Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

damar.jagadAvatar border
TS
damar.jagad
Collector:Arum(2)Pertemuan Di Tengah Malam
“dek nu kayaknya udah waktunya”ucap pak dul sambil merogoh kantong jaketnya untuk mengeluarkan sesuatu

“dek nu sana ambil linggis terus buat lubang di tiap pojok rumah kamu “ lanjut pak dul memerintah

Tanpa banyak kata lagi bapak langsung mngambil linggis yang ada di dalam rumah lalu mulai menggali di 4 sudut sisi luar rumah tak seberapa lama 4 lubang itu pun telah selesai dibuat oleh bapak

“sudah selesai nih pak dul terus gimana?” Tanya bapak sambil menghampiri pak dul

“nih deknu kamu tanem ini satu tiap satu lubang terus uruk lagi lubangnya?ucap pak dul sambil menyerahkan 4 bungkusan kain berwarna hitam yang dijahit kasar

Lalu bapak pun menerima 4 bungkusan kain itu dan bergegas untuk menguburnya disetiap sudut rumah yang telah dilubangi oleh bapak.setelah apa yang diperintahkan pak dul telah diselesaikan oleh bapak bapak pun bergegas berjalan kearah pak dul lagi

“sudah semua pak dul.”ucap bapak ke pak dul sembari menunggu jawaban dari pak dul namun pak dul hanya mengangguk kemudian memejamkan matanya sambil berkomat –kamit merapalkan sebuah do’a yang bapak sendiri pun tak tahu bahasa apa yang di pakainya setelah beberapa menit pak dul pun terdiam lalu membuka matanya

“apa kamu ingin tau dek nu apa yang sebenarnya terjadi”ucap pak dul tiba –tiba tanpa memandang kearah bapak dan hanya memandang keatas rumah dengan wajah yang menegang

“iya pak dul,lha emang pak dul lihat apa sih kok kayaknya tegang amat?”setuju bapak sambil bertanya penasaran,kemudian pak dul menoleh kearah bapak dengan muka tegangnya

“ lebih baik kamu liat sendiri deknu” ucap pak dul sambil mengulurkan kedua tanganya dan meletakkan kedua jempol tangannya kearah mata bapak,reflek bapak memejamkan matanya lalu pakdul menariknya perlahan kearah berlawanan,tiba tiba bapak merasakan hangat di kedua pelupuk matanya

“buka mata kamu deknu”ucap pak dul lirih

Setelah bapak mulai membuka kedua matanya ,bapak merasa pandangannnya sangat jernih dan terang ,sejenak bapak memandngkan kedua matanya kearah rumah yang tengah dikontaknya itu bapak terpaku membelalakan matanya.disana ia melihat ada semacam kubah kaca transparan yang mengelilingi rumahnya bapak mencoba menggosok gosokan kedua tangannya kearah kedua matanya seakan-akan tidak percaya akan apa yang sedang dilihatnya,

“pak dul apa itu pak dul ?”ucap bapak tertegun dengan apa yang dilihatnya

Dengan memandang kea rah bapak pak dul berucap

“itu pager gaib yang barusan kita buat deknu”

“……”bapak terdiam menanggapi apa yang barusan diucapkan oleh pak dul

“coba deknu kamu lihat apa yang ada di atas kubah yang kamu lihat itu ,saranku kuatkn hatimu”ucap pak dul kepada bapak

Tanpa menjawab bapak langsung menengadahkan kepalanya dan memandang kearah atas rumahnya disana bapak melihat pemandangan yang tidak pernah terbayangkan dalam benaknya atau dalam mimpi terburuknya sekalipun,dimana disana bapak melihat gennangan darah hitam yang bermuncratan ke berbagai arah menguarkan bau anyir darah yang seketika itu membangkitkan hawa kengerian yang menguar dari benak bapak yang masih tertegun membelalakkan matanya kearah atas rumahnya .

