Sumber Gambar

Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu penyakit masyarakat yang keberadaannya cukup meresahkan. Karena dengan memakai narkoba, kita mungkin akan merasakan efek-efek yang adiktif dan bisa membuat seseorang menjadi ketagihan. Apalagi bahan yang digunakan merupakan bahan-bahan berbahaya yang jelas dilarang.

Narkoba sendiri memiliki berbagai jenis yang juga memiliki kisaran harga berbeda-beda tergantung jenisnya. Jika sudah kecanduan, seseorang akan sangat ketergantungan dengan zat berbahaya ini. Mereka akan menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan narkoba dan memenuhi rasa ketergantungannya tersebut.

Ketergantungan seperti ini jelas menguntungkan bagi para pengedar narkoba di luar sana. Karena secara tidak langsung mereka telah mendapatkan pelanggan tetap. Ya, bisa dibilang begitu. Pemakai narkoba bisa mendapatkan hukuman hingga rehabilitasi bila terbukti positif menggunakan zat terlarang ini. Sehingga kepolisian kerap kali melakukan penggrebekan.


Sumber Gambar

Baru-baru ini, penggrebekkan kembali terjadi di Kota Jambi. Di mana sebuah basecamp para pengguna narkoba habis digrebek oleh sekelompok emak-emak yang mengaku sudah resah dengan keberadaan basecamp narkoba tersebut. Hingga akhirnya membuat mereka nekat melakukan penggrebekkan secara langsung tanpa bantuan aparat kepolisian.

Mereka mengaku sudah tidak tahan karena sering kali kehilangan barang. Kabarnya, benda-benda berharga seperti laptop, mesin air sampai laptop seringkali hilang. Hal ini diduga akibat adanya operasi narkoba di daerah mereka tinggal. Jadi mereka sudah tidak tahan hingga memutuskan untuk langsung melakukan aksi penggrebekkan ini.

Saat  sampai di basecamp itu, para emak-emak menemukan 20 orang yang sedang pesta sabu. Kedatangan rombongan emak-emak ini lantas membuat orang-orang itu kabur ketakutan. Mirisnya, mereka menemukan anak-anak berseragam SMP dan SMA yang juga ada di sana dan rata-rata orang luar kampung mereka. Kegiatan seperti ini diketahui sudah berjalan selama 1 tahun.


Sumber Gambar

Mereka sebetulnya sudah melapor ke kepolisian, tapi kabarnya polisi tidak segera menindaklanjuti laporan ini. Mereka sudah melapor ke Polresta Jambi tapi tidak kunjung dilakukan proses penggrebekan. Kasat Narkoba Polresta Jambi beralasan, penyebab mereka belum juga menindaklajuti laporan ini karena masih melakukan pendalaman.

Kini rumah yang menjadi lokasi pesta narkoba itu sudah sepi dan dipasangi garis polisi. Kenapa gak pake garis ibu-ibu? Kan yang menindak ibu-ibu, wkwkwk. Dan kini polisi juga sudah mengamankan barang bukti berupa alat isap sabu dan lain sebagainya untuk dibawa ke kantor. Semua bukti itu ditinggalkan para pelaku saat digrebek ibu-ibu.

Apakah cara ini efektif? Menurut TS menggrebek tanpa polisi seperti ini kurang efektif. Karena para pelaku langsung kabur begitu saja tanpa ada yang berhasil ditangkap. Memang basecamp-nya sudah sepi, tapi para pelaku masih berkeliaran di luar sana. Mereka bisa saja melakukan hal serupa di tempat lain bila tidak kapok.


Sumber Gambar

Dari kepolisian pun seharusnya sadar supaya bisa mengendalikan situasi. Meyakinkan warga supaya tidak bertindak sendiri. Keputusan para ibu-ibu untuk menggrebek sendiri merupakan bukti bahwa kepolisian pada saat itu terlalu lambat dalam memproses laporan warga. Sehingga membuat warga geram dan bergerak sendiri. Polri harusnya malu melihat ini.

Tidak ada salahnya bergerak sendiri apabila kepolisian lamban dan tidak bisa diandalkan, tapi ada baiknya jika sudah memiliki rencana yang matang. Sehingga nantinya proses penggrebekkan berjalan lancar dan para pelaku berhasil dibekuk. Terserah deh mau diapain asal gak mati wkwk. Nanti malah ikut ditangkap.



Menurut kalian, sudah tepatkah keputusan emak-emak menggrebek sendiri basecamp narkoba itu?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi