Gan, lo pada pernah nggak denger dosen yang minta dipanggil "Yang Mulia"? Ini kayak drama-drama persidangan yang sering kita tonton di TV, tapi kenyataannya beneran ada lho dosen yang suka maunya dipanggil "Yang Mulia". Anjir, bener-bener kelewat ya!

Media sosial tengah dihebohkan dengan screen capture alias screenshot chat group WA yang memperlihatkan seorang dosen tengah memberikan rules kepada para mahasiswa yang mengikuti kelasnya.

Dilansir dari akun Instagram @mood.jakarta, dibagikan momen chat lucu antara dosen dan mahasiswa.

Adapun dari rules yang diberikan oleh dosen, ada beberapa point yang cukup menarik perhatian GanSis. Pada point pertama yaitu dosen tidak mau dipanggil bapak karena belum bapak-bapak dan tidak mau untuk dipanggil abang karena bukan kakak dari para mahasiswa. Dosen tersebut meminta untuk dipanggil dengan panggilan "Yang Mulia", dimana panggilan ini cukup jarang didengar di lingkungan kampus melainkan lebih sering dijadikan sebagai sebutan untuk hakim di pengadilan.

Permintaan tersebut disambut dengan antusias oleh para mahasiswa yang mengikuti kelas. Mereka mengaku paham dengan memanggil langsung dosen mereka dengan panggilan "Yang Mulia". Hanya saja yang lebih lucunya lagi, dosen tersebut juga tidak mengizinkan mahasiswanya menggunakan emoticon namaste "🙏" saat chat dengannya.

Percakapan antara dosen dengan mahasiswa inipun mengundang tawa warganet. Tidak sedikit netizen yang merasa terhibur dengan dosen yang dianggap lucu dan menghibur.

Terkait untuk aturan sapaan mahasiswa ke dosen, sebenarnya ternyata nggak ada aturan yang secara spesifik mengharuskan kita panggil dosen "Yang Mulia" loh GanSis. Tapi lo tau nggak, ada alasan di balik pemanggilan ini. Katanya sih, dengan manggil mereka "Yang Mulia", itu kayak nunjukkin rasa hormat kita sama dosen. Jadi bukan sekadar formalitas aja, tapi juga tanda kita menghargai posisi dan kebijaksanaan mereka dalam ngajar.

Di beberapa lembaga pendidikan, memang ada aturan yang mengharuskan kita panggil dosen "Yang Mulia". Ini biasanya ada di kalangan dosen senior atau profesor yang punya pangkat tinggi. Tapi di lembaga lain, bisa aja ada yang minta panggilannya macem-macem, misalnya "Profesor", "Bapak/Ibu Guru", atau bahkan "Tuanku". Nah, lo bayangin aja, harus panggil dosen lo dengan "Tuanku". Ngenes banget, kan?

Nggak cuma di perguruan tinggi aja, di dunia persidangan juga ada tradisi manggil hakim dengan sebutan "Yang Mulia". Awalnya, mungkin itu cara buat nunjukkin sikap hormat sama keputusan hakim. Tapi ya nggak ada aturan yang mutlak sih, masing-masing lembaga bisa punya kebijakan tersendiri.

Kebayang nggak sih, kalo semua orang kita panggil "Yang Mulia"? Rasanya kaya lagi hidup di kerajaan aja, kita juga bisa dipanggil "Yang Mulia". Pantes aja ada yang sampe protes, abisnya kan mereka bukan raja atau ratu juga, jangan jadi sok suci gitu deh.

Menurut TS sih ini bukan sebuah hal yang perlu untuk dicari kesalahannya ya GanSis. Toh, chat tersebut juga hanya candaan antara dosen dan mahasiswa untuk mencairkan suasana dan menjalin kedekatan dengan cara yang berbeda.

Jadi intinya, kita nggak harus mentang-mentang panggil dosen "Yang Mulia". Sikap kita yang paling penting, tetap hormat dan menghargai posisi mereka. Kalo panggilannya formal, nggak ada salahnya ngikutin. Tapi yang paling penting, nggak ada aturan yang mengharuskan kita panggil mereka begitu. Jadi, jangan diikutin klaim-kalim mereka yang nggak jelas itu ya, sista dan agan!