damar.jagadAvatar border
TS
damar.jagad
12.ingkang Part 1:Kehebatan Ajian Bolo Sewu: Pertempuran Sang Naga

7.ingkang (1)

Dikeheningan malam yang terasa teramat panjang ,sunyi tercipratkan cahaya Dari sang rembulan yang terlihat angkuh bak penguasa malam bersama kemerlip bintang yang menjadi punggawanya,hening dingin desiran angin yang seakan berlari mebuai bumi yang seakan terlelap dalam tidur panjangnya berselimutkan mimpi dengan nyanyian kelelawar dalam kelamnya malam.sekelebat bayangan dari dia yang bukan keturunan adam terlihat melayang cepat memecah keheningan malam itu.iya itu kala ranu yang melayang secepat kilat kearah rumah kontrakan kami.bapak ,pakdul dan raden arum kusumo terlihat mengejarnya dengan kecepatan yang sama,

Setelah joko umbaran berlalu membawa jasad dewi tembang laras Mbah mir kiyai getap dan simo ludiro pun mulai bergegas keluar dari medan laga itu untuk menyusul raden arum kusumo ,bapak dan pak dul raden arum kusumo yang bergerak lebih cepat dari kala ranu pun telah berhasil mencegat pelarian kala ranu yang sudah hamper sampai ke rumah kontrakan keluargaku

“hey ulo bosok ngaleho percuma kowe dudu tandinganku”( hey ular busuk enyahlah percuma kau bukan tandinganku )ucap kala ranu geram

“ora peduli sing baku aku iso mepalangi kowe demit alas watang”(tak perduli yang penting aku bisa menghalangi jalanmu demit alas watang) ucap raden arum kusumo lantang

Kala itu jam sudah menunjukkan pukul; 2 dini hari dimana bumi masih terlelap dalam buaian mimpi yang tan pa diketahui diatas mereka akan terjadi pertempuran lagi ,kala ranu yang sangat geram mendengar ucapan raden arum kusumo pun mulai merapal ajian bolo sewu nya lagi

“gusti,pak dul panjenengan mlajar dateng griyo rumiyen kuatose mangke mboten wonten engkang jagi trah pungkasan”ucap raden arum kusumo sembari menurunkan pak dul dan bapak ,

Bapak dan pak dul pun hanya mengangguk lalu bergegas berlari menuju rumah kontrakan keluargaku setelah sampai di pelataran rumah ,sekitar rumah kala itu suasananya teramat hening sunyi pak dul dan bapak yang mulai bejaga didepan rumah merasakan betapa mencekamnya kala itu,dari kejauhan bapak dan pak dul hanya mampu mendengar debuman suara dua makhluk bukan keturunan adam itu tengah bertempur dengan suara yang mampu membangunkan bulu roma yang tengah tertidur,

Dilain tempat mbah mir yang telah kembali ke wujud semula bergegas menyusul raden arum kusumo bersama simo ludiro dan kiyai getap

Dari kejauhan terlihat kilatan kilatan cahaya serta debuman suara pertarungan raden arum kusumo dan kolo ranu.

Raden arum kusumo yang menghadapi wujud ajian bolo sewu kala ranu pun terlihat mulai kewalahan meladeni ratusan sosok kolo ranu

Dan mulai terjatuh ketanah bersimbah darah sosok naga yang telah berubah menjadi wujud raden arum kusumo itu pun jatuh bermandikan darah,tak mampu membendung kekuatan dari ratusan wujud kala ranu

