akukiyutAvatar border
TS
akukiyut
ALAM TUMBAL SUKMO - KUNCEN

Spoiler for BEHEMOTH:



Quote:


Suara itu menggema terus-menerus dan terngiang sangat jelas sedari tadi di telingaku.
Aku rasakan di alam kesadaranku kini, aku terbangun di keheningan yang tiba-tiba membekukanku, rasa dinginnya terasa melumat seluruh persendian tulangku. Di balik rerimbunan pepohonan yang semua bagiannya berwarna hitam legam. Aku terjaga dari tidurku dalam suasana kesunyian dan kesendirian yang mencekam jiwaku. Seingatku tadi siang aku dan 3 orang temanku menyusuri jalan setapak di hamparan hutan mahoni dan sengon untuk menuju ke puncak gunung Arjuno, itulah hal terakhir yang bisa aku ingat. Dan sekarang, dimanakah rombongan teman-temanku yang tadi berjalan bersamaku? Apakah mereka semua meninggalkan aku di hutan ini? Sepanjang waktu di tempat ini suasananya sangat kelam, suram, sunyi dan berselimut jelaga kedukaan. Tak ada terlihat tanda-tanda kehidupan mahluk hidup disini. Dimanakah suara-suara binatang dan cericip burung yang biasanya menjadi sebuah ritme simfoni musik yang indah di alam liar ? Sekarang tak ada sedikitpun aku dengar? Lamat-lamat hanya suara tangisan dan rintihan yang terdengar menyayat bagaikan sembilu mengiris kulit secara perlahan. Suara-suara itu memecah kebisuan di atmosfer kebekuan kabut yang semakin suram. Bagaikan sebuah lantunan kidung kehampaan yang terdengar seperti ritmis misterius. Tempat apa ini? Mengapa aura kabut kegelapan selalu menyelubunginya? Tak ada sama sekali cahaya yang menerobos masuk di balik rerimbunan semak belukar kering yang semua dedaunannya berwarna hitam pekat. Pohon-pohon hutan yang biasanya terlihat rimbun, disini semuanya hanya jadi sekumpulan kayu kering dan gersang dengan hanya menyisakan ranting dan cabangnya yang terlihat rapuh. Tanah yang tandus dan berdebu adalah hiasan pemanisnya. Asap yang bercampur dengan kabut kelam berwarna kelabu dengan aroma daging terbakar yang membungkusnya. Dan itu menyengat sangat tajam menusuk di indra penciumanku. Pemandangan yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya kini tempat ini akan menjadi bagian dari perjalananku untuk kembali ke duniaku.


Quote:


Suara tangisan yang terdengar sangat menghiba di sudut sebuah ceruk bebatuan yang terlihat seperti goa.
Tangisan yang berasal dari seorang bocah perempuan yang sedang kebingungan dan ketakutan kenapa dia ada di tempat ini. Tak jauh dari tempat itu, didepannya nampak segerombolan orang yang menatapnya dengan tatapan gamang, dan tanpa ekspresi kepedulian untuk menolong bocah perempuan kecil itu. Kondisi mereka terlihat sangat lusuh, pakaian yang compang-camping dan badan mereka sangat kurus hanya menyisakan sedikit kulit untuk membungkus tulang yang tertinggal. Rantai besar membelenggu tangan dan kaki mereka. Tatapan mata mereka menghiba dan memelas. Mereka berjalan dengan saling mengaitkan ikatan rantai dan menyeret tubuh mereka untuk berjalan di tanah. Jeritan kepiluan terdengar saat mereka seperti didera oleh sesuatu yang menimpa tubuh.mereka.

Tiba-tiba dari belakang rombongan orang-orang yang dirantai, muncul sebuah bayangan hitam bertubuh tinggi menjulang dengan mata merah yang bersinar memancar di wajahnya. Dia muncul dari dalam sebuah rerimbunan semak belukar di sisi bukit gersang berbatu. Dengan suara beratnya dia membentak dan menghardik rombongan orang-orang yang dirantai ini.

