Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

trfpjkgbrt2Avatar border
TS
trfpjkgbrt2
Biaya Kereta Cepat Bengkak Rp18,36 Triliun, Siapa Bayar Paling Besar?


Bisnis.com, JAKARTA – Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dipastikan menelan biaya investasi senilai US$7,2 miliar atau setara dengan Rp110,16 triliun. Jumlah tersebut juga termasuk pembengkakan biaya senilai US$1,2 miliar atau setara Rp18,36 triliun.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi memastikan biaya total tersebut adalah investasi final yang tidak akan bertambah.

Penetapan biaya final tersebut telah disepakati oleh Komite Kereta Cepat yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, dan beranggotakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Erick Thohir, serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Dwiyana menjelaskan, pembayaran untuk cost overrun Kereta Cepat akan dibagi sesuai dengan porsi kepemilikan saham dengan konsorsium Indonesia sebesar 60 persen dan konsorsium China sebesar 40 persen. Dengan demikian, konsorsium Indonesia akan membayar sekitar US$720 juta dan konsorsium China menanggung sekitar US$480 juta yang tersisa.

Dwiyana menjelaskan, dari total cost overrun yang akan dibayarkan oleh konsorsium Indonesia, sebanyak 25 persen akan dibayar menggunakan dana dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pemimpin konsorsium.

“Kemudian, 75 persen itu dibayarkan menggunakan pinjaman yang telah disepakati dengan China Development Bank (CDB),” jelas Dwiyana saat dihubungi, dikutip Kamis (16/8/2023).


BACA JUGA

Adapun, berdasarkan catatan Bisnis.com pada 5 Juni 2023, besaran pinjaman yang telah disepakati adalah senilai US$550 juta atau sekitar Rp8,3 triliun dengan asumsi kurs US$1 = Rp15.100.

Sebagai informasi, PT KCIC merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh konsorsium BUMN Indonesia dan China. Konsorsium BUMN Indonesia membentuk perusahaan bernama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Perusahaan tersebut dipimpin PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII.

PSBI kemudian membentuk PT KCIC bersama dengan konsorsium China bernama Beijing Yawan HSR Company Limited. Konsorsium China juga terdiri atas perusahaan-perusahaan milik pemerintah China, yaitu China Railway International, China Railway Group Limited, CRRC Corporation, Sinohydro, dan China Railway Signal & Communication.

Sumber berita






Kontribusi anggaran negara dalam proyek kereta cepat tidak berbentuk investasi langsung.

Namun dalam bentuk penyertaan modal ke BUMN yang terlibat dan memiliki saham dalam konsorsium kereta cepat

Dukung Kereta Cepat
#DukungKeretaCepat

Wajib dukung
#DukungKeretaCepat
bestieku
petani.syusyu
petani.syusyu dan bestieku memberi reputasi
2
613
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.