“a….a….aPa y..yang terjadi di…di…atas sana ,pakdul”ucap bapak bergetar menahan hawa kengerian yang menguar

“pembantaian ,deknu ...kuatkan hatimu dan terus lihat apa yang terjadi”ucap pak dul masih dengan mukanya yang menegang

Bapak melihat lagi kearah atas rumahnya, masih dengan rasa ketakutan yang semakin mencengkeramnya bapak mencoba mempertajam pandangannya kearah atas rumahnya ia kembali terkejut mengetahui apa yang ia lihat,terlihat disana seekor ular yang sangat besar ,bermoncong agak panjang,berambut mirip singa terlihat 2 tanduk mencuat dari atas kepalanya yang mirip dengan tanduk banteng yang terlihat mengerikan,mata besarnya menatap tajam kearah sekeliling rumah ,dimulutnya yang bergigi tajam besar terlihar sosok tubuh hitam berbulu yang tengah terkulai dengan tubuh yang tidak lengkap sedang dikunyah oleh sosok mirip ular itu terdengar suara gemeretakan tulang yang seperti dipatahkan dari arah mulut makhluk itu,dalam waktu sepersekian detik makhluk mirip ular itu mulai menelan tubuh yang terkulai tak berdaya itu,tiba tiba muncul cahaya merah seperti api yang terbang cepat diatas kepala makluk mirip ular menuju kearah kepalanya ,namun makluk itu dalam sekejap mebuka mulutnya dan muncul cahanya seperti petir dari dalam mulutnya dan…

”DUAAAAAR …….” Terdengar suara petir menggelegar dngan cahaya menyilaukan ,akibat hantaman 2 cahaya merah dan putih kebiruan itu sekejap suasana menjadi gelap lagi setelah hilangnya pendaran cahaya hasil tabrakan 2 energi yang tak diketahui itu,seketika itu munculah sesosok berpakaian hitam panjang berpenutup kepala yang terlihat compang camping dengan membawa semacam obor di tangan kanannya ,dengan suara berat sosok itu berkata

“ULO BOSOK NGOPO KOWE MEPALANGI AKU LAN SAK BOLOKU ANGGONE GOLEK PANGAN …..!”ujar sosok berpakaian hitam itu dengan nada marah kearah makhluk berwujud mirip ular bertanduk itu,terlihat makhluk berujud ular bertanduk itu hanya menggeram dengan menatap tajam kearah sosok bertudung kepala berpakaian hitam itu,tiba-tiba terdengar suara berat menggelegar dari arah makhlud berwujud mirip ular itu

“GRRRRR……MINGGATO,OPO KOWE LUWEH SENENG DADI CADONG PANGANKU” dengan masih menggeram makhluk berwujud mirip ular itu mengeluarkan suara menggelegar bernada ancaman kepada sosok itu.tiba tiba dibelakang sosok bertudung kepala itu muncul puluhan sosok mengerikan yang memiliki postur tubuh tidak wajar,salah satu makhluk bermulut sangat lebar bermata hitam legam dengan rambut keriting terurai mendekat kearah sosok sosok bertudung kepala itu

“ndoro ,sampeyan mundur mawon kulo lan sak bolo bakal nyate ulo wengi iki” ujar sosok bermulut sangat besar itu kepada sosok bertudung hitam yang dipanggilnya ndoro itudengan nada meremehkan

“lambe watang ,iyo…majuo aku yo pengen ngicipi sate ulo”ucap sosok bertudung kepala itu menyebut nama sosok bermulut besar itu sambil mengangguk dan tersenyum meremehkan kearah makhluk berujud ular itu,namun makhluk berujud ular itu hanya menggeram dan menatap tajam ,ke arah Lambe Watang dan kelompoknya sambil berucap

“SUMBARMU……. MAJUO KABEH BAKAL TAK RANTUS DADI CADONG PANGANKU HAHAHAHAH”masih dengan suara menggelegarnya meremehkan

Tiba tiba dari tubuh panjang besar makhluk ber ujud mirip ular itu mucul 4 kaki bersisik yang bercakar mirip cakar elang yang besar ,berhiaskan kuku tajam mirip tombak yang mencuat dikelima jari yang terdapat di keempat kakinya.

