indoheadlinesAvatar border
TS
indoheadlines
Pilu Warga Gaza Usai Gereja Digempur Israel: ke Mana Saya Harus Pergi?


Gaza City - Gereja ortodoks Yunani di Jalur Gaza yang dihantam serangan udara Israel menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil yang menghindari perang. Para korban selamat dalam serangan ini menuturkan kini mereka tidak memiliki tempat untuk berlindung, terutama saat perang terus berkecamuk antara Hamas dan Israel.


"Ke mana saya harus pergi sekarang? Tidak ada tempat tinggal," ucap salah satu penyintas yang tidak disebut namanya, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (20/10/2023).

Sedikitnya delapan orang tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran terhadap gereja bernama Saint Porphyrius Church yang ada di area al-Zaytoun, Gaza City tersebut. Gereja itu digempur serangan pada Kamis (19/10) waktu setempat.

Laporan kantor berita Palestina, WAFA, menyebut anak-anak dan perempuan termasuk di antara korban tewas, namun jumlahnya tidak disebut secara jelas. WAFA menyebut jumlah korban tewas dan korban luka masih mungkin bertambah.

Baca juga:
Serangan Israel Sasar Kompleks Gereja Tertua di Gaza, Sejumlah Orang Tewas
Dengan mengutip sumber-sumber di lapangan, kantor berita Palestina melaporkan bahwa pengeboman itu menyebabkan runtuhnya gedung Dewan Pengurus Gereja, yang menampung beberapa keluarga Palestina, baik Kristen maupun Muslim, yang mengungsi di gereja itu saat serangan Israel terus berlanjut.

Sebuah video yang diposting akun media sosial Al Jazeera Arab menunjukkan dua korban luka tiba dengan ambulans di fasilitas medis Gaza.

Reaksi keras datang dari Patriarkat Ortodoks Yerusalem atas pengeboman gereja di Jalur Gaza tersebut, yang menyampaikan 'kecaman paling keras'.

"Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaganya, serta tempat perlindungan yang mereka sediakan untuk melindungi warga yang tidak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah karena serangan udara Israel terhadap wilayah permukiman selama 13 hari terakhir, merupakan kejahatan perang," tegas Patriarkat Ortodoks Yerusalem dalam pernyataannya.


Saint Porphyrius Church merupakan gereja tertua di Jalur Gaza yang memiliki sejarah panjang. Gereja ini dibangun antara tahun 1150-an hingga tahun 1160-an silam oleh Tentara Salib dan diberi nama sesuai dengan Uskup Gaza pada abad ke-5 silam.

Berbicara beberapa hari sebelum gereja itu dihantam serangan, salah satu pendeta pada gereja ortodoks Yunani itu, Bapa Elias, memperkirakan Israel bisa menargetkan gedung gereja dalam serangannya.


Setiap serangan terhadap gereja, sebut Elias, 'tidak hanya merupakan serangan terhadap agama, yang merupakan tindakan keji, tapi juga merupakan serangan terhadap kemanusiaan'.

www.detik.com







bukatelapak
MemoryExpress
dragunov762mm
dragunov762mm dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.2K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.