Novena.LiziAvatar border
TS
Novena.Lizi
Ustaz Abdul Somad Bantah Warga Rempang Pendatang, Unggah Manuskrip Belanda Abad-19
Ustaz Abdul Somad Bantah Warga Rempang Pendatang, Unggah Manuskrip Belanda Abad-19 Jadi Bukti

Kamis, 21 September 2023 21:29 WIB


Foto Ustaz Abdul Somad (UAS) di unggahan akun pribadinya, yang mengungkap sejarah Rempang Batam sebelum kacau. 

SRIPOKU.COM - Ustaz Abdul Somad terus bersuara memperjuangkan nasib warga Pulau Rempang dan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Terbaru, Ustaz Abdul Somad (UAS) mengatakan penduduk Pulau Rempang adalah orang asli yang sudah menetap sejak lama.

Bahkan UAS mengunggah manuskrip lama yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda yang menggambarkan kondisi Pulau Rempang pada 1849.

UAS mengunggah manuskrip kuno itu melalui akun Instagram-nya, Kamis (21/9/2023) petang.

"Manuskrip lama yang tersimpan di Perpustakaan Leiden Belanda dari tahun 1642," tulis UAS.

"Pulau Rempang sudah tercatat berpenduduk Bangsa Melayu, Mereka bukti sejarah yang kokoh di Pulau Rempang," jelasnya.

Setelah ditelusuri ini, manuskrip lama ini adalah artikel yang ditulis LA Peuze dalam Jurnal Bahasa, Tanah,dan Etnologi Hindia-Belanda (Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch-Indië) Volume 8, Edisi 1 (1862).

Jurnal itu sendiri diterbitkan oleh Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Lembaga Ilmu Bahasa, Negara, dan Antropologi Kerajaan Belanda - KITLV) yang terbit sejak 1853 hingga sekarang.

Artikel jurnal itu menggambarkan kondisi Pulau Rempang pada 1849.

Bahkan artikel jurnal itu menyatakan warga setempat sudah menghuni Pulau Rempang sejak 1642.

Dalam Memorandum Gubernur pertama Malaka, Johan van Twist, setelah menyerahkan pemerintahan kepada Jeremias van Vlicth pada tahun 1642, Newbold menemukan sejumlah tentang warga asli Pulau Rempang.

Warga Pulau Rempang disebutkan sebagai suku asli di sana.

Mereka digambarkan tinggal di sekitar sungai dan pegunungan di daerah Nanning dan Moar (kini masing-masing berada di Naning, Perak, Malaysia dan Muar, Johor, Malaysia) yang hidup dengan berkebun dan beternak hewan.

Ini dikatakan sang penulis jurnal dengan mengutip jurnal Account of Malacce dalam Jurnal Kepulauan Hindia terbitan 1849 oleh Thomas John Newbold.



Postingan Ustaz Abdul Somad pun didukung masyarakat.

Mereka sepakat dengan UAS untuk mendukung warga Rempang mempertahankan tanah kelahiran mereka.

Inilah terjemahan artikel yang diunggah UAS:

Pada "Deskripsi Bagian Keresidenan Riau" yang disebutkan pada "Jurnal Bahasa, Tanah, dan Etnologi Hindia-Belanda" Bagian II, halaman 135-140 [terbit pada 1854], saya (penulis pada buku ini) membaca dengan penuh minat apa yang ditemukan di sana tentang orang-orang benua yang berkeliaran di pedalaman Pulau Rempang.

Ini menunjukkan kemiripan dengan yang orang benua yang ada di Johor (sekarang Negara Bagian Johor, Malaysia), menurut dokumen mengenai mereka dan dimuat pada "Journal of the Indian Archipelago", 1894 No. 5 juga di "Account of Malacca" [tulisan Thomas John] Newbold.

Saya yakin akan menggugah minat para pembaca "Jurnal" ini untuk menginformasikan kepada mereka bahwa umat manusia ini pertama kali dikenal oleh bangsa kita pada tahun 1642. Dalam Memorandum yang ditinggalkan oleh Gubernur pertama Malaka, Johan van Twist, setelah penyerahan pemerintahannya kepada Jeremias van Vlieth pada tahun itu, saya menemukan hal-hal berikut tentang mereka:

"Di atas sungai, di sekitar pegunungan antara daerah Nanningh [Nanning, Perak, Malaysia] dan Moar [Muar, Johor, Malaysia], ada spesies yang disebut Bounoauws atau Manusia Liar [orang bersuku Melayu], hidup di segala jenis pohon. buah-buahan dan segala jenis binatang, [potongan terputus]

Ustaz Abdul Somad Unggah Foto Jemaah Pesantren Doakan Warga Rempang

Sebelumnya, UAS mengunggah foto para santri di pesantren Mauidzul Amin Al Islamy Bunangkah Tengah, Pamekasan, Jawa Timur mendoakan warga Rempang.

Acara itu dipimpin salah-satu pimpinan pesantren, KH Amin Rifky, seperti pada unggahan Instagram Ustaz Abdul Somad, dikutip Rabu (20/9/2023).

"Para Santri Pesantren Mauidzul Amin Al Islamy Bunangkah Tengah Pamekasan Madura Jawa-Timur, dipimpin KH Amin Rifky, Membaca Surat Yasin Bersama dan Istighosah, Mendoakan Saudara Kita Masyarakat Rempang Provinsi Riau," kata UAS, sapaan Ustaz Abdul Somad.