Mbah mir ,simo ludiro dan kiyai getap yang telah sampai dilokasi pertarungan mendapati raden arum kusumo yang terkapar bermandikan darah ,dengan tergesa kiyai getap menghampiri raden arum kusumo dan mencoba menolongnya,simo ludiro yang terlihat mulai dicengkeram amarah itu langsung berubah wujud menjadi sosok harimau putih yang teramat besar setinggi gajah mulai menerkam kearah ratusan wujud kala ranu itu ,mbah mir yang juga dicekam emosi kala itu mengeluarkan ajian gelap sayuto yang mampu memanggil petir dari atas langit dan mulai menyambar nyambar kearah ratusan sosok kala ranu itu dalam sekejap ratusan sosok kala ranu itu telah musnah berubah menjadi kepulan asap ,yang membumbung namun yang tak disadari mereka adalah sosok tubuh asli kalaranu telah melesat kearah rumah kontrakan yang tengah dijaga bapak dan pak dul ,dalam sekejap kalaranu pun telah sampai didepan rumah kontrakan kami bapak dan pakdul yang tercengang mengetahuinya,seketika ketakutan menghinggapi mereka berdua dihadapan mereka terlihat sosok mengerikan yang menebar hawa kengerian,dia layaknya jurang yang tak bisa dilewati oleh bapak dan pak dul,pak dul dan bapak mencoba menghalangi namun apa daya kesaktian makhluk itu terlalu jauh diluar nalar seakan akan bapak dan pak dul tengah terhanyut didalam mimpi terburuknya ,tanpa banyak bicara kala ranu pun menyerang mereka berdua dalam sekejap pak dul dan bapak pun terlempar menghempas tanah,memuntahkan darah

Dari kejauhan mbahmir mendengar suara debuman lagi dari arah rumah kontarakan kami langsung bergegas berlari yang disusul oleh simo ludiro yang masih berujud harimau putih itu sesampainya dipekarangan rumah mbahmir mendapati bapak dan pak dul telah tersungkur ditanah dengan darah yang meleleh disisi bibirnya

“janc*k demit asu ternyata dia mengalihkan perhatian kita”ucap mbahmir yang segera bergegas kea rah pintu rumah hendak membukanya namun tiba tiba muncul cahaya putih kekuningan dari dalam rumah yang menghempaskan mbahmir dari sana diikuti sosok koloranu yang juga terlempar keluar dari dalam rumah,sesuatu diluar dugaan mereka pun terjadi muncul sosok berselimutkan cahaya putih kekuningan turun perlahan dari atas langit malam sosok yang tidak sama sekali diduga olek mereka sosok pria muda bermahkotakan emas yang memiliki hiasan mirip matahari disisi belakangnya dengan rambut panjang memutih,berpakaian sangat indah berwarna biru tua dengan benang benang emas sebagai hiasannya ditangan kanannya terlihat pria itu membawa sebuah penda mirip trisula berkepala 2 atas dan bawah ditangan kirinya terlihat ia menggenggam sebuah kitab yang melayang duduk diatas awan yang terlihat melingkar seperti ayunan menampakkan arura kadewatan yang memancar dari tubuhnya ,perlahan ia melayang turun dan menatap kearah kala ranu dengan sayu seketika itu tubuh kala ranu pun terangkat dari atas tanah

“ngapunten pikulun sang hyang mahameru kulo mboten sumereb menawi meniko wayah panjenengan”(ampuni hamba pikulun sanghyang mahameru hamba tidak tahu jika dia adalah salah satu keturunanmu )ucap kala ranu memelas memohon ampun

Namun ucapan kala ranu tidak digubris oleh sosok yang disebutnya sang hyang mahameru itu tubuh kala ranu yang terangkat diatas tanah tiba tiba menghitam layaknya arang dan mulai berhamburan tertiup angina musnahlah kala ranu malam itu ,kemudian sosok sanghyang maha meru itu menatap mbahmir ,pakdul,bapak simo ludiro dengan senyum yang menenangkan

“pangapunten panjenengan ini siapa ?” Tanya mbah mir

“hong mas namah sidem ngger cah bagus uningono ulun iki ugo eyang kito kang aran sang hyang mahameru yo sang hyang pasupati mongko kito durung tau weruh marang ulun”(hong mas namah sidham ngger anak bagus ketahuilah aku ini juga eyangmu yang bernama sanghyang mahameru atau sanghyang pasupati,memang kau belum pernah tau tentangku) ucap sanghyang mahameru dengan suara lembut

“kok panjenegan bisa ada disini eyang ?”Tanya mbah mir lagi

“tak babarne ingkang sejati yo ngger,sejatine teko pirangane sanak turunan ulun iku kang nompo serat aji kolo cokro biso diitung ngganggo deriji salah sijine atmojo kito ngger,mongko soko kuwi ulun bakal matedak lan bakal ngawat awati ‘amergo wis kawiwitan ing jaman kapengker serat aji kolo cokro iku dadi pengantu antune gedeng permoni lan anak anake kanggo mbubrahke jagad sak isine ngger”(kuberi tahu yang sebenar benarnya ya ngger,sejatinya dari seluruh anak turunku yang terwarisi serat aji kolocokro itu bisa dihitung dengan jari,salah satunya adalah anakmu ngger,maka dari itu aku akan dekat dan selalu menjaganya karena sudah sejak jaman dahuluserat aji kolocokro itu menjadi idaman gedeng permoni(batari durga) dan anak anaknya untuk menebar kerusakan dibumi dan seisinya ,ngger)ucap sang hyanhg mahameru menjelaskan

