Sumber Gambar

E-commerce di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh adopsi teknologi yang semakin luas, peningkatan penetrasi internet, perkembangan infrastruktur digital, dan perubahan perilaku konsumen yang semakin mempengaruhi gaya belanja orang-orang zaman sekarang.

E-commerce di Indonesia juga didukung oleh adopsi pembayaran digital yang semakin luas, seperti transfer bank, uang elektronik, dan dompet digital. Selain itu, logistik juga menjadi faktor penting dalam perkembangan e-commerce di Indonesia. Beberapa perusahaan logistik telah bertransformasi menjadi solusi logistik khusus untuk e-commerce, memungkinkan pengiriman yang lebih cepat dan efisien.

Meskipun demikian, e-commerce di Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan. Tantangan ini termasuk regulasi yang kompleks, infrastruktur logistik yang masih terbatas, tingginya tingkat retur produk, dan persaingan yang ketat antara platform-platform e-commerce. Membuat persaingan kian ketat dan semakin menarik untuk disimak.


Sumber Gambar

Rupanya persaingan bukan hanya ada di lingkaran e-commerce saja. Karena nyatanya para penjual di toko-toko offline pun turut merasa tersaingi dengan adanya e-commerce ini. Sebagai contohnya adalah TikTok Shop yang belakangan ini ramai dibicarakan oleh orang. Hal ini merupakan imbas dari protesnya pedagang tanah abang yang menyebut bahwa keberadaan TikTok Shop merusak harga.

Sampai akhirnya drama ini pun membuat TikTok Shop ditutup per 4 Oktober 2023 lalu. Presiden melalui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membuat regulasi baru terkait e-commerce yang akan lebih diawasi nantinya. Dengan ditutupnya TikTok Shop tentu banyak pedagang berharap bahwa Pasar Tanah Abang kembali ramai didatangi para pembeli.

Namun ada kabar baru yang tengah beredar di sosial media di mana katanya TikTok Shop akan kembali dibuka pada 10 November 2023. Hal ini lantas menjadi pertanyaan banyak orang di platform media sosial X. Kebenaran dari informasi ini pun masih belum jelas. Pihak TikTok juga belum memberikan pernyataan resminya.


Sumber Gambar

Menanggapi hal ini Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Kemendag memberikan pernyataan. Ia menyebut bahwa terkait informasi itu dirinya belum tahu dan baru mendengar. Untuk bisa membuka kembali e-commerce-nya Tiktok harus lebih dulu memenuhi perizinan ke Kemendag. Dan sampai saat ini belum ada permohonan izin masuk ke Kemendag dari Tiktok.

Akan tetapi, Kemendag akan terus memantau perkembangannya. Menurut TS, bisa saja TikTok Shop kembali dibuka akan tetapi dengan aplikasi yang berbeda. Serta izin usaha yang berbeda. Jadi tidak akan menyatu dengan aplikasi TikTok yang kita kenal untuk menonton video. Dengan begini, seharusnya TikTok bisa mendapatkan izin.

Pasalnya salah satu alasan mengapa TikTok Shop dihapus adalah karena selama ini perizinan yang dipegang oleh TikTok hanya untuk sosial media bukan untuk berjualan. Sehingga keputusan untuk menutup TikTok Shop dirasa cukup fair. Karena memang e-commerce dan social media tidak seharusnya ada di satu platform.


Sumber Gambar

Dengan potensi pasar yang besar dan meningkatnya antusiasme konsumen terhadap belanja online, e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh dan berkembang dalam beberapa tahun mendatang. Salah satunya mungkin TikTok, asalkan berani bersaing dengan e-commerce yang sudah lebih dulu besar namanya seperti Tokopedia dan Shopee.

Karena TikTok sebelumnya memang menjadi salah satu tempat bagi banyak penjual dan pembeli bertransaksi. Tempat orang mencari rezeki sama halnya seperti di Tanah Abang. Jadi semoga bila dibuka kembali akan semakin bermanfaat.



Gimana menurut kalian mengenai TikTok Shop?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi