Baca berita akhir-akhir ini, kok ane makin bingung ya Gan. Banyak orang gampang emosian, mulai berita anak pukul-pukul temennya, direkam sama temen sekelompoknya sampe kemaren denger berita anak DPR aniaya pacar sampai meninggal.

Ada apa sama orang-orang ini sih? Sampe ane cari-cari informasi di Google, kenapa orang gampang marah. Pasti keluarlah semua informasi dari a sampe z, dari mulai faktor kesehatan fisik hingga kesehatan psikis.



Tapi, pertanyaannya, "Apakah kemarahan itu harus diungkapkan atau dipendam?"

Kalau diungkapin takut nyakitin, kalau dipendam takutnya jadi dendam yang terpendam terus ketumpuk seperti bom waktu yang bisa meledak kapan aja. Setelah ane berpikir sejenak, ane pernah denger cara mengungkapkan kemarahan yang efektif sehingga bisa melegakan tanpa menyakiti siapapun.

1. Teriak di Depan Ombak

Buat Agan/Sita atau siapapun yang sedang marah, ada baiknya healing sebentar ke pantai. Teriak sekenceng-kencengnya di depan ombak -tapi liat-liat dulu, kalau kemungkinan tsunami mending pulang lagi- apa masalahnya, minta maaflah dengan jujur jika merasa salah, berdoa seyakin mungkin kepada Yang Maha Mengatur bumi dan seisinya.
Sebenernya gak harus di depan ombak aja sih Gan/Sist, bisa juga di depan kereta -eh di samping kereta maksudnya, kalau di depan ketabrak donk- atau di atas gunung tapi jangan langsung loncat. Inget paylater masih numpuk, siapa yang mau lunasin kalau meninggoy duluan. 

2. Membakar Kertas

Cara kedua biar hati jadi lega, bisa nulis segala kemarahan di atas kertas. Tulis sebanyak-banyaknya, kemudian remas kertas, bakar kertas tersebut. Iringi dengan keyakinan bahwa semua kemarahan dalam tubuh sudah musnah bersamaan dengan kertas yang telah dibakar itu. Nulisnya di atas kertas ya Gan/Sist bukan di HP, kalau di HP entar yang dibakar HP-nya. Kan sayang juga ya. 

3. Guyur Badan



Saat kemarahan mencoba memenuhi pikiranmu, coba diam sejenak, hitung 1 sampai 30 dalam hati, duduk terlebih dulu, minum air putih. Jika masih terasa marah, maka mandilah. Guyur badan dengan air untuk memadamkan api kemarahan. Sambil megguyur badan, katakan dalam hati, "Tuhan, hilangkan amarah ini seiring mengalirnya air dari badanku."
Karena sesungguhnya kemarahan itu datangnya dari syetan, sesungguhnya syetan itu terbuat dari api, sesungguhnya api padam dengan air. 
Terus gimana kalau amarah masih belum hilang? Panggil DAMKAR atau sewa water cannon. 

Lantas, gimana kalau amarah masih aja belum lenyap?
Maka, pertanyakan pada diri sendiri, "Apakah kemarahan itu yang gak mau lenyap? Atau pikiran sendiri yang ingin mempertahankan kemarahan itu? Apakah pikiran sendiri yang bergumam bahwa semua masalah itu hilang jika harus melukai seseorang?"
So, sebenarnya kemarahan itu bisa lenyap dengan mudah tetapi terkadang pikiran sendiri yang membuat 'mental block' untuk mempertahankan kemarahan itu. Padahal untuk apa terus memelihara kemarahan? Untuk apa mencoba memuaskan diri untuk menyakiti balik orang yang pernah menyakiti? Kemarahan yang ditularkan hanya akan menjadi dendam yang tak berujung. 
Karena kekejaman tidak bisa dihapus dengan kekejaman kembali tetapi yang bisa memutus mata rantai kekejaman hanyalah cinta.