Hai GanSis yang budiman!

Netizen Indonesia dihebohkan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian yang menyarankan kepada masyarakat agar tidak hanya mengandalkan beras sebagai bahan makanan pokok. Hal itu dalam rangka program diversifikasi pangan yang dicanangkan oleh pemerintah saat ini. Tito mengatakan banyak bahan makanan lain yang dapat dikonsumsi selain beras. Ada jagung, ubi, hingga sukun.




Pernyataan ini kemudian menimbulkan interpretasi macam-macam dikalangan netizen. Ada yang setuju dan banyak yang menolak, bahkan menanggapinya dengan nyinyir. Bahkan ada yang bilang sebaiknya pejabat saja yang kurangi mengkonsumsi beras (maksudnya berasnya dimasak dulu yaa GanSis bukan dimakan mentah wkwkwk) agar tidak mengurangi jatah rakyat. Netizen plus enam dua ini memang makin straight forward ya GanSis, pejabat salah ngomong sedikit langsung diskakmatnya wkwkwk.

Tapi kalau dipikir-pikir sih benar juga ya GanSis. Apalagi Indonesia sejak dulu dikenal sebagai negara agraris jadi tidak ada alasan bagi kita untuk mengurangi makan nasi (beras yang dimasak) itu. Kalau saja masyarakat diedukasi agar bertani dengan baik dan benar, menggunakan teknologi pertanian mutakhir, lahan pertanian jangan dialihkan untuk membangun gedung-gedung atau pabrik, dan peran penyuluh pertanian seperti zaman orde baru digalakkan lagi, rasanya pangan tidak akan menjadi masalah serius saat ini.

Belum lagi polemik mengenai imbauan mengurangi konsumsi beras ini, pemerintah malah mengeluarkan kebijakan berikutnya yang sangat kontra dengan pernyataan Mendagri ini. Bukan hanya kontra, tetapi kebijakan berikutnya ini menurut TS bikin geleng-geleng kepala. Di satu sisi pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengurangi makan nasi, eh di sisi lain malah diadakan program bagi-bagi rice cooker gratis. Duh aduh, kayak mana ini. Bingung juga jadinya.

Semua orang tahu kalau rice cooker itu gunanya untuk memasak beras. Kalau konsumsi beras dikurangi, ngapain bagi-bagi rice cooker? Kan enggak lucu kalau rice cooker dipakai buat masak talas, singkong atau sukun.



Kayaknya sih ya, para pejabat ini enggak dibriefing dulu sebelum mengeluarkan kebijakan atau program. Makannya antara Menteri satu dengan yang lainnya tidak nyambung jadinya. Pening juga kepala kita melihat fenomena kocak nan menghibur ini.

Apapun itu, semoga saja pemerintah kedepan dapat lebih memperhatikan masalah pertanian, terutama komoditas pangan khususnya beras. Kalau dulu dengan keterbatasan teknologi dan tenaga ahli di bidang pertanian saja kita bisa keluar sebagai negara yang berhasil swasembada pangan, harusnya zaman sekarang bisa jauh lebih baik dong. Ya gak sih, GanSis?

Untuk masalah ini, bagaimana pendapat GanSis? Berikan komentar kalian ya. Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa di thread-thread selanjutnya.

Narasi : Ulasan Pribadi

Sumber Referensi :

https://www.google.com/amp/s/www.cnn...akan-beras/amp

https://finance.detik.com/berita-eko...-cara-dapatnya

Copyright @albyabby912023, All right reserved.