Picture: insanmedia

Smartphone sejak pandemi covid 2019 yang lalu telah menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap orang. Tak hanya di dunia bahkan di Indonesia keberadaaan smartphone dirasa sangat penting bagi setiap orang. Tak hanya orang dewasa, remaja dan anak-anak juga sangat membutuhkan gadget satu ini.

Tak bisa dipungkiri, generasi Z sekarang memang tidak bisa lepas dari yang namanya gadget apalagi smartphone. Anak-anak jaman sekarang kadung terjebak pada dampak negatif dari pendidikan berbasis online sebagai imbas pandemi covid 19.

Dua tahun pendidikan Indonesia bergantung pada smartphone dan gadget lainnya. Jadi untuk lepas dari penggunaan gadget jelas tidak mudah.

Seperti kita ketahui selain sebagai sarana edukasi di masa pandemi, ponsel pintar juga menyuguhkan fitur-fitur bawaan maupun aplikasi yang dapat dengan mudah diakses oleh siapapun. Tak terkecuali anak-anak. Sebagai peniru ulung mereka akan dengan mudah mengunduh dan membuka akses tanoa bantuan orang dewasa.

sumber: kecanduan warga RI menduduki nomer ke-5 di dunia

Faktanya, selain sebagai alat komunikasi dan penunjang pendidikan anak. Ponsel pintar cenderung memiliki banyak sisi negatif jika berada di tangan mereka yang belum cukup umur.

Jika seorang anak dengan mudah mengakses situs-situs web atau aplikasi yang tidak sesuai usia mereka. Terlebih tanpa adanya kontrol orang tua mereka, tentunya banyak hal-hal negatif yang bisa dialami generasi Z saat ini. Selain bisa kecanduan sebuah game atau malah memiliki perilaku menyimpang.

Terlebih beberapa waktu belakangan ini, ditemukan kejadian viral yang menimpa seorang anak. Dimana anak tersebut bermain RP melakui chat wa.



Aplikasi sekelas Youtube dan Tik Tok dipenuhi dengan video-video yang tidak pantas ditonton dan diperdengarkan ke anak-anak. Sekalipun memakai filter yang memungkinkan kontrol orangtua dalam mengawasi. Tetap saja ada beberapa tayangan yang tak terfilter sebagaimana mestinya.

Pun dengan gem, banyak aplikasi gem yang tidak baik untuk dimainkan anak-anak. Semisal gem perang yang mempertontonkan adegan sadisme, seperti pembunuhan dan pembantaian. Lalu ada juga beberapa gim simulasi dengan mempertontonkan adegan dewasa yang wajib kita waspadai.

Tak sedikit anak yang sudah terpapar perilaku asusila serta sadisme imbas dari gim dan tontonan mereka di ponsel. Maraknya kasus bullying hingga menyebabkan beberapa kematian para korban seharusnya bisa jadi pengingat akan dampak negatif dari gadget bagi generasi penerus bangsa.

Begini tips dan trik dalam membatasi pemggunaan ponsel pada anak yang biasa saya lakukan:
1. Alihkan perhatian anak ke hal lain
Ajak bermain atau izinkan bermain dengan teman-temannya pada jam-jam tertentu. Namun perlu diwaspadai bermain dengan teman yang terpapas tontonan unfaedah dari smartphone juga bisa jadi boomerang.

Pastikan anak menceritakan aktivitas bersama teman-temannya. Waspadai perilaku bulliying yang marak pada anak. Dimana perilaku satu ini bisa jadi imbas dari pemakaian ponsel tanpa kendali orang tua.

2. Awasi penggunaan ponsel anak
Sangat penting bagi orang tua untuk tahu apa yang ditonton dan dimainkan anak di ponsel. Semakin anak tenang dan diam dengan ponsel kesayangan, maka orang tua harus ekstra waspada. Bisa jadi anak tengah asyik memainkan game atau membuka aplikasi berbau asisula.

3. Gunakan syarat untuk mengakses atau mnggunakan HP.
misal syarat yng bisa kita tawarkan kepada anak antara lain: bersih-bersih rumah, belajar atau selesaikan PR dari sekolah

4. Orang tua tidak boleh menggunakan ponsel saat bersama anak
Hal sepele yang sering dilupakan para orang tua yakni memainkan gadget di depan anak. Jika Hanphone jadi godaan terbesar para orang tua. Pun dengan anak akan merasa bahwa hidupnya sangat bergantung pada HP.

5. Jangan berikan smartphone khusus untuk anak.
Meski Smartphone sudah menyatu dengan kehidupan anak-anak. Usahakan untuk tidak memberikan HP pribadi kepada anak. Khususnya pada mereka yang masih belum cukup umur. Sekalipun untuk alasan sekolah atau hal urgent lainnya.

Jika terpaksa memberikan, pastikan HP tidak memiliki memori penyimpanan besar agar anak tidak menginstal banyak aplikasi unfaedah. Cukup berikan HP yang bisa untuk mengakses 2-3 aplikasi yang diinginkan anak-anak

6. Anak diajak aktif dengan kegiatan keagamaan.
Jika muslim anak bisa didorong untuk selalu rajin mengaji dsn sholat waktu. Serta rutin sholat jamaah di mushola atau masjid. Untuk waktu bisa dikondisikan dengan anak-anak. Jika saya pribadi menekankan anak untuk sholat magrib dan isak berjamaah.

7. Jadikan HP sebagai punishment and reward
Tidak ada kata tidak mungkin untuk merubah ponsel pintar yang kita miliki sebagai senjata dalam menekan perilaku anak yang mulai absur. kita bisa menjadikan ponsel sebagai alat untuk memberi hukuman (punishmen) dan reward (hadiah) kepada anak.

Cara yang bisa dilakukan tiap orang tua bisa jadi berbeda satu sama lain. Misalkan kalau saya untuk meminjam HP harus ada syarat seperti bersih-bersih rumah dan berbicara yang baik. Serta jika anak masuk ranking kelas 3 besar (nilai 100) boleh main HP setiap hari.

Sebagai punishment atau hukuman saya tak mengijinkan bermain HP jika anak berbuat salah atau berkata tidak senonoh. Melakukan kekerasan terhadap saudara atau teman dan tidak sopan terhadap orang tua.

Rupanya hal diatas sangat efektif dan berdampak signifikan terhadap keinginan anak-anak bermain dengan hp. Anak-anak tak lagi kecanduan bermain dengan HP dan mulai suka menyibukkan diri dengan aktivitas lain.

Bagaimana Gan Sis, mau mencoba trik dan tips diatas? Atau ada tips lain yang mungkin layak untuk dicoba para orang tua. Jangan sukan berkomentar yah😁🤗