Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Gara-gara poster Bintang Kejora, mahasiswa Papua dilarang berfoto di Kampus Unram



Seorang satpam kampus Universitas Mataram saat melarang Yordan Nyamuk Karunggu berfoto dengan membawa poster Bintang Kejora di Kampus Universitas Mataram, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (1/8/2023). - Dok. Y Nyamuk Karunggu dengan motif bendera Bintang Kejora. Dok. Nyamuk Karunggu

Jayapura, Jubi – Sejumlah tiga mahasiswa Universitas Mataram atau Unram yang berasal dari Papua dilarang berfoto dan diusir dari lingkungan kampus gara-gara membawa poster Bintang Kejora. Insiden itu terjadi pada Selasa (1/8/2023) pagi, setelah salah satu mahasiswa asal Papua mengikuti yudisium Fakultas Hukum Universitas Mataram di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Insiden itu bermula ketika dua mahasiswa Universitas Mataram (Unram) asal Papua, Naldo (mahasiswa Fakultas Ekonomi Unram) dan Tombol (mahasiwa Fakultas Kehutanan Unram) pergi mendatangi yudisium Fakultas Hukum yang berlangsung di Gedung Budaya Unram. Mereka ingin memberikan ucapan selamat kepada Yordan Nyamuk Karunggu yang telah mengikuti yudisium itu.

Menurut Nyamuk Karunggu, setelah ia selesai mengikuti yudisium, ia keluar dari Gedung Budaya. Di luar gedung itu, ia bertemu Naldo. Tiba-tiba, salah satu satpam kampus memotret mereka berdua.

Karunggu yang merasa tidak nyaman difoto kemudian menanyai apa alasan satpam itu memotret dirinya dan Naldo.  “Saya tanya, ‘tujuan apa ambil foto kami tanpa ijin dari kami?’ Saya tanya, tetapi tidak dijawab. Ia  memberikan reaksi dengan mengancam hendak memukul kami,” kata Karunggu melalui panggilan telepon pada Rabu (2/2/2023) malam.

Karunggu lalu merobek jas almamaternya sebagai bentuk protes, karena merasa mahasiswa Papua selalu dikriminalisasi. “Saya robek [jas] almamater. Saya gunakan [jas] almamater, tapi anggapan kalian kami sebagai kriminal lalu difoto. Itu disaksikan beberapa mahasiswa dan beberapa dosen,” ujarnya.

Karunggu bersama Naldo dan Tombol lalu pergi ke Fakultas Hukum. Karunggu menyatakan disana ia mengeluarkan poster dengan motif bendera Bintang Kejora untuk berfoto. Menurut Karunggu, ketiga ia belum sempat berfoto, ia didatangi satpam yang melarang mereka berfoto. Karunggu, Naldo, dan Tombol lalu diiusir keluar dari kampus.

“Kami mau foto-foto dengan kawan-kawan mahasiswa lain. Saya ambil poster bermotif bendera Bintang Kejora. Saat saya pegang poster mereka [satpam] melarang-larang kami, mau pukul juga. Mereka bilang, ‘bendera Bintang Kejora jangan kibarkan’. Saya bilang, ‘ini bukan bendera, ini poster’. [Kami] baku mulut. Mereka bilang, ‘kalian itu dibiayai negara, jangan melakukan perlawan terhadap negara. Kalian itu pendatang, jadi kalian ikut apa yang kami bikin di sini’,” ujar Karunggu menirukan ucapan satpam saat itu.

Karunggu menyatakan poster Bintang Kejora itu ia keluarkan sebagai simbol perlawanan terhadap tindakan rasisme dan represi diterima mahasiswa Papua di Universitas Mataram. Menurutnya,  pihak lembaga pernah membubarkan diskusi mahasiswa Papua di kampus Unram pada 2022.

“Momen ini saya saya pakai untuk melawan perlakukan tersebut. Kami pernah diintimidasi oleh pihak lembaga pada 2022. Kami hanya duduk main WiFi malam hari di kampus, lalu rektorat bawa keamanan dengan alasan ‘kalian sering diskusi soal Papua’ dan lain sebagainya. [Mereka] melarang [kami] kumpul, mereka mau mahasiswa belajar saja,” katanya.