Unggahan itu ditanggapi dengan balasan doa oleh sejumlah pengguna.

Terpisah, Ustaz Abdul Somad yang menghadiri Tabligh Akbar di Pasar Sumber Rezeki, Asam-Asam, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan meminta ribuan jemaah yang hadir untuk mendoakan masyarakat Rempang dan Galang.

Sejauh ini, Ustadz Abdul Somad diketahui merupakan sosok yang getol menyuarakan perjuangan warga Rempang dalam polemik Rempang Eco City ini.

Doa itu disampaikan agar warga Rempang dan Galang diberikan keselamatan.

"Untuk supaya Kampung Tua yang ada di Rempang, saudara-saudara kami pencari ikan-nelayan tetap selamat kampung dan rumahnya, Al Fatihah," ujar Ustaz Abdul Somad mengajak ribuan jemaah yang menghadiri Tabligh Akbar di Pasar Sumber Rezeki, Asam-Asam, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Ajakan Ustaz Abdul Somad pun diikuti oleh ribuan jemaah yang hadir.

Seluruhnya melantunkan Surat Al Fatihah bersamaan.

Momen menggetarkan itu terekam dan diunggah dalam status Instgramnya @ustadzabdulsomad_official pada Minggu (17/9/2023).

Dalam postingannya, Ustaz Abdul Somad menuliskan sebait doa kepada Allah untuk menolong masyarakat Rempang yang terancam digusur dari kampung halamannya.

"Kita tak ada kuasa, Yang Maha Kuasa Allah. Orang-orang yang Engkau titip secuil kekuasaan sedang menunjukkan kuasanya. Ya Allah, tunjukkan kuasa-Mu. Hamba-hamba-Mu yang lemah sedang kehilangan rumah dan kampung tua. Barokah orang-orang sholih yang terkubur di sana," tulis Ustaz Abdul Somad.

"Turunkan pertolongan-Mu ya Allah. Mhn jamaah berdoa. Bacakan Yasin. Bacakan al-Fatiha. Utk saudara kita di Rempang," ujarnya.

Postingan Ustaz Abdul Somad pun disambut ramai masyarakat.

Ribuan kata 'amminn' dituliskan.

Mereka pun sepakat untuk membela masyarakat Repang dan Galang.

UAS Beberkan Bukti Kampung Tua Harus Dipertahankan

Pembangunan Rempang Eco City di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau mendapat penolakan dari warga setempat.

Mereka menolak mengosongkan lahan dan menyerahkan tanah kelahiran mereka kepada investor.

Imbasnya, bentrokan antara aparat dengan masyarakat pun terjadi.

Puluhan orang terluka akibat bentrokan, baik dari pihak Kepolisian maupun masyarakat.

Terkait hal tersebut, pihak Kepolisian pun menangkap puluhan orang masyarakat yang berunjuk rasa di depan Kantor BP Batam pada Senin (11/9/2023).

Rentetan peristiwa yang terjadi disesalkan banyak pihak.

Tak terkecuali Ustaz Abdul Somad (UAS).

Lewat status instagramnya @ustadzabdulsomad_official pada Selasa (12/9/2023), dirinya mengunggah sejumlah fakta soal upaya pengosongan Pulau Rempang.

UAS mengunggah Notulen Rapat MOU Rapat antara Pemkot Batam dengan para investor yang digelar di Business Center Hotel Hilton Jakarta pada Senin (26/1/2024) silam.

Dalam rapat tersebut hadir Wali Kota Batam Nyat Kadir, Wakil Wali Kota Batam Asman Abnur, Deputi Pengawasan dan Pengendalian OB Mustafa Widjaya, dan Kasubag Perundang-undangan Pemkot Batam Amsakar Achmad.

Selanjutnya kalangan pengusaha, Thio Seng Peng, Wisnu Tjandra, Karim Tano Tjandra, Elizawatie Simon dan Villi.

Dalam rapat tersebut mereka membahas tentang draft Nota Kesepakatan Bersama tertanggal 25 Januari 2004 yang disusun oleh Pemerintah Kota Batam dan Otorita Batam, maka PT Makmur Elok Graha memberikan beberapa masukan.

Di antaranya pembangunan dan pengembangan Pulau Rempang sebagai kawasan Special Economic Zone, antara lain akan diberikan status kepemilikan tanah berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan atau Hak Guna Usaha di atas tanah negara, keringanan pajak bumi dan bangunan, retribusi daerah dan tax holiday.

Bersamaan dengan postingan tersebut, Ustaz Abdul Somad turut mengunggah potret draft MOU.

Dirinya menyoroti poin c dalam prosedur terkait Pengelolaan Pulau Rempang.

Poin itu berisi penegasan soal perkampungan tua yang terdapat di Pulau Rempang dan pulau-pulau lainnya yang termasuk dalam nota kesepakatan tersebut harus tetap dipertahankan (enclave), sehingga tidak termasuk dalam wilayah pengembangan kawasan.

https://palembang.tribunnews.com/202...bukti?page=all

Pantes UAS dilarang ke SG
Takut SG jatuh lg ke tangan Malay Tumasek

Diubah oleh Novena.Lizi 23-09-2023 05:10
CaiFuk
sujime
vizum78
vizum78 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.1K
64
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.