Wow, Malaysia Tegas Hukum 3 Tahun Penjara Warga yg Masih Nekat Pakai Jam Tangan Ini

Beranda

...

Gosip Nyok!
Wow, Malaysia Tegas Hukum 3 Tahun Penjara Warga yg Masih Nekat Pakai Jam Tangan Ini

iskrim

11-08-2023 07:55

Wow, Malaysia Tegas Hukum 3 Tahun Penjara Warga yg Masih Nekat Pakai Jam Tangan Ini

Lain lubuk, lain ilalang sungguh berlaku di negara Malaysia. Negeri jiran salahsatu tetangga terdekat negara kita ini belum lama ini mengeluarkan peraturan yang cukup mengejutkan pasalnya apa yang atau sampai dilakukan oleh warganya dianggap melanggar hukum agama.

Ya, sebetulnya banyak juga negara yang tidak mendukung hadirnya kaum minoritas penyuka sejenis, tapi di Malaysia mereka dengan sangat tegas menjatuhkan hukuman bagi masyarakat atau warga yang kedapatan mengenakan aksesoris yang berhubungan dengan lesbian, gay, biseksual, transgender atau queer (LGBTQ).

Hukuman yang diterima tidak tanggung-tanggung adalah 3 tahun penjara atau denda sebesar 20.000 ringgit ($4.375) atau sekitar 67 juta kalau di Rupiahkan kurs saat tulisan ini dibuat. Sebuah angka yang cukup besar untuk membuat masyarakat Malaysia berfikir panjang jika melanggarnya.

Tapi yang cukup unik dari kasus ini adalah pemerintah Malaysia menekankan hukuman ini buat mereka yang (khususnya) berani mengenakan jam tangan berwarna atau ada unsur warna pelangi yang menjadi warna ciri khas LGBTQ ini. Apakah ini sebuah kebetulan ataukah ada unsur lain yang berkesan sentimen terhadap produk tertentu, entahlah.

Tentu saja pemilik jam tangan yang tidak lain adalah Swatch bertanya-tanya, mengajukan keberatan dan mempertanyakan hal ini kepemerintah Malaysia. Menurut mereka jam tangan produk mereka itu tidak berbahaya tapi justeru membawa pesan perdamaian dan cinta. Merekpun telah menggugat pemerintah Malaysia jika ada kerusakan pada produk jam tangan mereka.

Ya, kekhawatiran Malasia terhadap kaum LBTQ ini tentu beralasan sehingga akhirnya larangan tersebut diterbitkan dalam Lembaran Federal - yang menjadikannya resmi - sebagai bagian dari undang-undang percetakan yang mencakup distribusi dan kepemilikan, mengutip kekhawatiran bahwa produk semacam itu merugikan moralitas bangsa dari produk yang dianggap merugikan.