Sumber Gambar

Kriminal merupakan salah satu hal yang seringkali terjadi di kota-kota besar. Di mana angka kriminalitas bisa dibilang cukup tinggi. Di mana kita tidak pernah bisa menebak kapan kejahatan bisa terjadi, di mana dan kepada siapa. Bahkan bisa saja suatu saat kita yang akan menjadi korban dari para pelaku kriminal tersebut. Sehingga dunia luar mengharuskan kita untuk tetap waspada.

Salah satu hal yang perlu diingat adalah bahwa kejahatan itu sendiri terjadi karena adanya kesempatan. Meski pada awalnya dilatarbelakangi oleh niat, tapi tidak akan terlaksana jika kesempatannya tidak tersedia. Maka dari itu, jangan memberikan kesempatan dan ruang gerak pada pelaku kejahatan untuk berlaku jahat kepada kita.

Salah satu yang meresahkan adalah jambret. Kriminal jenis ini sendiri sangat memanfaatkan keadaan dalam menjalankan aksinya. Mereka mengincar orang yang lengah dan mudah untuk menjadi target kejahatan. Di mana mereka akan tiba-tiba datang dari arah tak terduga dan mengambil apa saja yang ada di tangan kita seperti handphone, dompet bahkan tas.


Sumber Gambar

Bila sudah menjadi korban jambret, maka satu-satunya cara untuk menyelamatkan barang yang dicuri adalah langsung meminta bantuan warga. Meski itu tidak menjamin bahwa barang kita akan kembali. Namun sayangnya, nasib sial justru menimpa seorang pemuda di Cipete, Kebayoran Baru yang menjadi korban penjambretan handphone.

Tidak hanya menjadi korban penjambretan, ia juga menjadi korban pengeroyokan. Saat itu, pria bernama Ridho itu sedang berjalan di pinggir jalan untuk mencari makan. Tepatnya pada sore hari 16:00, selasa 25 Juli lalu. Lalu datang dua orang naik motor yang mengajaknya untuk ikut naik motor sambil berkata “bisa minta waktunya sebentar.”

Ridho lalu naik ke motor dibonceng tiga. Tak lama handphone milik Ridho dirampas. Usai pelaku mendapatkan handphone, Ridho diturunkan dari motor dan handphone-nya dibawa pergi. Sontak ia berteriak meminta tolong warga. Sayangnya, warga yang berdatangan bukannya menolong malah memukuli Ridho bersama-sama hingga kepalanya bocor.


Sumber Gambar

Warga mengira bahwa Ridho adalah pelaku kejahatan. Bahkan dituduh sebagai maling. Ridho tidak tinggal diam dan membela diri bahwa dirinya bukan maling. Tapi warga tidak percaya karena ada tato di tubuh Ridho. Entah apa hubungannya pelaku kejahatan dengan tato, tapi memang random juga pemikiran warga ini ya. Ridho selamat usai Satpol PP dan anggota Polsek datang mengamankannya.

Orang yang mengenal Ridho menjelaskan bahwa Ridho hanyalah orang rantau di sini yang bekerja di tempat cuci kendaraan. Kabarnya, selain mengalami babak belur Ridho juga mengalami trauma usai menjadi korban pemukulan para warga. Sudah handphone-nya raib, kini dirinya juga malah dipukuli warga. Gimana gak miris?


Sumber Gambar

Sebenarnya, modus kejahatan seperti yang Ridho alami ini sudah sering terjadi. TS sudah beberapa kali menemukan kasus seperti ini. Biasanya korban dituduh melakukan kejahatan oleh pelaku dan ditakut-takuti hingga membuatnya panik. Setelah panik, barulah mereka mengajak korban ikut bersama mereka untuk membuktikan bahwa mereka tidak bersalah. Tentu korban yang panik biasanya nurut saja.

Jika sudah nurut begitu, maka dengan mudahnya si pelaku mengambil barang berharga korban. Kasus seperti ini sendiri terakhir kali sempat TS dengar terjadi di Palmerah, Jakarta. Mereka biasanya mengincar orang yang kelihatan lugu dan polos. Jadi hati-hati saja bila bertemu orang mencurigakan seperti ini.



Menurut kalian, sebodoh apa warga sampai memukuli korban jambret hanya karena memiliki tato?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi