sumber
Bukan cuman ane, tapi seluruh gamers di dunia menganggap ini adalah masalah besar. Itu sebabnya banyak game besar membuat versi Remaster untuk memperbaiki kualitas gambar gamenya. Ketika kita lihat ke masa lalu, layar TV atau PC kita tidak sebesar sekarang, dan resolusinya rendah, bahkan layar 1024 x 768 dianggap besar. Namun sekarang, layarnya jauh lebih kecil dan tidak memenuhi standar saat ini. Jika kita mainkan game dengan resolusi rendah, gambarnya jadi burik seperti dulu bukan?

sumber
Sekarang ane mau bahas mobile game. Mobile game sudah ada sejak awal 2010-an dan terus berkembang seiring dengan smartphone. Awalnya, rasanya keren punya ponsel yang bisa nelpon, semua orang punya. Dulu, kita tetap semangat dan nikmati bermain game di smartphone meski layarnya hanya 4 inci. Sekarang, ponsel udah punya layar 5-6 inci, jadi main game lebih nyaman. Balik ke layar 4 inci kayak dulu udah nggak mungkin. Ane sekarang gak bisa main dengan layar seperti itu. Dulu bisa, tapi sekarang, dah lah skip aja.

sumber
Hampir semua orang pernah mengalami bermain game di bawah 30 FPS, meskipun standarnya sekarang sudah berubah. Game di ponsel biasanya dimulai dengan 30 FPS dan bisa mencapai 60 FPS untuk sebagian besar game, sementara game di PC atau konsol bahkan bisa lebih tinggi dari itu. Tapi jika gansist adalah orang yang biasa main game dengan device yang bagus dan tiba-tiba harus bermain game dengan FPS di bawah 60, pikiranmu pasti akan merasa kurang nyaman. Karena pasti sudah terbiasa dengan kualitas yang lebih baik sebelumnya dan main game dengan kualitas yang lebih rendah bisa terasa kurang menyenangkan. Ane sendiri kecewa sih kalo udah kayak gitu.

sumber
Ini bisa terjadi pada beberapa orang. Jika permainannya memang bagus, banyak teman yang main, atau agan berkompetisi serius untuk menang, mengurangi kualitas grafis menjadi pilihan yang mungkin membawa agan lebih dekat ke kemenangan. Tapi kalau agan main sendirian atau suka main game adventure, mungkin pernah main game dengan grafis tinggi bertahun-tahun lamanya, tiba-tiba perangkatmu udah nggak bisa lagi. Game barumu membutuhkan spesifikasi tinggi dan perangkatmu hanya mampu untuk setingan grafis rendah. Saat itu, agan mungkin merasa lebih baik nggak main sama sekali daripada main dengan grafis yang jelek.

sumber
Mungkin sedikit melebihkan, tapi industri peralatan gaming, khususnya mouse dan keyboard, bisa membuat orang ketagihan sampai mereka tidak bisa kembali ke peralatan biasa atau peralatan kantor konvensional. Sebelum seseorang memasuki dunia gaming, mereka pasti sudah menggunakan peralatan umum seperti komputer sekolah, warnet, atau PC pertama mereka yang mungkin standarnya biasa-biasa saja. Itulah mengapa banyak orang pertama kali menggunakan peralatan yang harganya murah. Tetapi begitu agan ingin mendalami dunia seputar Gaming Gear, terutama yang dari merek terkenal, itu seperti menarik agan ke dalam dan tidak membiarakan agan untuk keluar.

sumber
Bagi para penggemar konsol, ane yakin agan pernah main game di mana joysticknya harus selalu terhubung dengan perangkat. Ini berarti agan harus duduk dekat dengan konsol karena kabelnya tidak panjang. Ini beda dengan joystick nirkabel, di mana agan bisa duduk di sofa atau berbaring di tempat tidur. Teknologi ini berkembang pesat selama bertahun-tahun. Dulu kita harus duduk dekat layar lama atau pakai kabel ekstensi untuk membuat kabel lebih panjang, iya kan? Sekarang, main game dengan joystick berkabel seperti itu sekarang menurut ane terasa kurang nyaman.

sumber
Game lama tetaplah game lama, itu kenyataan yang harus dihadapi. Meskipun punya kenangan indah, perasaanmu akan berubah seiring berjalannya waktu jika kamu terus bermain game. Game sekarang semakin bagus dari segi grafis dan FPS, jadi game lama agak sulit bersaing dengan yang baru. Beberapa aspek gameplay dan cerita mungkin masih menarik, tapi dengan banyaknya game baru yang muncul, cerita pun bisa mirip-mirip. Jadi, kalau kita kembali ke game lama, mungkin rasanya nggak semenyenangkan dulu karena kita udah lebih berpengalaman dan berkembang.

sumber
Sekarang ini, semua harus mengakui bahwa kita hidup di era media sosial. Banyak dari kita punya akun sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, atau yang lainnya yang digunakan untuk berkomunikasi dengan teman atau pekerjaan. Jika GanSist aktif di media sosial, main game bukan lagi sekadar bermain game. GanSist nggak akan bisa benar-benar terputus dari aktivitas sosial. Ane kasih contoh nih, gansist mungkin akan berhenti main sebentar untuk balas pesan dari teman atau memeriksa sosmed saat game lagi loading. Ada juga yang punya beberapa layar, salah satunya pasti buat media sosial. Walaupun ane sendiri biasanya main game offline, ane juga selalu terhubung dengan media sosial. Jadi, beda banget sama dulu, waktu main game itu fokus main aja, nggak ada gangguan lain.