Jubi sudah berusaha menghubungi Wakil Rektor III Universitas Mataram, Dr Sujita ST MT melalui layanan pesan WhatsApp dan telepon untuk mendapatkan informasi pembanding atas pengakuan Nyamuk Karunggu. Sujita berjanji akan menghubungi Jubi, namun hingga berita ini diturunkan Sujita tidak kunjung menelepon. (*)

https://jubi.id/tanah-papua/2023/gar...-kampus-unram/
sama-sama simbol seperatis
kalau bawa palu arit poster juga sama reaksi aparat loh emoticon-Big Grin


Unram bantah larang mahasiswa Papua berfoto di lingkungan kampus

Aryo Wisanggeni - Pelarangan Poster Bintang Kejora
August 3, 2023
Bintang Kejora, Unram
Seorang satpam kampus Universitas Mataram saat melarang Yordan Nyamuk Karunggu berfoto dengan membawa poster Bintang Kejora di Kampus Universitas Mataram, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (1/8/2023). - Dok. Y Nyamuk Karunggu dengan motif bendera Bintang Kejora. Dok. Nyamuk Karunggu
Jayapura, Jubi – Wakil Rektor III Universitas Mataram Dr Sujita ST MT menyatakan pihaknya tidak melarang berfoto ataupun mengusir Yordan Nyamuk Karunggu, Naldo, dan Tombol dari kampus Universitas Mataram. Sujita menyatakan Universitas Mataram atau Unram sangat menghormati dan menghargai mahasiswa Papua.

Hal ini disampaikan Sujita untuk menanggapi pernyataan Karunggu yang menyebut pihak kampus melarangnya berfoto serta mengusir Karunggu, Naldo, dan Tombol dari lingkungan kampus Unram gara-gara membawa poster Bintang Kejora. “Unram sangat menghormati dan menyayangi anak-anak dari Papua,” kata Sujita melalui panggilan telepon pada Rabu (2/3/2023) malam.

Sebelumnya, Yordan Nyamuk Karunggu menyatakan ia dan dua orang temannya dilarang berfoto dan diusir dari lingkungan kampus Unram di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, saat hendak merayakan keberhasilan Karunggu mengikuti yudisium Fakultas Hukum Unram pada Selasa (1/8/2023). Ketiga mahasiswa asal Papua itu dilarang berfoto dan diusir dari kampus gara-gara membawa poster Bintang Kejora.

Meskipun membantah adanya pelarangan berfoto dan pengusiran itu, Sujita menyatakan tindakan Karunggu telah menyimpang dari norma hukum di Indonesia, serta mencoreng nama Universitas Mataram. Sujita menyatakan Karunggu pernah mengibarkan bendera Bintang Kejora pada 2022.

[Tindakan] saudara Nyamuk itu terlalu menyimpang dari norma hukum di Indonesia. Pernah kejadian, [dia] mengibarkan Bintang Kejora pada 2022, di halaman kampus. Akhirnya kami dipersalahkan. [Tindakan itu] sangat mencoreng bangsa kita. Unram adalah universitas negeri, maka kami lawan [tindakan itu] karena mencoreng nama bangsa Indonesia,” ujarnya.

Sujita menyatakan Karunggu sebagai mahasiswa penerima beasiswa ADik tidak seharusnya membawa poster Bintang Kejora. Menurut Sujita, sebaiknya Karunggu fokus berkuliah agar saat pulang bisa membangun Papua.

“Saya keras, karena hendak menunjukan kecintaan kami terhadap mahasiswa Papua. Supaya mahasiswa Papua bisa belajar dengan baik dan kembali membangun Papua. [Mereka] dididik di sini kan tujuannya untuk membangun dan memimpin Papua,” katanya.

Sujita menyatakan Unram selalu memperlakukan mahasiswa Papua dengan baik. Sujita menjelaskan ada delapan mahasiswa Papua yang dibebaskan biaya studinya, lantaran belum lulus setelah melewati batas waktu beasiswa ADik.

“Anak-anak Papua yang beasiswanya habis semester sepuluh dan semester 11 [serta] tinggal menyelesaikan skripsi, kami bebaskan [dari kewajiban membayar] Uang Kuliah Tunggal. Itu bentuk kasih sayang [dan penghormatan kami] kepada mereka. Kalau tidak, sudah kami [nyatakan] drop-out,” ujarnya. (*)
https://jubi.id/tanah-papua/2023/unr...kungan-kampus/
Oh wajar ternyata pendukung Papua Merdeka jadi mencoreng nama almamater...

Seorang satpam kampus Universitas Mataram saat melarang Yordan Nyamuk Karunggu berfoto dengan membawa poster Bintang Kejora di Kampus Universitas Mataram, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (1/8/2023). - Dok. Y Nyamuk Karunggu dengan motif bendera Bintang Kejora. Dok. Nyamuk Karunggu

Jayapura, Jubi – Sejumlah tiga mahasiswa Universitas Mataram atau Unram yang berasal dari Papua dilarang berfoto dan diusir dari lingkungan kampus gara-gara membawa poster Bintang Kejora. Insiden itu terjadi pada Selasa (1/8/2023) pagi, setelah salah satu mahasiswa asal Papua mengikuti yudisium Fakultas Hukum Universitas Mataram di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Insiden itu bermula ketika dua mahasiswa Universitas Mataram (Unram) asal Papua, Naldo (mahasiswa Fakultas Ekonomi Unram) dan Tombol (mahasiwa Fakultas Kehutanan Unram) pergi mendatangi yudisium Fakultas Hukum yang berlangsung di Gedung Budaya Unram. Mereka ingin memberikan ucapan selamat kepada Yordan Nyamuk Karunggu yang telah mengikuti yudisium itu.

Menurut Nyamuk Karunggu, setelah ia selesai mengikuti yudisium, ia keluar dari Gedung Budaya. Di luar gedung itu, ia bertemu Naldo. Tiba-tiba, salah satu satpam kampus memotret mereka berdua.

Karunggu yang merasa tidak nyaman difoto kemudian menanyai apa alasan satpam itu memotret dirinya dan Naldo.  “Saya tanya, ‘tujuan apa ambil foto kami tanpa ijin dari kami?’ Saya tanya, tetapi tidak dijawab. Ia  memberikan reaksi dengan mengancam hendak memukul kami,” kata Karunggu melalui panggilan telepon pada Rabu (2/2/2023) malam.

Karunggu lalu merobek jas almamaternya sebagai bentuk protes, karena merasa mahasiswa Papua selalu dikriminalisasi. “Saya robek [jas] almamater. Saya gunakan [jas] almamater, tapi anggapan kalian kami sebagai kriminal lalu difoto. Itu disaksikan beberapa mahasiswa dan beberapa dosen,” ujarnya.

Karunggu bersama Naldo dan Tombol lalu pergi ke Fakultas Hukum. Karunggu menyatakan disana ia mengeluarkan poster dengan motif bendera Bintang Kejora untuk berfoto. Menurut Karunggu, ketiga ia belum sempat berfoto, ia didatangi satpam yang melarang mereka berfoto. Karunggu, Naldo, dan Tombol lalu diiusir keluar dari kampus.

“Kami mau foto-foto dengan kawan-kawan mahasiswa lain. Saya ambil poster bermotif bendera Bintang Kejora. Saat saya pegang poster mereka [satpam] melarang-larang kami, mau pukul juga. Mereka bilang, ‘bendera Bintang Kejora jangan kibarkan’. Saya bilang, ‘ini bukan bendera, ini poster’. [Kami] baku mulut. Mereka bilang, ‘kalian itu dibiayai negara, jangan melakukan perlawan terhadap negara. Kalian itu pendatang, jadi kalian ikut apa yang kami bikin di sini’,” ujar Karunggu menirukan ucapan satpam saat itu.

Karunggu menyatakan poster Bintang Kejora itu ia keluarkan sebagai simbol perlawanan terhadap tindakan rasisme dan represi diterima mahasiswa Papua di Universitas Mataram. Menurutnya,  pihak lembaga pernah membubarkan diskusi mahasiswa Papua di kampus Unram pada 2022.

“Momen ini saya saya pakai untuk melawan perlakukan tersebut. Kami pernah diintimidasi oleh pihak lembaga pada 2022. Kami hanya duduk main WiFi malam hari di kampus, lalu rektorat bawa keamanan dengan alasan ‘kalian sering diskusi soal Papua’ dan lain sebagainya. [Mereka] melarang [kami] kumpul, mereka mau mahasiswa belajar saja,” katanya.

Jubi sudah berusaha menghubungi Wakil Rektor III Universitas Mataram, Dr Sujita ST MT melalui layanan pesan WhatsApp dan telepon untuk mendapatkan informasi pembanding atas pengakuan Nyamuk Karunggu. Sujita berjanji akan menghubungi Jubi, namun hingga berita ini diturunkan Sujita tidak kunjung menelepon. (*)

https://jubi.id/tanah-papua/2023/gar...-kampus-unram/
sama-sama simbol seperatis
kalau bawa palu arit poster juga sama reaksi aparat loh emoticon-Big Grin


Unram bantah larang mahasiswa Papua berfoto di lingkungan kampus
[img]https://jubi.id/wp-content/uploads/2023/08/WhatsApp-Image-2023-08-02-at-19.47.36.jpeg/img]
Aryo Wisanggeni - Pelarangan Poster Bintang Kejora
August 3, 2023
Bintang Kejora, Unram
Seorang satpam kampus Universitas Mataram saat melarang Yordan Nyamuk Karunggu berfoto dengan membawa poster Bintang Kejora di Kampus Universitas Mataram, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (1/8/2023). - Dok. Y Nyamuk Karunggu dengan motif bendera Bintang Kejora. Dok. Nyamuk Karunggu
Jayapura, Jubi – Wakil Rektor III Universitas Mataram Dr Sujita ST MT menyatakan pihaknya tidak melarang berfoto ataupun mengusir Yordan Nyamuk Karunggu, Naldo, dan Tombol dari kampus Universitas Mataram. Sujita menyatakan Universitas Mataram atau Unram sangat menghormati dan menghargai mahasiswa Papua.

Hal ini disampaikan Sujita untuk menanggapi pernyataan Karunggu yang menyebut pihak kampus melarangnya berfoto serta mengusir Karunggu, Naldo, dan Tombol dari lingkungan kampus Unram gara-gara membawa poster Bintang Kejora. “Unram sangat menghormati dan menyayangi anak-anak dari Papua,” kata Sujita melalui panggilan telepon pada Rabu (2/3/2023) malam.

Sebelumnya, Yordan Nyamuk Karunggu menyatakan ia dan dua orang temannya dilarang berfoto dan diusir dari lingkungan kampus Unram di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, saat hendak merayakan keberhasilan Karunggu mengikuti yudisium Fakultas Hukum Unram pada Selasa (1/8/2023). Ketiga mahasiswa asal Papua itu dilarang berfoto dan diusir dari kampus gara-gara membawa poster Bintang Kejora.

Meskipun membantah adanya pelarangan berfoto dan pengusiran itu, Sujita menyatakan tindakan Karunggu telah menyimpang dari norma hukum di Indonesia, serta mencoreng nama Universitas Mataram. Sujita menyatakan Karunggu pernah mengibarkan bendera Bintang Kejora pada 2022.

[Tindakan] saudara Nyamuk itu terlalu menyimpang dari norma hukum di Indonesia. Pernah kejadian, [dia] mengibarkan Bintang Kejora pada 2022, di halaman kampus. Akhirnya kami dipersalahkan. [Tindakan itu] sangat mencoreng bangsa kita. Unram adalah universitas negeri, maka kami lawan [tindakan itu] karena mencoreng nama bangsa Indonesia,” ujarnya.

Sujita menyatakan Karunggu sebagai mahasiswa penerima beasiswa ADik tidak seharusnya membawa poster Bintang Kejora. Menurut Sujita, sebaiknya Karunggu fokus berkuliah agar saat pulang bisa membangun Papua.

“Saya keras, karena hendak menunjukan kecintaan kami terhadap mahasiswa Papua. Supaya mahasiswa Papua bisa belajar dengan baik dan kembali membangun Papua. [Mereka] dididik di sini kan tujuannya untuk membangun dan memimpin Papua,” katanya.

Sujita menyatakan Unram selalu memperlakukan mahasiswa Papua dengan baik. Sujita menjelaskan ada delapan mahasiswa Papua yang dibebaskan biaya studinya, lantaran belum lulus setelah melewati batas waktu beasiswa ADik.

“Anak-anak Papua yang beasiswanya habis semester sepuluh dan semester 11 [serta] tinggal menyelesaikan skripsi, kami bebaskan [dari kewajiban membayar] Uang Kuliah Tunggal. Itu bentuk kasih sayang [dan penghormatan kami] kepada mereka. Kalau tidak, sudah kami [nyatakan] drop-out,” ujarnya. (*)
https://jubi.id/tanah-papua/2023/unr...kungan-kampus/
Oh wajar ternyata pendukung Papua Merdeka jadi mencoreng nama almamater...
Diubah oleh mabdulkarim 03-08-2023 16:12
nomorelies
dragunov762mm
dragunov762mm dan nomorelies memberi reputasi
2
380
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.