Sumber Gambar

Lingkungan merupakan satu hal di bumi ini yang seharusnya mendapatkan perhatian oleh kita semua selaku penghuni planet. Dengan memperhatikan lingkungan, kita bisa mengontrol keadaannya supaya tercipta tempat tinggal yang aman dan nyaman. Ada banyak hal yang dapat mengancam kenyamanan lingkungan tempat kita tinggal.

Masalah kebersihan merupakan salah satu yang sampai sekarang belum terselesaikan. TS rasa semua orang sudah tahu bahwa buang sampah pada tempatnya merupakan tanggung jawab kita. Sayangnya, meski sudah tah begitu masih banyak yang kurang peduli. Sembarangan membuang sampah seenaknya tanpa memiliki kesadaran diri.

Bukan hanya di darat, area perairan juga kerap menjadi tempat di mana sampah berkumpul. Khususnya laut. Meski tidak sering dijamah manusia, tetap saja banyak sampah manusia yang menuju ke sana. Sebagai dampak banyaknya orang yang membuang sampah ke sungai dan kali, kemudian hanyut dan terbawa hingga ke laut yang merupakan muara dari sungai.


Sumber Gambar

Salah satu yang menyita perhatian warganet adalah Pantai Sukaraja yang berlokasi di Teluk Bitung Selatan, Lampung. Pantai ini merupakan pantai yang cukup kotor. Saking kotornya, bahkan dijuluki sebagai pantai terkotor nomor dua di Indonesia. Bahkan permukaan pantai sendiri sampai tertutup oleh padatnya sampah yang ada di sana.

Fakta ini kemudian mendorong niat sekumpulan anak muda sekaligus influencer yang menamai diri mereka Pandawara. Mereka sendiri memang aktif di sosial media dengan konten-konten membersihkan sampah. Mereka turun ke tempat seperti sungai dan kali yang penuh sampah untuk membersihkannya, kemudian menyebarkan aksinya ini dengan harapan membuat orang lain tergerak untuk melakukan hal yang sama.

Beberapa waktu lalu, Pandawara menyempatkan diri untuk membersihkan pantai terkotor nomor dua di Indonesia ini. Sekitar 3700 orang masyarakat pun akhirnya terjun bersama Pandawara membersihkan pantai tersebut. Dan menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung, hasil dari aksi tersebut adalah diangkutnya 300 ton sampah dari pantai Sukaraja.


Sumber Gambar

Akan tetapi dibalik itu semua, ada yang malah mengeluh dan meminta supaya jangan semua sampah dibersihkan. Mereka adalah nelayan yang selama ini menjadikan tumpukkan sampah itu sebagai tempat bersandar kapal-kapal mereka. Kapal mereka terbuat dari fiber, sehingga tidak bisa bersandar di di dermaga yang terbuat dari beton karena bisa mudah bocor.

Mungkin karena itulah mereka memanfaatkan sampah-sampah tersebut untuk tempat bersandar kapal-kapal. Jadi bukan tanpa alasan mereka meminta supaya sampah disisakan untuk tempat mereka menepi. Hal ini juga sudah mereka minta kepada Pandawara Group supaya menyisakan sampah di pantai dan jangan semuanya dibersihkan.

Padahal sempat ada jalan keluar di mana pemerintah setempat bisa saja membuatkan dermaga di pantai khusus mereka. Sehingga mereka tidak bergantung pada sampah lagi. Akan tetapi, para nelayan mengatakan mereka tidak membutuhakn dermaga. Sampah-sampah ini saja sudah cukup untuk tempat mereka bersandar.


Sumber Gambar

Kepala Dinas Lingkungan Hidup menyayangkan hal ini karena bisa mempersulit pengolahan sampah di kawasan Pantai Sukaraja. Ya, sayang sekali kalau memang sampah-sampah ini malah tidak bisa dibersihkan. Mengingat hal ini dapat mengganggu estetika dan pemandangan pantai. Tidak melulu pakai sampah, mungkin ada opsi lain selain sampah yang harus ditemukan.

Tapi selama belum ada solusi yang bisa menggantikan sampah-sampah ini untuk bersandar kapal, pemerintah juga tidak bisa asal melarang mereka.



Menurut kalian, wajarkah para nelayan menolak sampah dibersihkan semuanya?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi