Ku tak bisa berhenti, untuk mengagumimu
Walau kini yang ada, kamu tak mau

Ku tak bisa berhenti, untuk mencintaimu
Jangan tanyakan mengapa, karena ku tak tahu....huhuhuhuhu










Banyak sekali tingkah konyol Sandy yang bikin Siska malu bahkan sakit hati, tapi tiap kali Sandy merasa dia mempermalukan siswi paling cantik di sekolah itu maka pasti berujung pada permintaan maaf yang menghiba-hiba.

"Dipikirnya aku akan luluh dengan muslihatnya mempermalukanku di depan semua orang terus dengan cepat langsung minta maaf begitu saja." Geram siska memendam amarah.

Dentang bel istirahat berbunyi, para jagoan itu pun keluar kelas sambil tertawa terbahak-bahak. Aku melihat Siska yang sedikit menitikkan air mata,

"Nggak apa-apa sis, dia emang orangnya suka bercanda!" Ujarku berusaha meredam emosinya,

"Apa, dia begitu terus tiap hari!"

"Bikin kesel." Jawab Siska mewek,

"Nggak usah dipikirin lah, namanya juga cowok. Biasanya ya kayak gitu."

"Dah yah, aku tinggal ke kantin dulu, kamu mau pesen apa Sis? Aku beliin es buah ya!" Ujarku melihat wajahnya sambil merasa prihatin, berbalik badan dan aku menyeringai puas untuk kejadian ini.










Dan benar saja setelah istirahat selesai, Sandy dengan pedenya duduk sebangku dengan Siska. Siska yang menelungkup kepalanya kebawah meja dan menutupi dengan tangan agar tak terlihat oleh teman-temannya sedang menangis malah bikin sandy berpikiran siswi pujaannya itu malu-malu tapi mau,

Mencolek punggung Siska, Sandy:

"Sis, kok diem. Ngomong dong!"

Ani, Santi, Aulia dan Yani yang mulai kesal dengan tingkah Sandy pun sudah tak bisa mentolerir kekurang ajaran sikap itu,

Santi: "San, kamu dipanggil ke ruangan BP sama bu Wenda, sekarang!"











Ganti baju sebentar, Sandy pun langsung keluar tak lupa membawa kencrung/gitar kecil agar naik angkot nggak bayar dan untung-untung kalau bisa dapat uang.

Hidup berdua di rumah kontrakan hanya dengan sang ibu yang hanyalah seorang wanita buruh pabrik ini akhirnya membuat sandy mau tak mau mengambil jalan cepat yaitu mengamen demi menutupi pengeluaran dan biaya hidup mereka berdua, biasanya dari selepas pulang sekolah sampai jam 10 malam dia ngamen ya lumayan, minimal 100 ribu dia dapatkan.


Tok, tok, tok....

"Permisi, apakah ini rumah pak Ruslan?"

Sandy mengetuk rumah mewah di kawasan elite Lippo Karawaci,

Kreeeeek, dug dug der...

Sang wanita yang membukakan pintu dan begitu pula Sandy sama-sama kaget luar bisa,



"Lho Sandy?"


"Oh, Siska!"





Selesai.