Sumber Gambar

Masih soal pembunuhan, seakan pemberitaan mengenai pemubuhna tidak ada habisnya. Jika melihat portal media berita khususnya di bagian kriminal, selalu ada saja kasus pembunuhan yang mencuat. Baik yang viral maupun yang tidak. Tampaknya masyarakat memiliki banyak masalahnya sendiri sampai bisa melakukan aksi senekat itu.

Membunuh dengan alasan apapun seharusnya menjadi hal yang salah di mata hukum. Pelakunya bahkan bisa mendapatkan hukuman maksimal yaitu hukuman mati. Apalagi jika pembunuhan yang dilakukan secara berencana dan terkoordinir. Maka tidak hanya pelaku, orang yang terlibat di dalamnya juga bisa tersandung hukuman.

Bahkan jika melihat data di 2022, ada 809 korban pembunuhan di Indonesia. Hal ini cukup tinggi, jumlah hari dalam setahun saja tidak sampai angka segitu bahkan selisihnya jauh. Mirisnya lagi, 8 persen dari jumlah keseluruhan itu dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa. Ya, orang-orang yang harusnya sibuk menuntut ilmu dan belajar tapi malah saling bunuh.


Sumber Gambar

Ngomong-ngomong soal mahasiswa, beberapa waktu lalu sempat ada kasus pembunuhan yang dilakukan mahasiswa UI terhadap juniornya. Di mana pelaku mengaku terinsipirasi dari serial TV barat dalam menghabisi korbannya. Korban dibungkus oleh plastik dan dimasukkan di kolong tempat tidur oleh pelaku. Cara yang cukup keji dan dipelajari dari tontonan barat.

Motif yang dimiliki pelaku dalam membunuh juniornya juga terbilang cukup miris. Di mana si pelaku berniat menguasai harta korban karena terjerat pinjol dan kalah main kripto. Kerugian yang diakibatkan oleh kalah main kripto itu sendiri mencapai 80 juta. Angka yang sangat fantastis, bukan? Ini alasan sampai ia nekat membunuh juniornya sendiri.

Mengerikannya lagi, kabarnya pelaku yang bernama Altaf ini dihantui oleh awajah adik tingkatnya itu usai membunuh. Ia mengaku hidupnya jadi tidak tenang bahkan hampir bunuh diri akibat terus merasa dihantui oleh wajah korbannya. Konon korban kerap kali datang ke mimpinya dan ingin membunuhnya. Hal ini yang terus menerus membuatnya ketakutan.


Sumber Gambar

Tapi kini, Altaf telah ditahan oleh kepolisian. Ia ditangkap dan cukup kooperatif. Karena Altaf sendiri menyebut bahwa ia memang berniat menyerahkan diri dan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Untuk itu, usai melakukan pembunuhan ia tidak kabur dan tetap berada di kosan sampai akhirnya dirinya benar-benar ditangkap.

Mahasiswa Jurusan Ilmu Sastra Rusia itu juga diketahui nunggak kontrakan yang ditempatinya. Ia menunggak bayaran kontrakan dengan temannya sebesar 6 juta. Bahkan sebelum dirinya ditangkap polisi, pemilik kontrakan sempat menagih biaya kontrakannya. Akan tetapi ia belum bisa membayar dan beralasan akan menjual barang dulu.

Mungkin apa yang dialami oleh Altaf sendiri merupakan wujud dari rasa bersalahnya karena telah membunuh korban. Perasaan dihantui dan terbayang-bayang yang sudah wajar terjadi kepada seseorang yang memang belum pernah membunuh. Apalagi pembunuhan yang ia sengaja dan rencanakan sendiri.


Sumber Gambar

Altaf sendri tidak ada dendam atau perasaan tidak suka kepada korban. Alasannya membunuh murni karena ingin menguasai hartanya. Ia tidak memiliki masalah apapun dengan korban. Dia ini sebenarnya orang biasa, tapi karena keadaan ekonominya mencekik akibat ulah sendiri lantas membuatnya terpuruk dan terpaksa melakukan hal sekeji ini.

Melihat apa yang dialami Altaf, tentu menjadi pelajaran untuk kita agar tidak sembarangan memakai uang. Apalagi untuk yang tidak jelas seperti kripto. Akibat kelakuannya ini, Altaf terancam akan dihukum penjara seumur hidup atau hukuman mati.



Menurut kalian, mengapa Altaf sampai dihantui?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi