Gimana kabar agan dan sista? Nih, ane mau cerita nih tentang pengantin yang suka main flare di Bromo. Jadi, ceritanya begini. Ada rombongan pengantin yang lagi prewedding di Gunung Bromo. Mereka menggunakan konsep prewedding flare, ehh ternyata terjadi kebakaran lahan yang gede banget akibat api yang muncul dari flare yang mereka mainkan Parah, kan?

Akibat prewedding dengan konsep flare tersebut akibatnya Bukit Teletubbies Bromo terbakar hingga kurang lebih 50 hektar, dan membutuhkan waktu hingga berhari-hari untuk memadamkan api oleh pihak Damkar dan relawan.

Lama tidak muncul di publik untuk memberikan klarifikasi dan permintaan maaf, belakangan pihak calon pengantin yang melakukan foto prewedding akhirnya muncul untuk meminta maaf kepada masyarakat sekitar Gunung Bromo atas apa yang telah mereka lakukan.

Namun anehnya, sekarang rombongan pengantin itu mau laporkan balik pihak Balai Besar TNBTS. Mereka ngeliat ada kelalaian dari pihak TNBTS yang berujung kebakaran itu. Mereka berpendapat bahwa pihak BB TNBTS kurang optimal dalam memberikan pengawasan sehingga dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya.

Kuasa hukum saksi yaitu pihak dari calon pengantin yanh melakukan prewedding flare, menuntut kelalaian dari pihak BB TNBTS agar semua kesalahan tidak hanya dibebankan ke rombongan pengantin doang, tapi juga ke BB TNBTS (Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru).

Tentu saja tuntutan balik pihak calon pengantin ini pun menuai pro-kontra di tengah warganet di media sosial. Pasalnya menurut informasi yang beredar, mereka sebelumnya tidak meminta izin terlebih dahulu kepada pihak BB TNBTS untuk melakukan prewedding dan menjelaskan konsep apa yang akan digunakan, sehingga pihak BB TNBTS tidak memberikan peringatan atau larangan kepada mereka yang memang membeli tiket untuk masuk ke daerah Bukit Teletubbies.

Tapi, ada kabar dari TNBTS sendiri nih. Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS bilang, dia gak bisa banyak ngomong soal ini. Responsnya kayak gitu aja. Mungkin dia lagi capek kali ya, soalnya ngurusin kebakaran pasti gak gampang.

Jadi, rencananya sih rombongan pengantin ini mau lapor balik ke TNBTS. Mereka merasa gak puas sama sistem pengamanan dan antisipasi dari TNBTS yang menurut mereka gak optimal. Ane sih ngerti, mereka juga kan punya hak untuk melapor.

Tapi, satu hal yang ane suka dari berita ini, mereka mau ngasih permohonan maaf beberapa saat setelah kejadian. Jadi gak cuma lapor aja, tapi juga mau ngasih maaf. Itu sikap yang bagus banget, kan?

Menurut TS pribadi tentu kejadian ini dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi kita semua GanSis, termasuk dengan pihak BB TNBTS untuk lebih waspada dan berhati-hati.

Setiap tempat yang kita kunjungi memiliki aturan-aturan yang harus diikuti, dan tugas dari pihak pengurus dan pengawasan tentu saja memberikan pengertian terkait aturan dan larangan yang harus dipatuhi oleh pengunjung.

Begitupun bagi pengunjung, tentu tidak boleh sembarangan melakukan hal-hal yang berbahaya, tanpa terlebih dahulu meminta izin dan meminta penjelasan kepada pihak yang menjaga dan mengatur keamanan tempat wisata yang sedang dikunjungi.

Jadi, mari kita tunggu aja gimana perkembangan dari laporan mereka. Semoga semua bisa diselesaikan dengan baik. Kita juga gak boleh lupa untuk selalu berhati-hati ya kalo main flare atau apapun di alam terbuka. Kita harus jaga alam kita sendiri, sista dan agan. Yuk, kita saling dukung dan belajar dari kesalahan. Peace!