Sumber Gambar

Sejak dulu, pasar menjadi salah satu tempat favorit banyak orang untuk membeli banyak hal yang dibutuhkan. Sudah bertahun-tahun lamanya pasar jadi tempat transaksi banyak orang dan jadi tempat berputarnya uang. Banyak yang kita dapatkan di pasar, apalagi pasar tradisional dengan banyaknya jenis barang yang diperdagangkan.

Selain itu, pasar juga menjadi tempat orang mencari rezeki. Banyak yang menggantungkan nasibnya di tempat ini dengan berjual banyak hal mulai dari makanan hingga kebutuhan sehari-hari. Sehingga wajar jika banyak orang berdatangan dan membeli berbagai kebutuhan di pasar yang dirasa cukup lengkap karena tempat berbagai barang dijual.

Salah satu pasar yang namanya sudah banyak dikenal adalah Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat. Pasar ini sendiri dikenal sebagai salah satu lokasi paling rekomendasi bagi yang ingin mencari baju atau kain. Termasuk orang-orang yang ingin membeli dalam jumlah banyak dan harga grosir. Maka bisa dibilang tempat ini sangat langkap.


Sumber Gambar

Tak heran jika Pasar Tanah Abang kerap kali padat dan dipadati pengunjung. Tapi di masa sekarang, tidak perlu berpadat-padatan di Pasar untuk membeli sesuatu. Karena kini sudah ada eS E N S O Rmerce dan online shop di mana kita bisa membeli barang secara online. Tak perlu berjalan dan datang langsung ke lokasi. Cukup sambil rebahan, bermodalkan handphone dan pesan.

Rupanya perubahan cara pembeli dalam mencari barang yang dicarinya ini cukup berdampak pada orang-orang yang bekerja di pasar. Salah satunya di Tanah Abang di mana kini keadaannya mulai sepi dan jarang pembeli. Para pedagang di Tanah Abang mengaku omset mereka merosot akibat adanya marketplace dan eS E N S O Rmerce seperti Tiktok Shop.

Salah satu penjual sepatu di Tanah Abang menyebut bahwa adanya aplikasi belanja online ini merusak harga. Di mana banyak yang membandingkan harga di tokonya dengan di toko online. Otomatis jika lebih murah di toko online, maka pembeli lebih memilih beli di toko online. Sehingga omset para penjual menjadi menurun akibat hal ini.


Sumber Gambar

“Mereka mah ngerusak harga, kita yang di pasar yang bingung,”ungkap salah satu pedagang.

Beberapa pedagang ada juga yang selain membuka toko, juga melakukan live shopping di toko miliknya. Karena menurut mereka, dengan cara inilah omset mereka lebih masuk. Dengan ikut-ikutan berjualan secara live, jumlah penjualan lebih meningkat. Karena adanya promo dan diskon. Walau kadang mereka kalah juga dengan live shopping yang lebih ramai penontonnya.

Sementara ada juga pedagang yang menolaj melakukan live karena merasa dagangan mereka terlalu mahal jika dibandingkan dengan yang dijual di live shopping. Menurut salah satu pedagang, barang di online shop atau live shopping merupakan barang low-end berbeda dengan barang yang dijualnya yang merupakan barang premium.


Sumber Gambar

Kalau dia paksakan jual barang dengan harga mahal di live shopping pasti dia diketawain ddan langsung di-skip. Karena yang lebih murah lebih banyak. Perubahan perilaku pembeli ini disebut-sebut sudah terasa semenjak pandemi. Di mana pembeli di Pasar Tanah Abang terus menurun hingga akhirnya menjadi sesepi sekarang ini.

Para penjual Tanah Abang berharap para pembeli bisa datang dan membeli barang-barang mereka seperti dahulu lagi. Sehingga suasana pasar tidak lesu. Kegiatan transaksi jual beli pun kembali hidup di pasar terbesar se-Asia tenggara ini.



Gimana menurut kalian GanSis? Apa solusi yang tepat untuk Pasar Tanah Abang?
 
Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2, Link Referensi 3
Tulisan dan Narasi Pribadi