Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • 15 DAFTAR PRODUK yang Terancam DIBOIKOT Imbas Serangan Israel di GAZA

big.long69Avatar border
TS
big.long69
15 DAFTAR PRODUK yang Terancam DIBOIKOT Imbas Serangan Israel di GAZA
15 DAFTAR PRODUK yang Terancam DIBOIKOT Imbas Serangan Israel di GAZA



Boikot ini bertujuan untuk memberikan tekanan ekonomi dan politik kepada Israel agar menghentikan agresinya dan mengakui hak-hak Palestina.

Boikot ini dilakukan dalam rangka gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS), yaitu gerakan global yang mendorong boikot, divestasi, dan sanksi terhadap Israel.

Gerakan ini diluncurkan pada tahun 2005 oleh 170 organisasi masyarakat sipil Palestina, dan telah mendapatkan dukungan dari berbagai negara, tokoh, artis, akademisi, dan aktivis di seluruh dunia.


1. GRAB

Perusahaan jasa layanan on demand asal Malaysia ini juga terancam diboikot setelah istri pendiri Grab Anthony Tan, yakni Chloe Tong, mengunggah dukungan terhadap Israel di media sosial.

Melalui Instagram pribadinya, @chloetong, istri Anthony Tan tersebut mengaku sangat menyukai Israel dan menjadi destinasi paling favorit bagi keluarganya untuk berlibur. Ia juga membagikan foto ketika ia, sang suami, dan anaknya berlibur ke Israel.

Imbas unggahan tersebut, banyak warganet Malaysia dan Indonesia yang memilih untuk memboikot Grab setelah unggahan Chloe Tong tersebut.

Pada 3 November lalu, Grab Malaysia mengeluarkan pernyataan bahwa apa yang diunggah Chloe merupakan pendapat pribadi dan tidak berkaitan dengan kebijakan Grab.

Dalam pernyataan resmi yang diunggah di X, Grab Malaysia juga mencantumkan pernyataan dari Chloe Tong yang menyatakan bahwa unggahan tersebut ia buat tanpa memahami terlebih dahulu apa yang tengah terjadi di Gaza.

Pasca viralnya pernyataan Chloe Tong tersebut, Grab Indonesia merilis keterangan bahwa pihaknya telah mengirimkan bantuan senilai Rp3,5 miliar untuk korban konflik di Gaza pada Minggu (5/11/2023).

Dalam rilis tersebut, Grab Indonesia juga menyatakan tidak mendukung "tindakan apapun yang tidak mengindahkan perikemanusiaan dan perikeadilan" dan "kami tidak mengambil sikap netral dalam perlindungan kemutlakan hak asasi manusia", serta mendukung upaya untuk "menciptakan perdamaian yang nyata dan adil".


2 Coca-Cola

Coca-Cola diketahui memiliki pabrik di kawasan Atarot, meskipun Atarot merupakan daerah yang disebut sebagai daerah pemukiman ilegal Israel di Palestina.


3. McDonald’s


Waralaba kedai burger asal Amerika satu ini juga turut menjadi salah satu jenama yang banyak diboikot. Hal tersebut bermula setelah McDonald’s Israel secara terbuka memberikan bantuan makanan kepada anggota militer Israel (IDF) selama serangan Hamas ke Israel di awal Oktober lalu.

Hal tersebut kemudian mendapatkan kecaman, seiring dengan eskalasi konflik Israel-Hamas yang kian memanas.

Kecaman tersebut juga datang dari McDonald's dari negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Oman, Kuwait, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Turki.

Melansir REUTERS, pihak McDonald's Arab Saudi telah mengeluarkan pernyataan bahwa bantuan makanan ke militer Israel adalah murni kebijakan McDonald's Israel dan tidak berhubungan dengan McDonald's secara global.



4. Starbucks

Jaringan kedai kopi global asal Amerika ini masuk dalam daftar jenama yang diboikot setelah mengajukan tuntutan kepada serikat pekerja mereka, Starbucks Workers United, di Amerika yang mengumumkan dukungan terhadap Palestina pada 11 Oktober 2023 lalu.

Starbucks menuntut serikat tersebut karena merasa bahwa mereka bukan bagian resmi dari perusahaan dan telah menyalahgunakan logo dan properti intelektual milik Starbucks.


5. Nestle

Perusahaan makanan dan minuman Swiss ini juga memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan-perusahaan Israel yang terlibat dalam pendudukan dan penjajahan Palestina, seperti Osem Group, yang merupakan produsen makanan ringan, pasta, saus, dan kopi.