Quote:
" hardiknya dengan suara menggelegar yang lebih mirip seperti auman seekor harimau marah yang lapar. Tangannya yang panjang menunjukkan sebuah tempat gelap yang harus dimasuki oleh gerombolan orang itu. Tangan dengan jari hitam panjang itu di sisi kanan memegang sebuah cambuk yang di ujung talinya terikat benda logam lancip seperti pisau bayonet.

Mahluk itu secara perlahan menghampiri bocah perempuan yang bersembunyi di balik bebatuan. Sorot nyalang matanya mengisyaratkan perintah dan ancaman. Tangannya hanya menunjuk ke arah sekumpulan orang yang dirantai. Gadis kecil itu menggeleng berkali-kali.

Quote:
tangis bocah perempuan itu begitu menyayat hati, dia memalingkan wajahnya menghindari ketakutannya dari tatapan mahluk mengerikan di depannya.

Quote:


mahluk itu makin terbahak dengan keras seakan merutuki nasib orang-orang yang yang sekarang jadi tawanan mereka.


Aku mengendap untuk bersembunyi dari mahluk yang sedang menjaga orang-orang itu. Aku mendekat di sebuah tempat yang membuatku makin terperangkap semakin ke dalam tempat antah berantah. Aku masih melihat bocah perempuan itu meringkuk ketakutan, menyembunyikan wajahnya dalam lipatan kakinya yang dijadikan tempat bersembunyi. Tangisnya sudah tak terdengar, dia sedang menangis dalam diam. Bahunya terguncang seirama penyesalan yang timbul bukan karena perbuatannya. Perlahan aku mendekat ke arah bocah itu, sembari tetap waspada dengan keberadaan mahluk yang masih berdiri disitu. Beberapa lama kemudian mahluk itu beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

Quote:


Sosok pria itu meneteskan airmata penderitaan dan menyesali perbuatannya yang sudah terlanjur dan terlambat untuk diurungkan kembali.
Cerita dari pria ini membuatku merinding, bagaimana mungkin sekarang mereka terjebak dan terkurung menjadi tawanan dari sebuah kuasa besar yang sangat gelap dan hitam.


Quote:



Quote:

aku berucap pelan pada pria yang terlihat memandangku iba.


Quote:

pria itu menoleh sedikit ke arahku dan bergegas meninggalkanku dengan berjalan menyeret tubuhnya yang renta tak berdaging.

Aku menghampiri bocah perempuan yang sedari tadi hanya melihatku daei tempatnya berada. Binar matanya menyiratkan harapan untuk mengajaknya ke tempat yang lebih baik dari tempat ini.

Quote:

Bocah perempuan itu ragu-ragu menjawab pertanyaan yang aku ajukan. Aku perhatikan secara detil penampakan bocah perempuan ini, badannya masih terlihat berisi dibandingkan rombongan orang yang sedang dirantai tadi. Walaupun wajah sendunya terlihat mendominasi ketakutan yang jelas tergambar di wajahnya.

Quote:


Sebuah suara yang samar-samar terdengar dari arah celah bebatuan yang sedikit terpapar sinar yang mencoba masuk ke celah kabut kesuraman tempat ini.

Quote:
Bocah perempuan ini ragu berucap waktu mendengarkan suara itu. Dia ingin memastikan apakah itu benar-benar suara orangtuanya.

Quote:


Bocah perempuan ini menurut dengan perkataanku. Dia menutup mulutnya untuk tidak bersuara. Aku segera menarik tangannya untuk mengikuti ke arah yang akan aku tuju. Aku mendengar langkah mahluk tinggi besar itu mendekat ke arah tempat aku dan bocah perempuan ini bersembunyi. Dengan berhati-hati kami merangkak menyelinap diantara semak belukar yang berduri tajam. Aku harus mencari jalan ke arah sumber suara yang memanggil nama bocah perempuan yang bernama Mayang. Sumber suaranya berasal dari seberang telaga air yang terlihat ada pantulan sinar dari balik rerimbunan pohon di belakangnya. Aku baru mengetahui kalau disini ada sebuah telaga dengan air yang membeku memisahkan daratan hutan ini.


Quote:

Pesan ayahku itu terngiang kembali secara jelas di telingaku. Sudah lama aku mengabaikan apa yang menjadi pantangan dan larangan yang disampaikan ayahku padaku. Aku sudah lama tak menghiraukan kehadiran mereka di sekitarku, aku juga sudah tak pernah lagi berkomunikasi dengan mereka.


Quote:



Hanya sebuah rapalan mantra yang pernah sengaja diharuskan kakekku untuk aku hapalkan di masa kecilku dulu. Kini coba aku gumamkan sembari mencari tempat persembunyian bersama bocah perempuan yang kebingungan, aku sedang berbicara apa.

Aku melihat di seberang telaga ada sedikit sinar yang menerobos masuk dari sela-sela celah bebukitan tanah padas. Cahaya itu hanya menyinari sedikit permukaan telaga yang masih tetap diam dan berair beku. Dari tempatku berada samar-samar aku melihat 2 orang yang sepertinya sangat aku kenal. Tapi aku ragu apakah benar, 2 orang itu adalah orang yang selama ini selalu mengikuti kemanapun aku berada. Tapi, kenapa mereka tak juga menghampiriku, padahal sedari tadi aku sudah melambaikan tangan berharap bantuan dan pertolongan mereka kepadaku. Mereka hanya hilir mudik di tempat mereka berada dan hanya menatapku dari seberang telaga, seperti ada keraguan di diri mereka untuk menghampiriku. Bocah perempuan di sampingku ini masih juga terus menerus menangis sesenggukan.


XXXXX



Suasana kabut bertambah hitam pekat, seiring mantra yang aku rapalkan entah sudah berapa ribu kali. Ada sebuah suara jeritan lengkingan yang memilukan dan menyayat hati. Keheningan hutan ini tiba-tiba berubah menjadi riuh gemuruh suara yang tiba-tiba datang menggelegar, geraman dan teriakan suara berat terdengar beramai-ramai saling bersahutan. Seiring dengan suara gemerisik rumput yang terinjak oleh langkah kaki yang berat. Langkah yang terdengar kian mendekat ke arahku bersembunyi. Sepertinya langkah kaki sesuatu yang sangat besar. Mayang yang sangat ketakutan memelukku dengan erat, dia menyembunyikan wajahnya di punggungku. Seiring itu, aku mencium sesuatu yang sangat familiar aku rasakan. Sebuah wangi khas minyak kesturi yang tercium dari arah belakangku. Seiring angin yang berhembus tenang mengiringi kedatangannya dari seberang telaga.

Quote:

sebuah suara yang berintonasi sedang membuatku sedikit melupakan kepanikan dari suara langkah berat yang kian mendekat ke arahku. Aku sekilas melirik ke arah suara itu berasal, seorang pria tegap dengan menggunakan pakaian gothil hitam, pakaian yang berbentuk longgar di bagian tubuh dan kaki. Dia menggunakan udeng pengikat kepala. Wajahnya terlihat memancarkan aura ketegasan. Tak seperti 2 orang yang masih berada di seberang telaga, orang yang menghampiriku tadi rupanya menyeberangi telaga beku itu sendirian.

Quote:


Suara tawa menggelegar di depanku, diiringi kemunculan sosok hitam menakutkan yang menyeramkan. Sama sekali tak pernah aku lihat sebelumnya. Tinggi besar seperti Buto, dengan taring panjang di kedua ujung mulutnya. Diatas kepalanya ada tanduk panjang melengkung. Badannya hitam legam, matanya berwarna merah menyala. Di belakangnya muncul sosok yang tadi menakuti rombongan orang-orang yang dirantai. Mereka berdua kini berdiri menghadap ke arahku. Bau aroma daging terbakar memenuhi atmosfer udara disini, mengalahkan aroma minyak kesturi dari pria yang berdiri berada di depanku.

Quote:
bentak mahluk besar bermuka seram penguasa hutan ini. Matanya makin bernyala, seiring kemarahannya yang memuncak.

Quote:
dengan suara tenang pria ini tetap menunjukkan keberaniannya tanpa sedikitpun menghilangkan rasa hormatnya pada mahluk penguasa wilayah ini.

