skiesmanAvatar border
TS
skiesman
Anies Buka-bukaan soal Surat Minta AHY Jadi Cawapres


Jakarta, CNN Indonesia -Bakal calon presiden Anies Baswedan mengatakan surat yang ditulis tangannya berisi kalimat meminta Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pasangan di Pilpres 2024, bukan surat yang untuk dipertontonkan.

Awalnya, Anies menjelaskan alasan adanya surat itu. Ia mengatakan pada Jumat (25/8), utusannya di Tim 8 mendatanginya dan membicarakan soal rencana Demokrat untuk menarik utusan di tim tersebut.

"Hari Jumat, utusan saya di Tim 8 datang dan menyampaikan bahwa 'Pak Anies ini utusan dari Demokrat mungkin akan ditarik. Kenapa? Karena tugas yang diembankan kepada mereka tidak terlaksana'," kata Anies dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan pada Senin (4/9) malam.

Ia lalu bertanya apa langkah yang bisa dilakukan. Saat itu, utusan Demokrat di Tim 8 disebut ingin ada pernyataan langsung dari Anies yang menyatakan bahwa AHY adalah opsi yang tersedia sebagai bakal cawapres.

Anies mengatakan nama AHY memang pernah disampaikannya kepada tiga partai sejak Juni lalu.

"Mereka meminta bahwa benar Anies menyampaikan pilihan yang ada adalah AHY dan itu sudah saya katakan kepada NasDem sejak Juni, kepada PKS sejak Juni, kepada Demokrat juga. Tapi mereka bilang tidak mungkin mendatangkan saya, jadi mereka minta ada sesuatu yang tertulis, yang bisa ditunjukkan," katanya.

Ia lalu memutuskan untuk menulis di sebuah kertas. Menurutnya, tulisan itu dilakukan spontan dan tidak disiapkan.

"Jadi saya tulis, kalau itu dipersiapkan, pasti kita disiapkan diketik yang rapi, sebagai surat resmi. Udah saya tulis ini, sekadar ini diberikan kepada utusan Demokrat, dan janjinya ini untuk mengatakan bahwa ini benar loh kata Pak Anies, caranya dengan tulisan," kata dia.


Menurutnya, saat itu, surat dimaksudkan diberikan kepada AHY. Setelah dibaca, surat disebut disimpan oleh utusan Anies di Tim 8, Sudirman Said. Begitu juga jika ada balasan dari AHY.

"Janji ditunjukkan kepada Pak AHY, dibaca, sesudah itu dibawa lagi, dan disimpan oleh Pak Sudirman, dan bila ada tulisan balasan dari Pak AHY, maka itu pun hanya saya baca dan dititipkan lagi ke Pak Sudirman," katanya.

Berdasar hal itu, menurutnya surat tersebut bukan suatu surat yang untuk dipertontonkan. Anies mengaku heran ketika ada foto surat tersebut yang belakangan tersebar.

"Jadi ini bukan sebuah surat yang untuk dipertontonkan. Kenapa? Karena ini untuk menyampaikan yang dikerjakan oleh utusan Demokrat sudah dilaksanakan dan ini memang benar. Jadi saya menulis kemudian, untuk menyampaikan harapan apakah berkenan untuk jadi pendamping," katanya.

"Tidak ada pemotretan, karena itu kami juga heran, kok bisa ada fotonya, karena setahu kita tidak pernah ada pemotretan Pak Sudirman atau yang lain," imbuh Anies.

Demokrat sebelumnya memutuskan untuk mencabut dukungan kepada Anies dan memilih keluar dari KPP.

Keputusan diambil usai Anies memutuskan untuk menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden.

Demokrat merasa dikhianati. Sebab, Anies dan NasDem sudah menandatangani piagam kesepakatan bersama dengan Demokrat, NasDem dan PKS. Tetapi Anies dan NasDem justru membuat kerja sama baru.

Sejumlah politisi Demokrat sempat mengunggah soal surat Anies itu.

Berikut isi lengkap surat Anies yang dibubuhi tanda tangan di akhir.

"Mas AHY Yth

Semoga dalam keadaan sehat, tetap produktif, dan selalu dalam keberkahanNya.

Melalui pesan singkat ini, kami bermaksud menyampaikan harapan agar Mas AHY berkenan untuk menjadi pasangan dalam mengikuti Pilpres 2024

Teriring salam hormat."

SUMURRRRR


ngeles aja lu.. emoticon-Ngakak
gabener.edan
antiketek
BALI999
BALI999 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.8KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.