan tes lain yang menunjukkan kemampuan pembom menggunakan Radar Aided Targeting System (RATS).RATS akan digunakan untuk menggantikan sistem GPS, karena dalam misi pengeboman; kemungkinan pesawat pembom tidak bisa mengakses/memakai sistem GPS.

Sementara itu, batas waktu kapan B61-12 akan disetujui untuk digunakan dengan F-35, F-15, F-16, atau pesawat NATO lainnya masih belum jelas. NNSA dan Angkatan Udara AS sebelumnya telah mengumumkan sertifikasi awal B61-12 pada F-15E dan F-35A . Angkatan Udara Kerajaan Belanda secara terbuka mengumumkan pada awal bulan November 2023 bahwa, mereka telah mencapai tonggak sejarah dengan berhasil memasang versi uji B61-12 pada F-35A-nya.

Quote:


Di sisi lain, opsi persenjataan nuklir B-2 juga masih mencakup bom nuklir B61-7, B61-11, dan B83-1. Spirit saat ini adalah satu-satunya pesawat yang disetujui untuk menggunakan bom-bom tersebut. B61-7 adalah varian berkekuatan lebih tinggi dari keluarga B61, yang kabarnya dapat diatur untuk meledak dengan kekuatan hingga 400 kiloton. Sementara B83-1, memiliki desain yang benar-benar berbeda dengan hasil maksimum ledakan di kelas megaton.

B61-11 dan B83-1 dimaksudkan untuk menyerang target bernilai tinggi yang terkubur dalam dan diperkeras, seperti bunker komando dan kontrol strategis serta silo rudal. Pemerintahan Presiden Barack Obama sempat menghentikan sepenuhnya operasional B83-1, sebuah keputusan yang kemudian dibatalkan pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump.

Sementara pada Tinjauan Postur Nuklir 2022 yang disusun Presiden Joe Biden kembali memerintahkan penghentian B83-1, tetapi detail spesifik dari rencana penghentian B83-1 tetap dirahasiakan. Sebelumnya telah ada diskusi tentang kemungkinan B61-12 menggantikan B61-11 dan B83-1 melalui kemampuannya untuk memfokuskan beban muatan secara lebih tepat berkat kit panduan dan stabilisasi putarannya. Namun, rencana itu dibatalkan, dan Pentagon lebih memilih versi baru B61 dengan semua fitur baru dan lebih baik dari B61-12, namun ledakan maksimalnya setara B61-7. Untuk sementara, versi baru ini disebut B61-13.

Quote:


Saat ini pengembangan bom nuklir B61-13 masih harus menunggu persetujuan Kongres, hal ini membuat persedian B61-12 menyusut dalam tingkat tertentu. Karena Pentagon ingin memakai B61-12 dan B61-13 sebagai senjata nuklir utama. Sejauh ini, masih dirahasiakan berapa total bom nuklir B61-12 dan B61-13 yang ingin dibeli. Selain itu, versi 13 hanya dibuat eksklusif untuk militer AS, dan tidak akan digunakan oleh anggota aliansi NATO. Seandainya B83-1 dan B61-7 dihentikan penggunaannya, maka akan menyisakan B61-11, 12, dan 13 sebagai satu-satunya bom gravitasi nuklir yang ada di gudang senjata AS.

Sementara itu, pembom B-52H tidak lagi diperbolehkan membawa bom gravitasi nuklir jenis apa pun. Pembom tua ini hanya diizinkan membawa rudal jelajah berkepala nuklir seperti AGM-86B Air Launched Cruise Missile (ALCM), tapi senjata ini akan segera digantikan oleh AGM-181A Long Range Stand-Off (LRSO). Dan diperkirakan bisa dibawa oleh B-52H serta B-21 Raider pada 2030-an.

Di sisi lain, sebuah pembom siluman yang bisa membawa senjata nuklir akan memberikan detterent effectkepada negara di kubu Blok Timur. Dan meski jarang melakukan dan mempublikasikan uji coba senjata nuklir, sejatinya denyut nadi pengembangan bom nuklir di Blok Barat belum berhenti. Dengan diizinkannya B-2 membawa bom nuklir, kita bisa melihat sekilas gambaran bagaimana Amerika akan merespon konflik atau gesekan yang melibatkan senjata nuklir di masa depan.


---------------




Referensi Tulisan: TheDrive.com& National Nuclear Security Administration (NNSA)
Sumber Foto: sudah tertera
jlamp
yoseful
jagotorpedo
jagotorpedo dan 7 lainnya memberi reputasi
8
693
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread6.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.