Quote:


Quote:




Mahluk itu tiba-tiba berubah wujud menjadi raksasa api dengan nyala yang berkobar-kobar di tengah kabut gelap. Langsung terdengar jeritan melolong dari tempat orang-orang yang ditawan mahluk ini. Mereka terkena kibasan api yang membakar goa sempit tempat mereka ditawan. Dari tempat gelap yang jauh di dalam hutan, muncul secara sporadis sekumpulan ular-ular besar, berkepala manusia. Wujud mereka berwajah seperti manusia tanpa hidung, dengan taring panjang melengkung menembus mulutnya yang terus mendesis.

Pria itu kemudian mengacungkan sebilah keris panjang menyerupai pedang yang diacungkannya di depan mahluk raksasa yang berubah menjadi iblis api itu. Keris itu seperti sebuah perisai yang melindungi aku dan Mayang dari kobaran api yang menyala dan mengurung dari segenap penjuru arah. Ular-ular besar yang tadi mengepung kamipun, semuanya bergerak mundur kembali ke arah gelapnya hutan, seiring datangnya entah darimana ribuan prajurit bertombak dengan perisai tameng di tangan kirinya. Jumlah mereka sangatlah besar mengejar gerombolan ular besar. Banyak diantara mereka naik ke atas kobaran api raksasa itu. Tubuh para prajurit itu seperti kebal. Iblis itu tak kuasa menahan serangan prajurit yang menyerangnya, mereka menusukkan tombaknya ke tubuh apinya. Dan entah bagaimana, tiba-tiba iblis api itu kembali ke wujud asalnya, buto hitam. Tubuhnya mengeluarkan banyak cairan berbau busuk akibat tusukan tombak para prajurit yang berjumlah banyak, dia berlari . menyelamatkan diri masuk ke dalam hutan, suasana kembali ke situasinya seperti sedia kala. Senyap...

Quote:


ucap laki-laki yang sudah menolongku. Aku tak berani memanggil namanya. Kakekku berpesan, agar aku tidak menyebut dan memanggil namanya secara sembarangan. Aku menggandeng tangan Mayang yang masih dalam keadaan ketakutan.

Quote:
sergahnya acuh.

Quote:


Pria itu tak menjawab, hanya menoleh sebentar ke arahku. Dia mengisyaratkan agar aku mengikutinya menyeberangi telaga beku ini.

Quote:


Pria itu ternyata menggunakan sebuah jembatan tali, yang sepertinya memang dia pergunakan untuk mengarungi telaga menuju ke daratan hutan ini. Dan jembatan tali itu berasal dari gumpalan dari berjuta-juta helai rambut yang dirajut menjadi sebuah titian. Untuk bisa aku lewati menuju ke sebuah dataran tanah padas yang dibelakangnya terbias sedikit cahaya terang kehidupan. Aku langsung disambut 2 orang yang sedari tadi masih tetap ada di tempat ini.

Quote:

seru seorang laki-laki berambut panjang dengan wajah tegas.

Quote:

Aku mengelus lembut rambut bocah perempuan ini. Setelah menyeberangi telaga beku ini, senyumnya kini mulai terpancar kembali di wajahnya. Raut wajahnya tak lagi menyiratkan ketakutan.

Quote:

Mayang memelukku, pandangan matanya benar-benar menyiratkan kelegaan. Aku hanya bisa tersenyum senang untuk membalas ucapannya.


XXXXX



Hari menjelang sore, saat aku dan 3 orang temanku berjalan menyusuri jalan setapak menuju hutan yang rasanya pernah aku kunjungi sebelumnya. Tapi kapan dan dimana?

Quote:
Fahri temanku yang bertugas memandu jalan meniti puncak gunung Arjuno. Dia sudah beberapa kali mencapai puncak.

Saat memejamkan sejenak mataku, rasanya tubuhku sangat lelah setelah menempuh perjalanan berkilo-kilo menyusuri jalan berliku naik dan turun area hutan ini.
Dan waktu aku terbangun...
Sunyi... sepi...

Quote:
umpatku dalam hati, keberadaan 3 orang temanku yang tadi beristirahat di sini tak bisa aku temukan.

Dan terulang kembali....






TAMAT
Diubah oleh akukiyut 20-09-2023 10:40
provocator3301
grogoroth
indrastrid
indrastrid dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.