Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Dapur merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah rumah. Dari dapurlah tercipta masakan-masakan yang akan dinikmati semua penghuni rumah sebelum melakukan aktivitas sehari-hari. Di dapur juga ada banyak kisah yang telah terjadi di sana.

Dapur rumah kami sendiri sudah mengalami renovasi. Dulu, untuk memasak, keluarga kami menggunakan tungku. Setiap akan memasak, dengan sigap emak akan menyalakan api di tungku dengan membakar kayu. Kayu-kayu itu sendiri ada yang dibeli, ada pula yang didapatkan cuma-cuma dengan mengumpulkan ranting-ranting pohon yang sudah terjatuh.

Sumber gambar: Google

Saat itu dapur rumah kami sangat sederhana, hanya ada sebuah tungku, meja tempat menaruh makanan dan peralatan makan, juga sebuah dipan panjang tempat kami biasanya duduk bersama saat makan. Tak jauh dari sana ada gentong tempat menyimpan air. Sementara di sudut ruangan, ada tempat khusus untuk mencuci piring.

Masih membekas dalam ingatan ane, bagaimana gigihnya emak dulu menyuruh ane untuk belajar menyalakan api di tungku. Tentu saja, ane akan menjawab dengan berbagai alasan agar tidak disuruh belajar menyalakan api tersebut. Dan pada akhirnya emaklah yang menyalakan api, sementara ane akan bertugas menjaga api agar tetap menyala.

Keinginan kami mempunyai sebuah dapur yang layak untuk tempat memasak sudah ada sejak dulu. Namun karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, butuh waktu lama untuk mewujudkannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, alhamdulillah Bapak mulai bisa merenovasi rumah dan tentu saja merenovasi dapur sesuai apa yang kami impikan selama ini. Meski tak sebesar atau semegah dapur orang lain, tapi dapur minimalis kami yang sekarang ini sangatlah nyaman dan menyenangkan.

Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Tungku api penuh kenangan kami di dapur sudah tidak ada lagi, diganti dengan sebuah kompor gas. Dinding kayu yang turut menjadi saksi bisu perjalanan hidup kami pun sudah diubah menjadi dinding dengan keramik bunga-bunga. Tempat cuci piring sederhana pun sudah diganti dengan wastafel.

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Tak lupa, di sisi sebelah luar, ada kulkas LG inverter yang sudah lama menjadi impian kami. Kulkas dua pintu, yang memiliki desain metalik. Tak menghasilkan bunga es, sehingga sangat cocok sekali buat emak yang kebetulan sehari-hari berjualan es batu. Selain itu, kulkas LG inverter ini juga sangat hemat listrik. Lagi-lagi, sangat ramah untuk kantong keluarga.

Dulu, sebelum membeli kulkas LG inverter ini, emak selalu kewalahan dengan banyaknya bunga es di dalam kulkas. Selain itu, kecilnya freezer pun mempengaruhi jumlah es batu yang dihasilkan. Kini, setelah ada kulkas LG inverter, setiap hari emak bisa membuat es batu jauh lebih banyak tanpa risau memikirkan bagaimana membersihkan bunga es.

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Berbicara mengenai kisah, tentunya sudah banyak hal penuh kenangan yang terjadi di dapur kami. Dapur inilah yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup kami. Suka maupun duka semua telah terlewati di sini. Tak jarang saat waktu makan tiba, sembari mengantre ambil makanan, kami akan bercanda di dapur ini. Yups, jumlah orang dalam keluarga kami memang banyak. Sementara ukuran dapur yang minimalis, membuat kami harus mengantre saat hendak mengambil makanan. Moment-moment seperti inilah yang selalu kami rindukan ketika sudah pergi merantau jauh dari rumah.

Itulah sedikit cerita tentang dapur rumah kami, dari dapur klasik menjadi dapur minimalis impian. Kalau GanSist sendiri gimana? Ada cerita apa dari dapur kalian?