Bro dan sis, ada kabar panas nih dari dunia pendidikan. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Negeri 1 Taliwang, Sumbawa Barat, bernama Akbar Sarosa, sedang dirundung masalah besar. Ia dilaporkan ke polisi oleh salah satu orang tua muridnya, dan nggak tanggung-tanggung, dia dituntut denda sebesar 50 juta rupiah! Ngerti-ngerti aja gua sama perasaan si Akbar, pasti bingung dan geleng-geleng kepala.

Kejadian ini berawal saat beberapa murid di sekolah tersebut mangkir dari shalat. Lalu si Akbar memutuskan untuk menghukum mereka. Nah, dari situlah muncul masalah. Salah satu orang tua murid yang nggak terima dengan tindakan guru tersebut melapor ke polisi. Akibatnya, si Akbar harus berurusan sama hukum dan dituntut membayar denda yang gede banget!

Sebagai orang luar yang nggak tau seluk-beluk kasus ini, agan dan sista mungkin bertanya-tanya, emang apa sih sebenarnya hukuman yang diberikan oleh si Akbar ke murid-muridnya? Nggak ada informasi yang pasti tentang itu, bro. Hanya saja menurut isu yang beredar di media sosial, Akbar Sarosa menghukum murid yang tidak mau shalat berjamaah denfan memukulbya. Hukuman inilah yang kemudian membuat salah satu orang tua murid emosi sampai ngelaporin ke polisi dan nuntut denda 50 juta. Hemat ane sih, agak berlebihan ya, tapi mungkin itu sebabnya kita harus melihat dari sisi orang tua yang merasa keberatan.

Dilansir dari akun Instagram @republikaonline dan beberapa sumber lain dijelaskan bahwa pihak SMKN 1 Taliwang berharap agar Pengadilan Negeri Sumbawa membebaskan Akbar Sarosa dari tuntutan hukum yang ada. Itu semua adalah karena Akbar Sarosa memberikan hukuman dengan tujuan untuk mendisiplinkan siswa terhadap program sekolah, dan hukuman yang diberikan pun tidak mengakibatkan cidera berat atau cacat permanen.

Pihak sekolah dan bersama PGRI terus akan menyuarakan kebebasan untuk Akbar Sarosa, karena jika Akbar Sarosa ditetapkan bersalah maka akan berdampak pada sikap Guru yang akan bodo amat dengan anak didiknya karena niat baik akan dianggap salah jika orang tua wali murid tidak terima dengan sanksi yang diberikan oleh Guru untuk anak-anak mereka.

Ngeliat berita ini, gua jadi kepikiran, apa sebenarnya posisi seorang guru di mata muridnya sekarang? Dulu kan guru dihormati, tapi sekarang kayaknya nggak begitu lagi deh. Ada apa ya dengan generasi sekarang sampe mereka berani melaporin guru mereka ke polisi? Mungkin memang ada perubahan nilai dan pandangan di masyarakat kita, sista.

Sebagai guru, pasti si Akbar ingin menanamkan nilai-nilai agama dan menjadikan shalat sebagai kebiasaan bagi murid-muridnya. Tapi kita juga harus inget, agama itu ada unsur kebebasan dan ketaatan pribadi. Nggak bisa memaksakan seseorang untuk beribadah. Kita harus saling menghormati pilihan dan keyakinan masing-masing individu. Agan dan sista sendiri gimana nih pendapatnya?

Satu hal yang jelas, kasus ini bikin kita semua mikir, bro. Haruskah seorang guru dihukum gara-gara melaksanakan tugasnya mengajar dan mendisiplinkan murid-muridnya? Tapi di sisi lain, apakah kita boleh menghakimi pilihan agama seseorang? Menurut ane, ini bisa jadi pembelajaran buat kita semua untuk lebih menghargai dan menghormati perbedaan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Begitupun dengan sanksi dari Guru untuk murid yang memang melanggar aturan sekolah, ini perlu diperhatikan karena memang hukuman fisik juga sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan GanSis.

Well, semoga kasus ini segera mendapatkan keadilan yang sesuai dan semua pihak tidak ada yang merasa didiskriminasi atau dirugikan ya!