ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Yang Ingin Kusampaikan Padamu


Katanya Eminem bisa mengucapkan 7,6 kata per detik. Katanya kecepatan transfer informasi otak bisa mencapai 431 km/jam. Dari dua fakta itu saja kita bisa tahu bahwa ada terlalu banyak hal yang kita pikirkan, tetapi mulut tak sanggup mengungkapkan.

Biasanya manusia akan berpikir sebelum bicara. Terkadang seseorang perlu waktu begitu lama sebelum mantap dengan apa yang akan dia ucapkan. Terkadang bukan hanya mulut yang tak mampu, tapi keberanian tak kunjung ketemu. Akhirnya seseorang pun berakhir diam dan tak pernah mengungkapkan apa yang sebenarnya ada di kepala.

Banyak yang mengalami hal itu, termasuk aku. Padahal apa yang ingin aku ucapkan hanya tiga kata sederhana. Aku cinta kamu.



Sudah bertahun-tahun aku memendam rasa pada Monica. Tujuh tahun sejak awal masuk Sma hingga wisuda. Siapa yang menyangka sebuah perasaan bisa bertahan begitu lama? Kami cuma teman baik, tidak lebih, tapi rasa cinta itu tak mau hilang meski tak ada yang pernah memeliharanya.

Aku cukup yakin Monica suka padaku dan ini bukanlah analisis yang terlalu narsis. Monica itu cantik, ada puluhan pria yang sudah menyatakan cinta padanya, tetapi dia selalu menolak dengan alasan ada orang lain yang dia suka. Anehnya, dia malah terus dekat denganku dan tak pernah membicarakan pria lain.

Saling chat basa-basi, menunggu sepulang sekolah agar bisa pulang bareng, mengambil jurusan dan mata kuliah yang sama, bahkan menunggu agar bisa wisuda bareng. Kalau bukan cinta apalagi namanya?



Sudah saatnya untuk menaruh tanda titik pada perasaan tak berujung ini. Antara ya atau tidak, aku tak akan menyesal. Tujuh tahun adalah waktu yang panjang dan itu adalah masa-masa yang indah. Setelah wisuda aku yakin kami akan menapaki jalan kami masing-masing dan hubungan ini akan berubah selamanya. Sebelum itu terjadi aku akan menyampaikan apa yang sudah terpendam di hati selama tujuh tahun ini.

Kapan aku akan melakukannya? Saat wisuda? Terlalu klise. Aku berencana menembaknya di malam sebelum wisuda. Jika dia menerima maka ini akan jadi momen tak terlupakan sepanjang masa. Dan jika dia menolak … aku akan tetap gembira karena sudah wisuda.



Akhirnya aku pun memberanikan diri mengundangnya ke kafe tempat kami biasa nongkrong. Kafe ini punya banyak kenangan dan kuharap akan ada satu kenangan indah yang akan menjadi penutup kisah kami di sini.

Dalam keramaian aku menunggu jawaban. Biasanya Monica akan menjawab chat dengan cepat, tapi kali ini dia bahkan belum membaca pesanku. Mungkin dia sedang mandi atau sibuk berdandan menggunakan toga untuk esok hari.

Setengah jam aku menunggu dan belum ada balasan. Kuberanikan menelpon, tidak diangkat. Di saat-saat seperti ini aku jadi tak tahu apa yang harus kulakukan. Apa aku harus mengalah dan menunggu esok hari atau terus berusaha dan menyatakan cinta hari ini?



Ahh! Pertanyaan bodoh, mau berapa lama lagi aku harus menunggu? Akhirnya aku pun mengendarai motorku dan langsung tancap gas ke rumahnya. Kalau orangtuanya ada di sana mungkin aku akan melamarnya sekalian.

Menempuh macet menempuh bising, akhirnya aku pun tiba di rumahnya. Rumahnya ramai tak seperti biasanya. Aku tak begitu mengenal orang-orang yang ada di sana jadi aku tak berani asal masuk dan menemui Monica. Kira-kira kenapa meraka ada di sini? Apa keluarga Monica mengadakan syukuran kelulusan?

Dan kemudian suara ambulan terdengar dari kejauhan. Jantung yang semula tenang kini berdetak berantakan. Firasat buruk memang selalu muncul saat sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Tidak … tidak mungkin kan?

Ambulan pun mendekat dan berhenti tepat di depan rumah Monica. Orang-orang mundur dan memberi jalan. Apa yang keluar dari pintu belakang yang terbuka adalah mimpi buruk yang menjadi nyata.

Aku cinta kamu.Cuma itu yang ingin aku sampaikan. Namun, ternyata tiga kata itu tak bisa keluar dan tak lagi ada maknanya.

Monica sudah tiada. Dia tak lagi bisa mendengar kata-kata yang kupikirkan sejak tujuh tahun lalu. Tubuhnya sudah dingin dan kaku, tak lagi ada apa pun yang bisa dia rasakan. Bahkan kalimat aku cinta kamu dari orang yang dia cintai. Semua … sudah kehilangan artinya.



Tujuh tahun kata-kata itu dipendam. Tujuh tahun yang disia-siakan. Tak peduli seindah apa rencana manusia, semua kehilangan makna saat takdir sudah berkata. Kata-kata pun berubah jadi air mata. Monica, wanita yang kucinta dan ingin hidup bersama dengannya selamanya, tak akan pernah tahu bahwa aku mencintainya.

Kenapa aku selalu menunda-nunda? Kenapa aku mengira waktu akan menjadi milik kami selamanya? Sekarang apa yang tersisa? Apa?!!

Cuma mayat yang tak lagi bisa tersenyum dan bicara. Cinta itu tak pernah disuarakan, tak pernah mekar, mati sebelum tumbuh. Pada akhirnya yang tersisa cuma penyesalan. Andai saja aku punya keberanian. Andai saja mulut ini lebih berani berkata. Andai saja kata-kata itu bisa mencapainya.

Namun semua cuma khayalan di kepala. Dia telah pergi dan apa pun yang kulakukan tak akan membuatnya kembali. Pada akhirnya yang keluar bukanlah aku cinta kamu, tapi hanya air mata dan tangisan pilu.

--END--


laeliaa
mr.pr1nce463
koi7
koi7 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
640
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.