trfpjkgbrt2Avatar border
TS
trfpjkgbrt2
Kedatangan Jet Tempur Rafale di Indonesia Ternyata Beri Efek Gentar Kepada Malaysia

Kedatangan Jet Tempur Rafale di Indonesia Ternyata Beri Efek Gentar Kepada Malaysia




ZONAJAKARTA.com - Indonesia adalah satu dari sekian banyak negara yang mengakuisisi jet tempur asal Prancis, Rafale.

Pada bulan Februrai 2022, Indonesia mengumumkan akan mengakuisisi 42 unit Rafale itu dalam beberapa batch.

Batch pertama sudah selesai atau sudah dilunasi pada September 2022 lalu, dengan 6 unit Rafale.

“Kontrak pengadaan 6 unit Rafale sudah aktif September 2022, dan akan tiba di tanah air pada 2026”, ungkap Jubir Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Dispen TNI AU juga mengatakan bahwa Rafale batch pertama ini akan tiba di akhir 2026 mendatang.

“Informasi yang saya terima, pesawat pertama akan datang akhir 2026”, beber Kepala Dispen TNI AU, Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah.

Selanjutnya memasuki bulan Agustus, Indonesia melanjutkan batch kedua pengadaan jet tempur Prancis itu.

Di dalam batch kedua ini, Indonesia menyelesaikan kesepakatan untuk 18 unit Rafale.

Artinya dengan aktifnya batch kedua, Indonesia secara resmi akan memiliki 24 unit Rafale.

Inrformasi terkait batch kedua Rafale Indonesia sendiri bisa dilihat dari cuitannya Dassault Aviation @Dassault_OnAir sebagai pabrikan pembuat.

Baca Juga: Melengkapi Kekuatan Rafale dan F-15 EX, Kemhan RI Teken Kontrak Pesawat Tanker A330 MRTT

“Tahap kedua 18 Rafale untuk Indonesia masuk ke buku pesanan”, cuitnya dalam bahasa Prancis, 10 Agustus 2023.

Kedatangan Rafale menjadikan Indonesia sebagai pengguna pertama jet tempur Prancis itu di Asia Tenggara.

Tentu kehadiran Rafale di kawasan melahirkan spekulasi dari negara sekitar, termasuk Malaysia.


Sebetulnya Malaysia juga mengincar Rafale selayaknya Indonesia.

Bahkan pabrikan Rafale yaitu Dassault Aviation lebih dulu mempromosikan jet tempurnya di Malaysia.

Tapi karena satu dan lain hal, mereka tak jadi jual ke Malaysia dan Indonesia malah menjadi pelanggan potensial.

Terlihat kesal dan iri, Malaysia secara terang-terangan mengatakan pendapatkanya atas jet tempur Prancis itu.

Mengutip Defence Security Asia, Malaysia blak-blakan menjelekkan Rafale yang dibeli Indonesia.

Mereka mencapnya sebagai jet tempur terkutuk, karena penjualan Rafale masih jauh dari kata sukses.

Malaysia membandingkan penjualan Rafale dengan jet tempur siluman F-35.

Baca Juga: Media China Ungkap Duet Duo Rafale dan F-15 EX Saling Melengkapi Menjaga Indonesia

“F-35 benar-benar mendominasi pasar senjata internasional, negara dari berbagai benua berlomba-lomba mendapatkannya”, terang Defence Security Asia.

Belgia menjadi pembeli pertama Eropa pertama F-35 pada tahun 2018 yang mengakuisisi 34 unit dari jet tempur siluman itu.

Kemudian Polandia menyusul dua tahun kemudian dengan membeli 32 unit F-35.

Tahun 2021, Swiss dan Finlandia masing-masing mengakuisisi 36 dan 64 unit F-35.

Meskipun Rafale sudah mulai diminati banyak negara, tapi jet tempur Perancis itu akan sulit menyusul kesuksesan dari F-35.

Namun penjualan Rafale mulai terlihat pada tahun 2015 di mana banyak negara yang membelinya.

Sebut saja Mesir, India, Yunani, dan Indonesia tentunya.

Bahkan tahun 2022 adalah momen puncak bagi penjualan Rafale selama masa penjualannya, dikutip dari La Tribune.

Karena bukan tanpa alasan mengapa jet tempur Prancis ini mulai laku, karena dia membuktikan kemampuannya di medan tempur.

Menurut Challenges.fr, Rafale adalah jet tempur Eropa yang paling banyak dikerahkan di medan tempur asli.

Baca Juga: Indonesia Tidak Salah Pilih Beli Rafale dan F-15 EX, Duo Jet Tempur yang Saling Melengkapi

Seperti di Timur Tengah, Rafale dikerahkan untuk melakukan misi intai kepada milisi di Irak dan Suriah.

Menurut peneliti Centre national de la recherche scientifique (CNRS), tahanan Jihad lebih takut dengan Rafale ketimbang jet tempur AS.

Namun di luar itu, Malaysia sebenarnya iri dengan Indonesia yang bisa membeli Rafale.

Karena Malaysia dan Indonesia memiliki misi yang sama yaitu memodernisasi armada jet tempurnya.

Namun karena kondisi keuangan yang kurang baik, Malaysia hanya mampu membeli jet tempur ringan FA50 besutan Korea Selatan.

Malaysia membeli 18 unit jet tempur itu dengan harga Rp 14 triliun.

Pemilihan FA50 salah satu alasannya karena mempertimbangkan anggaran pertahanan mereka.

Hal ini dijelaskan juga oleh PM Malaysia Mahathir Mohamad yang dikutip dari Military Watch Magazine pada 3 Desember 2019.

PM Malaysia mengatakan bahwa negara tidak mampu membeli jet tempur mahal seperti negara tetangga.

“Uang sangat memprihatinkan bagi kami, menghabiskan itu (uang) untuk jet tempur mahal tidak terlalu produktif bagi kami”, ungkapnya.



Sumber berita

emoticon-I Love Indonesia
BALI999
madjoeki
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
932
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.