• Beranda
  • ...
  • Gosip Nyok!
  • Latar Belakang dan Kontroversi Tradisi kimpoi Tangkap di Sumba, Unik?

masnukhoAvatar border
TS
masnukho 
Latar Belakang dan Kontroversi Tradisi kimpoi Tangkap di Sumba, Unik?


kimpoi tangkap di Sumba, NTT menjadi salah satu tradisi yang paling kontroversial dalam sejarah Indonesia. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat pedalaman Sumba, terutama di Kodi dan Wawewa, yang merupakan warisan nenek moyang secara turun-temurun. Tapi, apa sebenarnya latar belakang dan kontroversi dari tradisi ini?

Diketahui belakangan ini tengah viral beredar sebuah video seorang gadis berinisial MD (20 tahun) asal Desa Waimangura, Kecamatan Wawena Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT yang menjadi korban kimpoi tangkap oleh seorang pria yang merupakan pacar dari sang gadis atas persetujuan orang tua MD.

Video ini pun viral di media sosial dan mendapatkan perhatian publik, dimana netizen bertanya-tanya terkait tradisi dari masyarakat Sumba pedalaman tersebut.




Adapun latar belakang dari kimpoi tangkap ini adalah karena terhalangnya belis atau mahar yang tinggi dari pihak perempuan. Dalam tradisi lama masyarakat Sumba, keluarga mempelai pria melakukan kimpoi tangkap jika mereka tidak mampu membayar mahar yang diminta oleh pihak perempuan. kimpoi tangkap ini sebenarnya termasuk dalam kategori perkimpoian tanpa peminangan di Sumba.

Namun, dengan perkembangan zaman dan semakin meluasnya informasi, praktik kimpoi tangkap ini sudah tidak lagi sesuai dengan adat tradisi yang turun-temurun. Pemerintah pun berupaya untuk mengakhiri praktik ini dan melindungi hak-hak perempuan. Namun, sayangnya tradisi ini masih dilakukan dengan kedok adat istiadat dan tradisi budaya.

Diketahui tradisi yang semacam ini bukan hanya ada di Sumba saja GanSis, melainkan juga ada di Provinsi lain yang mungkin Agan Sista pun pernah melihat salah satu diantaranya.

Sebagaimana dalam video yang viral di media sosial, kita bisa melihat aksi kimpoi tangkap yang dilakukan oleh sekelompok pria terhadap seorang perempuan. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena dalam perspektif hukum, kimpoi tangkap merupakan kejahatan manusia yang dilakukan secara paksa dan melanggar hak konstitusional seorang perempuan.




Tidak dapat dipungkiri bahwa tradisi kimpoi tangkap ini memiliki latar belakang budaya yang kuat. Namun, kita juga harus menyadari bahwa praktik ini tidak lagi relevan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada saat ini. Praktik kimpoi tangkap dapat merugikan dan merendahkan martabat perempuan, dan melanggar hak asasi manusia.

Dengan demikian, sudah waktunya bagi kita untuk mengakhiri praktik kimpoi tangkap di Sumba. Pemerintah perlu melakukan tindakan tegas untuk melindungi perempuan dari kekerasan dan pemaksaan dalam pernikahan. Selain itu, juga perlu dilakukan pendidikan dan kesadaran kepada masyarakat Sumba agar mereka memahami bahwa perempuan memiliki hak yang sama dalam menentukan pilihan hidup dan tidak boleh dipaksa untuk menikah.

kimpoi tangkap di Sumba mungkin merupakan bagian dari sejarah dan budaya, tapi saat ini kita harus bergerak maju menuju perubahan yang lebih baik. Mari kita bersama-sama melindungi hak-hak perempuan dan menghentikan praktik kimpoi tangkap ini.


Penulis: @masnukho 

Narasi

KGPT dan ulasan pribadi

Sumber gambar

1,2,3

Referensi


izun9
MemoryExpress
madjoeki
madjoeki dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.2K
114
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Gosip Nyok!
Gosip Nyok!KASKUS Official
34.3KThread25KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.