Melihat itu Lambe watang yang sedari tadi menahan amarah pun memerintahkan puluhan demit berwajah mengerikan itu untuk maju bersamaan menyerang makhluk berujud mirip ular itu.para makluk itu pun melayang cepat kearah makhluk berujud ular itu,namun dalam sekejap makluk berujud ular itu sudah lenyap dari tempatnya tadi berdiam ,tiba tiba terdengar suara daging terkoyak disertai gemeretak tulang yang terpatahkan dengan darah hitam yang terpercik kearah muka lambe watang dari sisi kirinya,lambe watang pun menolehkan mukanya ke arah percikan darah itu berasal,disana ia melihat makhluk berwujud mirip ular itu dengan mulut bercucuran darah hitam yang ternyata adalah darah 4 sosok besar yang menggantung tak bernyawa disisi mulutnya yang terlihat mengunyah tubuh dari keempat sosok besar itu lalu menelannya,

Sepersekian detik kemudian makhluk berujud mirip ular itu melayang dan terlihat mengembangkan 4 cakar ber kuku sangat tajam itu ,tiba –tiba makhluk berujud mirip ular itu bergerak seperti kilat yang sangat cepat, setiap sosok yang dilewati oleh kilat itu langsung terpotong-potong dengan darah hitam yang bermuncratan ,dalam sekejap puluhan makhluk mengerikan itu sudah berubah menjadi tumpukan danging yang seperti dicacah dan darah hitam yang menggenang,hingga pada akhirnya hanya tersisa lambe watang yang berhadap hadapan dengan makhluk berwujud mirip ular tersebut

“ENDI SUMBARMU SING SUNDUL LANGGIT MAU DEMIT ELEK,HAHAHAHA TANGGEH LAMUN KOWE AREP NGAWONKE AKU”Ucap makhluk berwujud ular itu tertawa menggelegar meremehkan sambil menatap tajam kearah lambe watang,lambe watang hanya menggeram dengan tatapan penuh amarah

“HUAH……WELUT SAWAH BAKAL TAK AKONI KOWE SAKTI YEN PANCEN ISO NANDINGI PUSOKOKU KERIS BALUNG URIP”lambe watang berujar penuh amarah ,lalu membuka mulut besarnya lebar dan memasukkan tangan kanannya kedalam mulutnya yang terbuka dan memasukkannya hingga sebatas siku lalu tak seberapa lama lambe watang mengeluarkan tangannya perlahan , tangan yang baru dikeluarkan dari mulutnya itu terlihat menggenggam sesuatu yang terlihat panjang sejengkal yang semakin lama semakin terlihat ,benda itu adalah sebuah keris berbilah berwarna putih seperti tulang yang seperti dibuat secara kasar benda itu memancarkan aura mengerikan berwarna hitam,dan mengarahkan keris itu kearah makhluk berujud mirip ular itu sambil tertawa

“HAHAHAHA ,HAYO WELUT SAWAH MAJUO TANDINGONO AKU ,ORA BAKAL MUNDUR NASIO SAK JANGKAH”

“GRRRRR…..”geram makhluk berujud mirip ular itu sambil meluncur kearah lambe watang yang juga mulai melayang terbang menuju makhluk berujud mirip ular itu

“DUARRRR,BRUAK ……DUAK”suara tabrakan dua makhluk itu

tak lama kemudian 2 sosok itu saling terlempar berlawanan arah terlihat luka menganga disisi kiri makluk ber ujud ular itu namun anehnya luka itu terlihat langsung menutup kembali seperti semula,disisi lain lambe watang yang tersungkur telah kehilangan keris balung urip yang digenggamnya terlihat keris itu melayang ditengah tengah medan laga diatas rumah kontrakan yang ditinggali keluargaku itu ,tak menyia-nyiakan waktu makhluk berwujud mirip ular itu meluncur cepat kearah lambe watang dan langsung menggigit tubuh lambe watang yang terkulai lemah itu dengan rahangnya yang besar dan mengangkatnya ke atas,dengan lemahnya lambe watang berucap memelas

