Sumber Gambar

Masih menjadi salah satu kasus besar di 2022, pembunuhan Briagdir J merupakan salah satu kasus yang menyita perhatian banyak orang di Indonesia pada saat itu. Di mana para pelaku masing-masing sudah mendapatkan vonis hukumannya masing-masing. Di mana banyak dari mereka yang mendapat hukuman berat sesuai dengan keinginan publik.

Persidangan yang panjang dan berlarut-larut ini juga sempat menjadi drama tersendiri di mana pada awalnya JPU hanya menuntut dengan hukuman ringan. Kemudian pada akhir persidangan hakim memberi hukuman maksimal yang lebih berat dari tuntutan jaksa kepada pelaku. Di mana aktor utama yakni Ferdy Sambo divonis hukuman mati.

Banyak yang merayakan dan menganggap hukuman itu sebagai kemenangan bagi mereka. Terutama dari keluarga Brigadir Joshua. Meski di berbagai platform sosial media, vonis ini sendiri masih diragukan. Banyak yang menyebut bahwa bisa saja Ferdy Sambo lolos dari hukuman mati apabila ia berbuat baik. Sehingga penyelesaian kasus ini masih menyisakan keraguan.


Sumber Gambar

Kalau TS tidak salah, Ferdy Sambo sendiri sempat mengajukan banding ke pengadilan mengenai vonisnya. Akan tetapi, banding itu ditolak oleh pengadilan. Tidak menyerah, Ferdy Sambo kemudian mengajukan kasasi ke MA. Lama tidak terdengar, akhirnya pada tanggal delapan kemarin diberitakan bahwa MA menyetujui pengajuan kasasi tersebut.

Ferdy Sambo seperti yang dikabarkan banyak media mendapat diskon 8.8 di mana semulanya divonis hukuman mati, kini menjadi hukuman seumur hidup dan sang istri yang tadinya 20 tahun dipangkas menjadi setengah yaitu 10 tahun. Ricky Rizal dari pidana 13 tahun menjadi 8 tahun. Lalu Kuat Maruf dari 15 tahun menjadi 10 tahun.

Mahkamah Agung menurunkan Ketua Majelis Hakim yakni Suhadi dan anggotanya Desnayeti, Suhartono, Jupriyadi dan Yohanes Priyana untuk menentukan nasib kasasi yang diajukan Ferdy Sambo. Dan merekalah orang dibalik disetujuinya kasasi tersebut. Dan berikut ini TS akan memberikan profil dari Ketua Majelis Hakim, Suhadi.


Sumber Gambar

Suhadi merupakan Hakim Agung kelahiran Sumbawa, NTB pada 19 September 1953. Ia sudah menjadi Hakim Agung di MA sejak 2011 lalu. Sedangkan karirnya di dunia peradilan sudah dimulai sejak 1 November 1979 sebagai CPNS di PN Mataram. Dirinya baru diangkat menjadi hakim pada tahun 1983 di Pengadilan Negeri Dompu.

Banyak menjalani tugas di berbagai tempat seperti di PN Karawang, PN Tangerang, dan Hakim Tinggi di PN DKI. Dirinya banyak mendapatkan banyak promosi jabatan ke jenjang yang lebih tinggi. Hingga pada 2010, dirinya dipercaya menjadi Panitera Mahkamah Agung. Dan sejak 2018 hingga sekarang, dirinya menjabat sebagai Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung.


Sumber Gambar

Usai menjadi sorotan, ternyata Suhadi sendiri memiliki anak bungsu yang juga menjadi hakim. Dan ada sebuah jejak hitam di mana anaknya yang bernama Danu Arman yang seorang Hakim di PN Rangkasbitung kedapatan sedang nyabu di ruang kerjanya. Sebelumnya Danu juga pernah disanksi mutasi ke Aceh karena merebut istri hakim lain.

Bila dilihat dari profilnya, sosok Suhadi ini bukan hakim ecek-ecek. Ia merupakan hakim senior yang sudah banyak menangani berbagai kasus dan mempunyai segudang pengalaman. Sayangnya, dia malah menjadi sosok yang membatalkan hukuman mati terhadap Ferdy Sambo. Yang kita tahu merupakan sosok yang cukup dibenci publik selain Mario Dandy.

Jika Ferdy Sambo saja bisa dianulir vonisnya, jangan kaget jika hal yang sama terjadi pada terdakwa lain yang sekarang sedang menjalani sidang dengan santai dan senyum-senyum.



Menurut kalian, apa alasan hakim MA menganulir hukuman mati Ferdy Sambo?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi