Sumber Gambar

Makanan merupakan salah satu hal yang penting untuk mengisi perut kita. Dengan adanya makanan, maka satu dari tiga kebutuhan pokok manusia untuk hidup yaitu pangan sudah terpenuhi. Selanjutnya, tinggal memenuhi yang lainnya. Bahkan tanpa harus disuruh pun, seorang manusia akan sadar dengan sendirinya pada saat dirinya merasa harus makan.

Makan juga sejatinya bukan hanya sekedar mengenyangkan perut. Tapi kita juga perlu memilih-milih jenis makanan apa yang masuk ke perut kita. Jangan sampai kita asal makan makanan yang tidak mengandung nutrisi apa-apa. Yang akhirnya hanya jadi makanan yang lewat begitu saja tanpa memiliki dampak berkepanjangan bagi kita.

Nasi merupakan salah satu makanan yang banyak di makan di Asia khususnya Indonesia. Karena nasi sendiri merupakan makanan pokok yang mengenyangkan. Biasanya, nasi akan dimasak seperti biasa dan dimakan memakai lauk tertentu. Lauk-lauk inilah yang kemudian membantu kita mendapatkan gizi seperti protein dan lemak.


Sumber Gambar

Jadi sudah seharusnya kita memastikan kandungan nutrisi dalam makanan yang kita santap. Dengan adanya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh kita, maka kita akan berkembang dan metabolisme tubuh kita akan semakin baik. Meski begitu, jangan juga sesumbar seperti yang dilakukan oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat dalam salah satu omongannya.

Pada saat acaar dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional), dirinya menjadi sorotan usai menyampaikan ucapan yang kontroversial. Di mana ia menyebut bahwa orang yang makan nasinya lebih banyak daripada lauk adalah ciri orang miskin. Sedangkan orang kaya akan memenuhi piringnya dengan protein, lemak dan nutrisi lainnya yang bagus untuk tubuh.

Tentu pernyataan ini membuat beberapa orang merasa kurang setuju. Banyak yang mengecam ucapan ini dengan menganggap bahwa tidak seharusnya seorang Gubernur berbicara seperti itu. Yang seolah-olah mengolok-olok warga miskin yang sebenarnya adalah tanggung jawab dia juga sebagai seorang pemimpin daerah dalam mensejahterakan warganya.


Sumber Gambar

Viktor sendiri mengaku bahwa ia menyindir pengelolaan pangan NTT yang masih belum maksimal. Sehingga warga NTT makan hanya “asal kenyang” tanpa memikirkan nutrisi dan gizi apa yang masuk ke dalam tubuhnya. Akan tetapi caranya menyampaikan pendapat justru malah lebih terkesan mengolok-olok warga miskinnya sendiri.

Tapi apakah salah jika makan nasi lebih banyak dari lauknya?

Sebenarnya, makan nasi terlalu banyak atau lebih banyak dari lauk juga memang tidak bagus bagi tubuh kita. Di mana nantinya ada ketidakseimbangan nutrisi yang masuk ke tubuh kita. Nasi cenderung membawa karbohidrat dan gula. Bahkan memakan nasi terlalu banyak dapat menyebabkan gula darah meningkat dan beresiko menjadi diabetes tipe 2.


Sumber Gambar

Lantas bagaimana memakan nasi yang cukup? Berdasarkan sumber yang TS baca, makan nasi yang cukup adalah 500 gram sehari. Yang mana 100 gram-nya adalah sekitar satu kepal nasi tangan dewasa. Porsi ini bisa dibagi sesuai kemauan kita entah dua kali atau tiga kali sehari sesuai kemauan kita. Namun bila kita mengkonsumsi mie, maka konsumsi 1000 gram per harinya.

Mungkin orang miskin makan nasi lebih banyak dari lauk karena berhemat dan memiliki keterbatasan uang untuk membeli lauk. Sehingga mereka memakan banyak nasi supaya bisa lebih kenyang. Meski begitu, cara menyampaikan Viktor Laiskodat yang kemudian menjadi kontroversi. Di mana ‘orang miskin’ yang ia sebut itu adalah rakyatnya sendiri.



Jadi kalau kalian, seberapa banyak makan nasi? Apakah kalian setuju dengan omongan Gubernur NTT?


Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi