Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan cinta yang rumit antara aku, kamu, dan dia. Sejak aku duduk di kelas sepuluh, aku sudah mengagumimu. Namun, tak pernah terpikirkan olehku bahwa dia akan merebutmu dariku. Dan kamu, kamu yang tak pernah bisa kulupakan hingga saat ini.

Aku sering terdiam di sudut kamarku, meratapi semua yang telah terlambat. Aku menyadari bahwa aku sudah terlambat untuk memilikimu, menyentuhmu, dan memahamimu. Kisah ini dimulai beberapa tahun yang lalu, ketika aku diam-diam mengikuti dan mengagumimu. Tidak pernah terlintas dalam pikiranku bahwa kamu akan memperhatikanku.

Kamu memberiku harapan, namun ternyata itu hanya harapan semu. Dia hadir dalam hidupmu dan merebut hatimu dariku. Aku merasa sedih dan kecewa, karena aku selalu mengira bahwa kamu akan bersamaku. Kita melewati hari-hari terakhir di masa sekolah bersama-sama, tapi aku salah. Lalu aku membiarkanmu bahagia bersamanya.

Aku menyadari bahwa kamu memang bukan untukku, tapi untuknya. Untuknya yang tidak tahu apa-apa tentang kita, untuknya yang bahkan tidak ada ketika kita mulai membangun harapan bersama. Aku harus menerima kenyataan ini dan memaafkan diriku sendiri. Aku hanya ingin kamu bahagia, meskipun itu bukan bersamaku.

Cerita ini mengajarkan kita tentang kesempatan yang terlewatkan, tentang kesalahan dan emosi yang bisa memisahkan dua hati yang seharusnya bersama. Kita harus belajar menerima kenyataan dan memaafkan diri sendiri. Cinta tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan kadang-kadang kita harus melepaskan seseorang yang kita cintai agar mereka bisa bahagia dengan orang lain.

Cerita ini mengingatkan kita bahwa dalam cinta, tidak selalu ada yang menang atau kalah. Yang terpenting adalah kebahagiaan dan keselamatan orang yang kita cintai. Meskipun aku harus melepaskanmu, aku akan selalu menjagamu dari kejauhan.