radarjember.id - Hadir dan tidaknya Menkopolhukam Mahfud MD di Jember, Minggu (26/11) malam, menjadi tidak berguna alias tidak penting di mata sejumlah wartawan. Ini terjadi karena ada oknum berseragam MNC melarang wartawan liputan tokoh yang menjadi kandidat Cawapres RI itu.

Sejatinya, Mahfud datang ke Jember sebagai Menkopolhukam, sebagai Cawapres, atau datang secara pribadi tetap layak untuk diliput. Apalagi, Mahfud merupakan tokoh dengan rekam jejak yang sedemikian brilian. Namun demikian, Cawapres Mahfud yang digadang-gadang bisa diliput atau diwawancara oleh sejumlah wartawan, harus terhenti karena ada larangan liputan dari oknum berseragam MNC.

Hingga acara pengajian salawat bubar, sejumlah wartawan tetap tidak bisa liputan karena dihadang oleh orang-orang berseragam MNC. "Sampai acara salawat bubar, saya dan banyak wartawan lain tidak boleh masuk oleh orang yang pakai seragam MNC, jelas kecewa. Ini kan Menkopolhukam sekaligus Cawapres, kok dilarang liputan, aneh!," kata Ilham wartawan Jawa Pos Radar Jember yang datang ke Ajung.

Menurutnya, kedatangan Mahfud tidak berguna lagi bagi wartawan yang tidak diperkenankan masuk oleh oknum berseragam MNC. "Katanya kalau liputan harus izin, saat ditanya izin ke siapa tidak jelas," imbuhnya.

Ilham saat itu datang bersama wartawan Kompas TV, RTV, Tribun, dan JTV. Namun, nasib wartawan ini juga sama dengan dirinya yaitu dihalangi liputan. "Jadi hanya MNC saja. Sampai bubar oleh orang MNC tetap tidak boleh masuk," jelasnya.

Nah, atas insiden larangan liputan Cawapres Mahfud oleh oknum berseragam MNC ini, timbul pertanyaan yang macam-macam. Apakah oknum berseragam MNC sudah menjadi tim penjaga Menkopolhukam? Apakah oknum MNC itu sudah menjadi barisan pengaman cawapres? Atau apakah oknum MNC sudah menjadi tim pengamanan pengajian salawat?. Hingga acara bubar dan berita ini ditulis, tiada penjelasan mengapa ada larangan liputan Cawapres Mahfud. (nur)

jawapos.com