“welut sawah aku arep kok kapakke ,ojo pateni aku ampun aku njaluk ngapuro”

Namun makhluk berujud mirip ular itu tak menggubrisnya dan “kress,……krieeek…krek…..”suara makluk berwujud mirip ular itu mengoyah tubuh lambe watang yang terkulai lemah lalu melemparkannya ke segala arah,kemudian dengan cepat makhluk berujud ular itu mendekati keris balung urip yang tengah melayang itu dan memasukkanya kedalam mulutnya lalu menatap kearah sosok bertudung kepala itu yang sedari tadi melihat pertarunggannya dari jauh

“SAIKI WAYAHMU EBLES…..” dengan geram makhluk berwujud mirip ular itu menantang sosok bertudung kepala itu

“heheheheh….durung wayahe “ kekeh sosok betudung itu menjauh pergi

Disisi lain bapak dan pak dul yang tengah menonton pembantaian yang sedari tadi membuat bapak dan pak dul terpaku tak bisa berkata-kata ,tiba tiba terkaget saat sebuah benda jatuh kehadapan mereka berdua,benda itu adalah kepala lambe watang yang tergeletak berlumuran darah dihadapan mereka,melihat hal semengerikan itu bapak terjatuh kebelakang memandang lekat kearah potongan kepala itu yang lambat laun mulai menguap menjadi asap dan hilang

“p…p…pak dul ….kepala nya ilang kemana”ucap bapak terbata bata melihat kejadian yang tak pernah ia bayangkan seumur hidupnya

“udah dek nu gak usah di pikirin sudah mati dia”ujar pak dul dingin

Setelah menjawab pertanyaan bapak,pakdul maju beberapa langkah dan terlihat berkomat-kamit merapal sesuatudan kemudian bersila memunggungi bapak,kemudian pakdul memandang sejenak kearah bapak sambil menggerakkan tangan mengisyaratkan bapak untuk mengikuti apa yang sedang dilakukannya ,bapak pun mengangguk menuruti dan ikut duduk bersila disebelah pak dul.

Sejenak kemudian bapak melihat pak dul memandang kearah makhluk berujud mirip ular bertanduk itu sambil menganggukkan kepalanya ,bapak masih melirik pak dul dengan penuh Tanya,tak seberapa lama bapak melihat makhluk berujud mirip ular itu melayang ,bergelung turun dari atas rumah mendekati pak dul dan bapak ,dengan mata terbelalak bapak melihat makhluk itu melayang turun kehadapannya tengan tubuh yang teramat besar yang melebihi tinggi rumah dengan sisik berwarna hijau keemasan dengan sederetan gibi besar tajam yang terlihat disisi mulutnya ,terlihat ular raksasa itu mulai menyusut dan perlahan lahan berubah menjadi sosok bertapih batik kawung dengan telanjang dada dikepalanya terlihat udeng yang mengikat di kepalanya dengan hiasan seperti bros emas di sisinya, senyum manis tiba tiba tersungging di wajah tampannya sambil memandang ramah kearah bapak dan pakdul

“assalamualaikum,den pangapunten panjenengan ini siapa,klo boleh tau..?”Tanya pak dul kearah sosok pria muda itu

Masih dengan senyum manis nya pria itu menjawab

“ jenengku raden arum kusumo ”seketika itu bau arum memuar dari mulutnya seperti arum bunga yang menenangkan yang membuat pak dul dan bapak tiba –tiba merasa sangat tenang dan mulai mengaburkan rasa ketakutan di hati bapak yang sudah mencengkeramnya sedari tadi

