Jarum jam menunjukkan tepat pukul 22:00 WIB. Di saat yang bersamaan, ada seorang gadis remaja yang sedang termenung di dalam kamarnya. Gadis itu bernama Lita.

Lita adalah seorang gadis yang berusia 15 tahun yang tinggal di kota Surabaya. Lita duduk di bangku kelas 10 SMA. Di keluarganya, Lita adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakak perempuan Lita, Vita, adalah seorang mahasiswi tahun pertama.

Sejak ia masih duduk di bangku kelas 6 SD, Lita sudah berencana untuk bekerja keras untuk menggalang dana, dan dana yang terkumpul rencananya akan didonasikan kepada anak-anak penderita kanker.

Di dalam kamarnya, Lita berpikir bagaimana caranya ia berdonasi kepada anak-anak penderita kanker, sedangkan Lita belum bisa bekerja karena Lita belum berusia 18 tahun.

'Bagaimana ya caranya aku menggalang dana untuk didonasikan kepada anak-anak penderita kanker?' pikir Lita

'Apakah aku harus berjualan roti di kantin sekolah untuk menggalang dana?' pikir Lita

'Apakah aku harus berjualan asesoris hasil kerajinan tanganku di kelas untuk menggalang dana?' pikir Lita

'Tidak, tidak. Aku tidak punya talenta berjualan. Talentaku hanyalah mengarang cerita dan menulis puisi' pikir Lita

Sekitar 1 jam kemudian, Lita baru ingat, bahwa ia masih punya akun penulis berbayar di aplikasi novel online di ponselnya yang tidak pernah ia gunakan selama 2 bulan lebih.

Rencananya, Lita akan menggunakan aplikasi novel online di ponselnya tersebut untuk mengarang sebuah novel. Novel online tersebut mengisahkan tentang perjuangan seorang gadis penderita leukemia akut yang berhasil sembuh total dari penyakitnya karena gadis tersebut punya semangat yang tinggi untuk berjuang melawan penyakitnya, berdoa dengan tekun dan selalu berpasrah diri pada kehendak Tuhan.

Tak lama kemudian, Lita pun mulai log in ke aplikasi novel online di ponselnya, kemudian ia mulai menulis novel online karangannya tersebut.

Setiap hari, selama 107 hari berturut-turut, Lita selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menulis satu bab novel per harinya. Setiap kali Lita selesai menulis novel, Lita selalu berdoa dan berpasrah diri sepenuhnya kepada Tuhan, supaya hanya kehendak Tuhan sajalah yang terjadi di dalam hidupnya.

Setelah proses penamatan novel karangannya tersebut selesai, Lita tetap tidak bisa berhenti berdoa dan berpasrah diri kepada Tuhan.

Sekitar sebulan kemudian setelah novel karangan Lita tersebut tamat, secara ajaib novel karangan Lita tersebut viral di dunia maya. Kini, pendapatan dari novel karangan Lita sudah mencapai 7 juta rupiah.

Nama Lita langsung populer di seluruh tanah air. Lita kemudian menjadi seorang selebritis pendatang baru tanah air. Selain itu, Lita juga sering diundang di berbagai acara talkshow di televisi.

Kisah novel karangan Lita kemudian diadaptasi oleh seorang sutradara menjadi sebuah film yang diperankan oleh aktris dan aktor papan atas tanah air.

Setelah terkumpul pendapatan sebesar sekitar 100 juta rupiah dari novel online karangannya tersebut, Lita kemudian mendonasikan pendapatannya tersebut untuk kesembuhan anak-anak penderita kanker di seluruh Indonesia.

Air mata Lita pun mengucur deras tak lama setelah ia berhasil mendonasikan pendapatan dari novel online karangannya tersebut kepada anak-anak penderita kanker. Lita tampak menangis bahagia karena impiannya untuk berdonasi kepada anak-anak penderita kanker berhasil terwujud. Sekarang, Lita pun mulai mengerti, bahwa Tuhan pasti akan menunjukkan mujizat-Nya, asalkan kita sudah berdoa dengan tekun, berusaha semaksimal mungkin dan mau berpasrah diri kepada kehendak Tuhan.