ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Kontrak Iblis! Harta Dibayar Nyawa – KUNCEN


Belakangan ini Naryo terlihat sangat murung. Sudah beberapa kali Bayu lewat depan rumahnya dan dia terus saja melamun di kursi goyang kesukaannya. Tubuhnya mulai kurus seolah kurang makan. Mungkin dia sedang ada masalah, mungkin juga kena penyakit.

Bayu mengenalnya dari kecil. Dia dulu cuma anak miskin yang makan dari hasil sedekah tetangga, tetapi sejak merantau kini dia punya tanah di mana-mana. Beragam macam bisnis dia jalani hingga sekarang dia merupakan orang terkaya di kota ini. Lalu, apa lagi yang bisa membuatnya merenung?

Ahh, pasti itu!Bayu mengangguk-angguk. Meski kaya raya, Naryo ternyata tak diberkahi dalam urusan keluarga. Dia sudah menikah beberapa kali tapi tak ada pernikahannya yang bertahan lama. Seingat Bayu pernikahan pertamanya hanya berjalan tiga tahun. Istrinya mengalami keguguran dan meninggal satu tahun kemudian.

Setahun kemudian Naryo menikah lagi dan dikaruniai anak kembar. Sayangnya kedua anak itu dan istri keduanya meninggal dalam kecelakaan saat mereka liburan ke Puncak. Naryo menjadi satu-satunya yang selamat saat itu.

Butuh tiga tahun sampai akhirnya dia memberanikan diri menikah lagi. Namun kali ini istrinya ternyata cuma mengincar kekayaannya dan selingkuh dengan pria lain. Saat perselingkuhan mereka ketahuan mereka langsung kabur. Tak lama kemudian beredar berita mantan istri Naryo dibunuh oleh selingkuhannya dan membawa lari semua uang mereka.

Sejak saat itu Naryo belum menikah lagi. Meski demikian kabar burung bilang bahwa dia sedang dekat dengan janda kampung sebelah. Umur Naryo bahkan belum 40 tahun, dia masih punya banyak kesempatan membina rumah tangga bahagia. Meski demikian tiga pernikahan yang gagal pasti membebani pikirannya.

Bayu, yang pernikahannya bahagia dengan tiga anak, memutuskan menghampiri Naryo yang tengah gundah. Naryo menyambutnya dengan senyuman kecil dan memintanya untuk duduk.

“Iya, aku ada rencana nikah sama Sri Rahayu di kampung sebelah,” dia mengakui. “Mungkin tahun depan, tapi aku memang takut. Kira-kira … berapa lama?”

“Berapa lama?”

Naryo tertunduk. Mungkin benar kata orang, uang tak bisa membeli segalanya. Bahkan Bayu yang jelas jauh lebih miskin tak pernah merasa dirinya sedepresi itu.

“Dulu aku ini nggak punya apa-apa Yu. Makan sekali sehari aja udah syukur. Sejak orangtuaku meninggal aku memilih merantau. Di sana aku cuma jadi gembel. Kerjaan nggak ada, makan ngemis, dipandang hina sama semua orang. Aku pernah nyaris bunuh diri. Aku udah megang pecahan kaca, siap buat gorok leherku sendiri, tapi aku bertemu … dia.”

Bayu terdiam memperhatikan. Tentunya dia juga ingin jadi kaya raya dan saat ini mungkin Naryo akan membongkar rahasia kekayaannya.

“Dia bilang dia akan memberiku kekayaan. Aku tak tahu bagaimana caranya tapi setelah dia menghilang tiba-tiba aku menemukan koper berisi uang puluhan juta. Uang itu kupakai untuk membeli toko yang bangkrut dan memulai bisnis kelontong. Aku sama sekali tak tahu bisnis, tapi usahaku laku keras. Setelah itu aku membuka cabang baru dan semuanya laris.”

Naryo mengangkat kepalanya. Meski menceritakan masa lalu yang penuh kejayaan, matanya tampak begitu mati.

“Aku tak merasa nyaman di kota besar jadi aku mempercayakan bisnis ke bawahanku dan pindah kemari. Aku menikah, dan semuanya ….”

Cerita ini lari ke mana-mana, Bayu membatin. Naryo tak membeberkan rahasia apa pun dan Bayu tak mendapat apa-apa. Bayu sudah hendak bertanya apa sebenarnya yang mengganggu Naryo, tapi kalimat Naryo berikutnya membuatnya terdiam.

“Semuanya mati sebagai bayaran.”

Mendadak saja Bayu berhenti bernapas. Suasana yang tadinya membosankan langsung berubah mencekam. Bayu menajamkan telinga, takut salah dengan apa yang dia dengar.

“Dia … iblis itu memberiku harta dengan imbalan nyawa. Pertama dia memakan setengah sisa umurku, lalu anakku yang masih janin, lalu istri-istri dan anak kembarku. Nyawa mereka semua membuatku tetap kaya. Hidupku tak ada kekurangan. Apa yang harus kukhawatirkan? Tak ada! Hahaha! Tak ada.”

Dia tertawa seperti orang gila. Bayu yang mendengarnya mulai berkeringat dingin. Dia sangat berharap Naryo akan berteriak “April Mop!” tapi dua kata itu tak kunjung datang.

“Hidupku tak ada kekurangan. Bahkan iblis itu selalu mengurus semua orang yang tahu rahasiaku. Ya … semua orang.”

Dan kemudian dia menatap Bayu dengan mata tanpa belas kasihan. Tanpa satu kata pun Bayu langsung berlari sekencang-kencangnya seolah kabur dari cengkraman maut.

Tak lama kemudian Bayu ditemukan meninggal di pinggir sungai. Orang sekitar yang melihat bilang bahwa Bayu berlari kencang lalu tersandung dan kepalanya menghantam batu besar di tepi sungai. Dengan demikian bertambahlah satu lagi nyawa yang Naryo berikan pada sang iblis. Harta kekayaannya pun terus bertambah.

--END--
bagasdiamara269
winehsuka
ceuhetty
ceuhetty dan 11 lainnya memberi reputasi
12
1.1K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.