“Lalu apa yang harus kami lakukan eyang?”Tanya mbahmir

“ngger anak bagus ulun ngerti opo sing mbok kekarepake nangging yen gawe caramu iku ora bakal iso ngger,”(ngger anak bagus,aku sudah mengerti apa yang hendak kau lakukan tapi jika memakai caramu itu akan percuma ngger)ucap sanghyang mahameru yang telah mengetahui rencana mbahmir

“lantas dengan cara apa saya harus mnyembunyikan auranya eyang”Tanya mbahmir yang mulai kebingungan

“si ponang jabang bayi gendongen mrene ngger,ulun ingkang bakal nutup ananging iki ugo ora iso nutup selawase ono titiwancine bakal kabuka karepe dewe ,sesok ono dalane dewe ngger ojo khuwatir”(bawalah kesini cucumu ngger,aku yang akan menutupnya sendiri,namun ini juga tak bisa menutup selamanya ada kalanya ia akan terbuka dengan sendirinya,nanti aka nada jalannya sendiringger jangan khawatir)jawab sanghyang maha meru

“le nu bawa anakmu kesini le”perintah mbah mir kepada bapak

Tanpa banyak bicara bapak bergegas menuju kamar tempat aku dan ibuk tengah tertidur

Dengan pelan bapak membangunkan ibuk

“buk anaknya biar aku gendong kedepan dulu ya”ucap bapak

“mau ngapain tho pak,Kamu kan sudah dijelasin sama bapak kan tadi sore”jawab bapak

“ ya sudah hati hati ya pak”ucap ibuk setengah khawatir

Lalu bapak pun mngendongku dan membawaku ke pelataran rumah

“terus gimana ini pak”Tanya bapak kearah mbahmir

Belum mbahmir mejawab tiba tiba aku yang ada digendongan bapak terbang melayang kearah sang hyang maha meru

Terlihat sanghyang mahameru tersenyum melihatku dan membelai lembut kepalaku dari tangan kiri sang hyang maha meru tibatiba muncul keris sepanjang satu jengkal melayang laying bercahaya pancawarna yang berpendar menerangi sekelilingnya dengan cahaya kemilaunya ,tangan kiri sanghyang maha meru dimana keris itu melayang diatasnya diarahkannya keatas dadadku keris yang tadinya ada diatas telapak tangan sanghyang maha meru tiba tiba berpindah keatas dadaku lalu turun dan masuk perlahan kedalam dadaku dan menyatu kedalam tubuhku setelah keris itu tak terlihat lagi dan menyatu kedalam tubuhku seketika lambang kala cakra itu muncul ditengah tengah dahiku memancarkan cahaya putih menyilaukan yang tiba tiba meredup dan hilang setelah itu sanghyang mahameru mengecup dahiku dengan lembut lalu berucap

“sesok yen wis titi wancine eyangmu bakal nemoni siro maneh kulub”(nanti jika sudah saatnya eyangmu akan menemui mu lagi cucuku tersayang)

Pelahan tubuhku yang masih terlelap tidur mulai melayang turun kearah gendongan bapaku lagi

Dibarengi dengan tubuh sanghyang maha meru yang perlahan terbang keatas lalu menghilang berssama hembusan angin malam itu.

“sudah selesai akhirnya kepada saudaraku semua aku ucapkan terima kasih sebesar besarnya atas bantuannya”ucap mbahmir dengan kelegaan hati

“iyo podo podo mir ojo sungkan goleki aku yen ono opo opo”ucap simo ludiro yang mulai menghilang layaknya debu yang tersapu angina

Malam panjang yang dilalui dengancucuran darah dan isak tangis itu pun berlalu.

11.kinanthi part 2
riodgarp
bukhorigan
anwaranwar93
anwaranwar93 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
1.3K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.