Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

blackpen24Avatar border
TS
blackpen24
Rainbow Cake
Sepulang kuliah, pukul 5.30 saya sandarkan sejenak punggung pada dinding kos kami, langsung saya menuju dapur, ambil sawi hijau, kol dan wortel, saya tumis bersama untuk makan malam, sementara nasi sudah saya tanak. Begitu siap saya beranjak pergi, membawa segala perbekalan naik, sebab sedari tadi sudah Tuhan panggil saya berulang. Saya hamparkan alas, saya sujud dan berdoa, segala ingin saya panjatkan dengan khusyuk. Lalu membiarkan swastamita pergi, hingga malam pun menyapa dengan menelan segala ronanya.

Saya duduk sebentar, sepotong roti tawar saya nikmati, ditemani susu coklat juga angin yang berhembus pelan, segelas teh sisri tidak lupa, menambah kesyahduan malam di September ini. Jendela saya biarkan terbuka, saya diam, saya lihat temaram lampu jalanan, nampaklah anak-anak yang baru selesai pulang mengaji, serasi dengan cekikikan mereka. Saya senang pada suasananya, rindu pada kampung halaman sedikit terobati, mengingatkan saya pada Pak Cik dan kawan mengaji dulu. Ah, bukan main rasanya!

Di waktu ini pula saya rindu Mak Abah, saya segera sapa mereka lewat layar persegi panjang, benda petak dengan segala maslahatnya. Cantik sekali senyumnya, tak pernah luntur kecantikan di wajah keriput itu, selalu menyejukkan. Kami bertukar cerita, seperti mendongengkan kisah yang tak pernah tamat, mengalir terus-menerus, berseling candaan sesekali, raut wajah Abah juga ikut beria, lelah saya hilang sebagian.

Sayang, 5 menit sebelum berakhir, ada kabar saya terima dari seberang. Katanya, mereka sedang tidak baik-baik saja, entah sudah habis berapa obat, belum tampak juga tanda sembuhnya. Lihatlah! Pandai betul Mak dan Abah saya berlakon, naif rupanya penonton seperti saya. Saya pun membisu, berpura pilon pada apa yang saya tahu barusan, sedang netra sudah memanas, saya seka basahnya, saya alihkan pada suara biasa, biar tak bertambah sedih mereka di sana.

Cepat sekali bergantinya, padahal belum kering kulacino teh saya atas meja tadi, perasaan saya pun bukan lagi sekadar ramai, bahkan sulit untuk saya teka. Kepala saya yang cukup tenang, kini sudah kembali riuh. Saya banyak mengandai hal yang kini sudah menjadi bubur. Raga saya ada di rantau, sementara jiwa sudah membersamai mereka. Saya hanya ingin pulang, bingung bagaimana. Lagi-lagi saya berhasil menjadi pecundang.

Adakah Tuhan mau menolong saya? Tak banyak, sembuhkanlah dua permata yang saya punya, biarkan mereka tertawa tanpa perlu berpura-pura. Bolehkan jika kali ini saya memaksa? Bukan untuk saya, tapi untuk Mak dan Abah, sebab separuh hidup saya ada pada mereka. Terima kasih Tuhan..Rainbow Cake
penyukabiru
penyukabiru memberi reputasi
1
144
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.