“ panjenengan ini asalnya darimana?” Tanya pak dul menyambung

“aku soko kesatrian sapto pratolo gunung arjuno” jawab pria bernama raden arum kusumo itu lagi dengan masih menyunggingkan senyumnya

“tujuan panjenengan disini itu apa?”Tanya pak dul lagi meyelidik

“aku nang kene iki mergo diutusi karo junjunganku kanggo njaga turunane “ucap raden arum kusumo menjawab,mendengar itu bapak langsung memberanikan untuk bertanya mendahului pak dul yang hendak bertanya lagi dengan rasa penasaran yang tak terbendung

“menjaga….dari apa? Terus junjungan sampeyan itu siapa?”Tanya bapak mencecar

“kulo wonten mriki niki njogo saking poro bongso alus peteng engkang gadai raos srakah…… gusti,mangsuli pitakonan panjenengan engkang kekalih kulo nyuwun pangapunten kulo mboten di keparengaken mangsuli ,gusti,”jawab raden arum kusumo menundukkan kepalanya

“Terus kenapa kok baru muncul sekarang kok ngak dulu dulu aja”Tanya bapak beteka teki

“ meniko amergo atmojo panjenengan engkang ragil,mergo atmojo njenengan engkang wuragil nguaraken gondho arum kang mijil saking rah kawaris nanging kulo mboten saget ngandhani panjenengan langkung katah mergi kulo kuatos bakal nerak pacak”jawab raden arum kusumo tertunduk sambil menakupkan kedua tangan di depan dahinya

“sampai kapan…?”Tanya bapak setengah berputus asa

“sampun dipikir perkawis niki …gusti ,kulo bakal njagi sak kuat kulo” ucap raden arum kusumo mempertegas

“……” bapak terdiam mendengar jawaban itu

“pak dul matur nuwun wes sak bantu nggawekke pager ning kene ,”ucap raden arum kusumo menoleh kepada pak dul

“injih….tapi kok panjenengan tahu nama saya…?”jawab pak dul sembari bertanya keheranan mendengar namanya di sebut oleh raden arum kusumo

“iyo aku wes weruh sampeyan,yo wes mongko wes titi wancine aq tak njaluk pamit, lek ono opo opo sebuten jenengku aku mesti bakal teko”jawab raden arum kusumo lalu berpamitan sembari berpesan,

“injih den nderekaken”ujar pak dul meng iya kan

Tiba tiba tubuh raden arum kusumo mulai memudar dari pandangan layaknya debu yang tertiup angin.tak seberapa lama suara adzan subuh pun mulai terdengar dari kejauhan

“sudah subuh deknu “ujar pakdul ke bapak yang tengah terdiam

“iya pak dul ,balik yuk capek aku”jawab bapak

“ayo deknu”ajak pak dul menimpali

Setelah bapak melewati malam panjang yang melelahkan itu bapak mulai merebahkan dirinya diatas kursi panjang yang berada di ruang tamu tak seberapa lama bapak pun terlelelap tertidur.

Cahaya surya menerobos sela-sela jendela ruang tamu yang jatuh menerpa wajah bapak yang tengah tertidur lelap,perlahan silau cahaya seakan merobek dan memaksa bapak terjaga dari tidur lelapnya dalam buaian rasa lelah yang mendera,bapak mulai terbangun dari lelapnya tidur

“jam berapa ini ? ” ucap bapak lirih sembari memandang kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 10.00 pagi

“sudah jam 10 pagi” bapak kemudian mulai berdiri dan melangkahkan kakinya kearah kamar mandi untuk mencuci mukanya yang terasa berat

Saat bapak melewati kamar disana ia melihat mak ni yang tengah menimang –nimang aku di gendongannya

“mak ….ibuknya anak2 kemana?” ujar bapak menyapa makni

“ lagi kekamar mandi le..lha kamu kok baru bangun jam segini?”jawab mak ni sembari bertanya kepada bapak dengan wajah bertanya tanya

“ iya mak kecapekkan kayaknya aku” ujar bapak menjawab pertanyaan yang dilontarkan mak ni

“oooh “ ucap mak ni pendek

Tak seberapa lama ibuk pun keluar dari kamar mandi dengan rambut basah terlilit handuk sambil berjalan pelan,meringis menahan sakit yang masih terasa

“buk kok udah dipake jalan apa sudah agak enakan tho?”Tanya bapak

“iya pak tak buat jlan sama mandi biar gak ngalem”jawab ibuk

“ ya wes ati ati gak usah di paksain”ucap bapak mengingatkan

Tanpa berucap apaun ibuk hanya tersenyum sembari mengangguk kemudian bapak pun mulai melangkahkan kaki ke kamar mandi.

Siang harinya bapak menemui pak dul hendak mengucapkan terima kasih atas bantuan pak dul semalam

“pak dul…..”panggil bapak kepada pak dul dari kejauhan karna bapak melihat pak dul yang hendak pergi entah kemana

“deknu sini ayo ikut”jawab pak dul setengah berteriak sembari melambaikan tangannnya kearah bapak

“ mau kemana pak dul…?” Tanya bapak setelah sampai di hadapan pak dul

“yuk ngopi ke warungnya kang man”ajak pak dul kearah bapak

“yuk ,aku juga belum ngopi ini pak dul”ujar bapak menyetujui ajakan pak dul

Kemudian mereka berdua pun melangkahkan kaki kearah warung kopi kang man,sesampainya mereka di warung kopi kangman mereka pun memesan 2 gelas kopi kesukaan mereka,tak seberapa lama kopi pun telah selesai dibuat dan diantar oleh kang man kearah meja yang ditempati bapak dan pak dul.

“nih kopinya ,eh gimana semalem tembusan porkasnya …?”kangman sambil meletakkan 2 gelas kopi diatas meja yang ditempati pak dul dan bapak

“boncos kang man…”ucap pak dul kearah kang man dengan menampilkan acting kecewa

“walah sayang banget ya….”ucap kang man sambil berlalu kembali ke gerobak dagangannya

Bapak hanya tertawa kecil sambil menatap kang man berlalu

“oh iya pak dul makasih ya pak dul buat yang semalem”ujar bpak menoleh lagi kearah pak dul

“iya dek nu sama-sama tapi…….”ujar pak dul menjawab

“lho tapi kenapa pak dul..?”Tanya bapak menimpali

“jadi gini lho deknu ,klo liat intensitas gangguannya kayak semalem aku jadi gak yakin pager gaib yang kita buat bisa bertahan lama “ujar pak dul bimbang

“ kok gitu ppak dul..”

“klo buat demit demit kroco aja sih aku yakin kuat ,tapi kalo demitnya kelas tinggi semua kayak semalem jadi gak yakin aku dek ,sesakti-saktinya raden arum kusumo juga belum tentu bertahan selamanya”ucap pak dul setengah khawatir

“lha terus gimana pak dul baiknya”ujar bapak yang mulai gusar

“aku juga belum ada ide deknu”ujap pak dul sambil menatap kosong kearah jalan raya di sebelah warung kopi kang man

Mereke pun terdiam cukup lama sambil mencoba mencari solusi,matahari pun beranjak meninggi yang menandakan sudah tengah hari ,

“udah siang deknu,yok pkita pulang dulu aq juga butuh waktu buat mikir solusinya gimana”

“ya udah yuk pak dul,Kayaknya kakeknya anak anak juga mau kerumah ini”timpal bapak

“oh bapakmu tho dek ya wes yuk”balas pak dul

Kemudian mereka berdua pun melangkah pulang disiang itu tanpa menemukan solusi yang pasti.



=====================
anwaranwar93
pulaukapok
belajararif
belajararif dan 9 lainnya memberi reputasi
10
464
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.