6. Danone

Perusahaan makanan dan minuman Prancis ini memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan-perusahaan Israel yang terlibat dalam pendudukan dan penjajahan Palestina, seperti Strauss Group, yang merupakan produsen susu, yogurt, keju, dan es krim.


7. Unilever

Perusahaan multinasional Inggris-Belanda ini memiliki anak perusahaan yang beroperasi di permukiman ilegal Israel di Tepi Barat, seperti Ahava, yang memproduksi produk kecantikan dari lumpur Laut Mati yang dicuri dari wilayah Palestina.


8. Amazon

Perusahaan e-commerce Amerika ini dituduh mendiskriminasi warga Palestina dengan memberikan layanan pengiriman gratis kepada pelanggan di Israel, termasuk di permukiman ilegal di Tepi Barat, tetapi tidak kepada pelanggan di wilayah Palestina.


9. Google


Perusahaan raksasa internet ini dikritik karena menghapus nama Palestina dari peta Google Maps dan menggantinya dengan nama Israel.

Hal ini dianggap sebagai bentuk penghapusan identitas dan sejarah Palestina oleh Israel.


10. PUMA


Perusahaan olahraga Jerman ini menjadi sponsor resmi Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA), yang mencakup klub-klub yang berbasis di permukiman ilegal Israel di Tepi Barat.

Hal ini dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional oleh Israel.


11. Hewlett Packard (HP)

Perusahaan teknologi Amerika ini dituduh membantu Israel dalam mengawasi dan membatasi pergerakan warga Palestina dengan menyediakan sistem ID biometrik, komputer, printer, dan scanner kepada pemerintah dan militer Israel.


12. Walt Disney


Perusahaan hiburan Amerika ini dikritik karena mendanai organisasi-organisasi pro-Israel yang mendukung permukiman ilegal di Tepi Barat, seperti Friends of the IDF (FIDF) dan Birthright Israel.

13. AXA Insurance

Perusahaan asuransi multinasional asal Prancis ini juga turut menjadi sasaran boikot.

Perusahaan yang beroperasi di Eropa, Amerika Utara, dan Asia ini diboikot lantaran termasuk dalam perusahaan raksasa yang ikut berinvestasi pada perusahaan penyokong pemukiman ilegal Israel di Palestina.

Pada 2015 lalu, AXA diketahui pernah berinvestasi ke sejumlah bank (Hapoalim, Leumi, serta Mizrahi) dan produsen senjata terkemuka Israel (Elbit Systems) yang terlibat dalam upaya pemukiman Israel di Palestina.

Meskipun telah menjual sebagian besar saham mereka di perusahaan-perusahaan Israel tersebut sejak 2018, namun perusahaan ini disebut kembali berinvestasi ke perusahaan-perusahaan yang juga terlibat dalam pemukiman ilegal Israel, seperti General Mills, Manitou, CETCO Group, RE/MAX Holdings, Solvay, dan Terex pada 2021 lalu.


14. Siemens

Konglomerat Jerman yang berfokus pada produsen manufaktur ini juga masuk dalam daftar boikot karena dianggap mendukung Israel.

Hal tersebut dikarenakan Siemens merupakan pemegang kontrak pembangunan proyek EuroAsia Interconnector.

Proyek tersebut merupakan proyek pembangunan kabel listrik bawah laut yang akan menghubungkan jaringan listrik Israel dengan jaringan listrik Eropa dan menjadi sarana utama perdagangan listrik Israel-Eropa yang dihasilkan dari gas fosil.

15. Chevron

Perusahaan energi terbesar di dunia ini juga disebut secara tak langsung turut andil dalam upaya pemukiman Israel di tanah Palestina.

Hal tersebut dikarenakan Chevron merupakan pemegang hak operasi tambang minyak bumi di kawasan Laut Tengah yang diklaim dimiliki oleh Israel.

Berkat kerja sama Israel-Chevron tersebut, Israel diperkirakan mendapatkan miliaran dolar dari proyek penambangan minyak bumi tersebut.

Chevron juga merupakan perusahaan yang pernah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Kalimantan Timur, sebelum perusahaan tersebut menyatakan mengundurkan diri sejak 2021 lalu.
screamo37
sunnigo
riodgarp
riodgarp dan 3 lainnya memberi reputasi
2
1.2K
68
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.