Sumber Gambar

Harapan orang tua memasukkan anaknya ke dalam sekolah tentu karena ingin sang anak mendapatkan pendidikan sehingga menjadi orang yang baik dan berguna di kemudian hari. Karena sekolah menjadi tempat yang diharapkan dapat membentuk anaknya. Bukan hanya dari akademis tapi juga dari kelakuakn, akhlak dan juga perilakunya.

Meski pada dasarnya, tidak semua hal dalam sekolah baik dan bernilai positif. Karena pada akhirnya ada saja hal-hal yang malah menjerumuskan anak-anak kita ke hal yang negatif. Sayangnya, kadang hal seperti inilah yang sering luput dari perhatian orang tua dan juga guru. Sehingga terabaikan begitu saja dan bisa berakibat fatal.

Salah satu masalah yang paling merugikan adalah bullying. Mungkin dari perspektif orang tua bullying sendiri kerap kali tidak disadari. Karena biasanya si anak akan beralasan bahwa ia hanya bercanda. Untuk itu, orang tua dan guru juga harus peka serta paham mengenai batasan-batasan dalam bercanda. Sehingga bisa membedakan mana bercanda dan mana yang sudah masuk ke ranah bullying.


Sumber Gambar

Sebelum semuanya terlambat dan berakhir dengan nahas seperti yang terjadi di salah satu sekolah di Banjarmasin. Bermula dari aksi bullying, akhirnya menjadi peristiwa berdarah yang tentu tidak diharapkan terjadi. Mirisnya, hal ini terjadi di dalam kelas. Saat satu siswa tiba-tiba menusuk temannya dengan alasan kesal kerap kali dibully.

Namun, beberapa waktu lalu ayah dari korban penusukan memberikan statement di depan awak media. Ia menegaskan dan membantah kalau anaknya tukang bullying. Bahkan menurutnya, anaknya adalah anak baik jadi tak mungkin melakukan hal seperti itu. Sang ayah menjelaskan ini dengan didampingi oleh pengacaranya yang akan membantunya di pengadilan.

Berbekal bukti chat WhatsApp, Kurniawan SH selaku pengacara korban menyatakan bahwa dalam chat tersebut sama sekali tidak ada yang aneh. Tidak ada chat berupa ancaman atau bully sama sekali (ya walau bisa dihapus sih). Inilah yang membuatnya berani membela sang anak. Kini Kurniawan akan menuntut pelaku penusukan anaknya dengan hukuman maksimal seadil-adilnya.


Sumber Gambar

Bahkan saat ditawari mediasi, ayah korban Faisal Akli menolak tegas. Ia mengaku tidak perlu mediasi dan tidak akan mengambil jalur damai. Ia ingin pelaku mendapat hukuman setimpal. Faisal juga menyebut bahwa ia bisa membiayai semua pengobatan anaknya termasuk biaya operasi. Sehingga tidak membutuhkan bantuan dari keluarga pelaku sama sekali.

Kurniawan menyebut, sudah tidak wajar ada pelajar membawa senjata tajam ke sekolah dengan rencana menusuk temannya. Ini sudah masuk penganiayaan berencana dan ia mau pelaku dihukum seadil-adilnya. Jadi intinya, ayah korban Faisal Akli membantah bahwa anaknya adalah tukang bully seperti yang dituduhkan orang-orang.


Sumber Gambar

Ya, memang yang namanya ayah pasti akan membela anaknya. Sama seperti yang dilakukan ayah David Ozora saat anaknya dianiaya. Tapi soal ini, rasanya lain lagi. Patut dipertanyakan juga dari mana ia berpendapat bahwa anaknya bukan tukang bully? Menurut TS bukti chat sama sekali tidak menjadi bukti kuat untuk membenarkan pendapatnya ini.

Tebakan TS, korban ini memang berasal dari keluarga berada. Mereka bisa sewa pengacara dan bahkan mengaku bisa membiayai semua biaya rumah sakit termasuk biaya operasi. Tentu untuk semua itu, tidak murah dan membutuhkan biaya yang besar. Kalau iya, maka pelaku salah lawan.



Jadi menurut kalian, apakah benar korban bukan pembully? Kalian percaya ayah korban atau keterangan si pelaku?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi