Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Health
  • PENGAPLIKASIAN M-HEALTH DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TBC

adejihanjuli979Avatar border
TS
adejihanjuli979
PENGAPLIKASIAN M-HEALTH DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TBC
PENGAPLIKASIAN MOBILE HEALTH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TBC)


Ade Jihan Julianti



Jurusan Keperawatan, STIKes Mitra Keluarga, Jl. Pengasinan Rawa Semut Margahayu Bekasi Timur



Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis yang dapat menular melalui droplet atau percikan ludah, bersin dan batuk pasien dengan tuberkulosis aktif. Hingga saat ini penyakit tuberkulosis masih menjadi tantangan permasalahan kesehatan masyarakat secara global serta menjadi salah satu dari penyebab utama kematian di seluruh dunia.



Pada data kasus tahun 2021 menurut (Databoks, 2021) terdapat 397.377 kasus tuberkulosis di Indonesia, kasus tuberkulosis paling banyak ditemukan di Jawa Barat, diikuti Jawa Tengah dan Jawa Timur. (Kementerian Kesehatan RI, 2022) mendeteksi pada tahun 2022 di Indonesia terdapat 717.941 kasus tuberkulosis. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada tahun sebelumnya. Cakupan keberhasilan pengobatan tuberkulosis di Indonesia ditetapkan sebesar 90% dimana dalam kurun 1-3 tahun 2021 hanya mampu mencapai 73% serta sebanyak 7.921 penderita mengalami resistan terhadap obat atau bakteri yang kebal terhadap antibiotik akibat pengobatan yang tidak tuntas (Jannatin et al., 2021) 



Penyakit tuberkulosis membutuhkan pengobatan yang panjang yaitu selama 6-8 bulan terapi obat. Penentuan tingkat keberhasilan terapi tuberkulosis salah satunya adalah dengan kepatuhan pasien terhadap terapi atau obat yang diberikan. Lamanya pengobatan terkadang membuat penderita menjadi kurang patuh atau tidak teratur dalam meminum obat. Ketidakpatuhan dalam terapi akan menyebabkan kegagalan dalam pengobatan dan dapat menyebabkan munculnya tuberkulosis yang resistan terhadap obat atau disebut juga dengan Multi Drug Resistant Tuberculosis. Maka dari itu salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan minum obat menggunakan sistem teknologi informasi seperti penggunaan Mobile Health. Penggunaan Mobile Healthdapat digunakan sebagai sarana dalam membantu pasien dalam menjadwalkan pemeriksaan dan jadwal minum obat sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas perawatan pasien dan mencegah terjadinya resistan terhadap obat. 



Mobile Healthadalah praktek kedokteran maupun pelayanan kesehatan masyarakat yang didukung oleh penggunaan perangkat seperti handphone/smartphone, alat monitoring pasien, personal digital assistants (PDA) dan semua peralatan nirkabel lainnya. Mobile Health merupakan suatu bentuk inovasi dan kemajuan teknologi dari e-health yang dapat dimanfaatkan dalam dunia kesehatan yang diharapkan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan menggunakan alat komunikasi smartphone.



Dalam penelitian (Jannatin et al., 2021) mengenai aplikasi bernama berantas TB yang di dalamnya terdapat beberapa fitur seperti tampilan notifikasi, fitur info TB, fitur kalender pintar, fitur reminder obat dan fitur kuis. Dalam fitur tampilan notifikasi akan timbul notifikasi atau pemberitahuan jika sudah masuk pada waktu pasien minum obat. Lalu dalam fitur info TB merupakan tampilan yang muncul pada bagian Home user berupa video atau tulisan bergambar mengenai berbagai informasi tuberkulosis seperti pengertian tuberkulosis, cara penularan, kelompok beresiko, gejala, dll. Kemudian dalam tampilan fitur kalender pintar merupakan fitur pengingat “jadwal bertemu dokter” dan juga penanda apabila pasien sudah “minum obat”. Dalam fitur ini diharapkan pasien dapat teratur dan tidak akan lupa mengenai jadwal pemeriksaanya serta kepatuhan meminum obat. Lalu fitur reminder obat merupakan pengingat dalam meminum obat dengan memberikan notifikasi atau pemberitahuan untuk pasien tuberkulosis agar meminum obat secara tepat waktu. Dan yang terakhir adalah fitur kuis, merupakan fitur yang berisi mengenai pertanyaan seputar penyakit tuberkulosis dan juga sebagai bahan evaluasi bagi pengguna terkait pengetahuannya terhadap penyakit tuberkulosis.



Dalam penelitian (Arjuna & Sukihananto, 2019) metode Mobile Healthyang digunakan adalah dengan menggunakan pesan singkat (SMS) dengan melibatkan petugas kesehatan yang sudah dilatih. Dalam pengaplikasian Mobile Health ini pasien dan orang yang mendukung pengobatan pasien akan menerima secara otomatis terkait obat yang dikodekan, pengingat minum obat dan pengobatan yang sesuai. 



Pada penelitian (Hirsch-Moverman et al., 2017) metode Mobile Healthyang digunakan terdiri dari desain dan penyampaian sistem SMS secara otomatis untuk memberikan dukungan berupa pengingat dalam kepatuhan pasien dalam pengobatan dan jadwal pemeriksaan. Tim penelitian mengembangkan sebuah aplikasi pengingat dalam bentuk SMS sederhana dengan menggunakan CommCare, sebuah platfrom seluler terbuka yang dikembangkan oleh Dimagi yaitu penyedia layanan informatika kesehatan berbasis di Boston yang telah mendukung banyak proyek kesehatan masyarakat di negara berkembang. Pesan atau SMS yang dikirim dalam bentuk satu arah yang berarti penerima tidak dapat merespon. Sehingga pada penelitian ini didapatkan hasil  bahwa pemberian pesan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pasien dalam meminum. Tetapi dalam jurnal ini terdapat kekurangan yaitu pesan satu arah akan menghalangi untuk mengetahui apakah pesan yang dikirimkan diterima dan dibaca oleh masing-masing pasien. Berbeda dengan penelitian (Musiimenta et al., 2019) yang mana dengan adanya pengingat SMS dua arah, pasien akan terasa termotivasi dan merasa diperhatikan sehingga menimbulkan rasa kewajiban untuk patuh dalam meminum obat secara tepat waktu dan juga sebagai bentuk komitmen atau kepatuhan mereka terhadap para petugas kesehatan atau pendukung sosial.  



Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat Mobile Healthberkembang sangat pesat dikarenakan pendekatan yang berpusat pada pasien, kenyamanan dan nilai manfaat yang baik yang diberikan kepada pasien. Mobile Health digunakan juga sebagai pendidikan kesehatan karena ruang lingkup dan fleksibilitas yang baik dalam mengatur, mengintegrasikan dan memberikan informasi. Sehingga dalam hal ini dapat memberikan kenyaman dan privasi pada pasien tuberkulosis. Sedangkan di Indonesia, juga sudah menerapkan penggunaan aplikasi Mobile Health seperti Halodok, Alodokter, SOBAT TB, Tuberkulosis Monitoring (TOMO) dan komunitas TBC lainnya. Mobile health dapat diterapkan oleh perawat komunitas yang berada di tingkat pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan mencakup wilayah pengelolaan yang banyak sedangkan SDM sedikit dan belum bisa mengcover semuanya, dengan adanya Mobile Health bisa menjadi alternatif dalam memberikan pengasuhan keperawatan jarak jauh dan memonitor pasien yang butuh controling (Arjuna & Sukihananto, 2019)



Dengan adanya Penggunaan Pengaplikasian Mobile Healthdiharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan yang memiliki akses pelayanan yang jauh. Mobile Health juga dapat menjadi alternatif yang dapat menekan pembiayaan bagi pasien penderita penyakit kronis maupun menular seperti tuberkulosis yang harus mendapatkan pengawasan dari petugas kesehatan secara berkelanjutan. Dalam penggunaan aplikasi Mobile Health sistem dapat mengirimkan notifikasi atau SMS pengingat, diharapkan dapat mengatasi pasien yang lupa meminum obat dan dapat membiasakan diri dengan kepatuhan minum obat terutama bagi pasien yang tidak memiliki pengalaman dalam meminum obat secara teratur sehingga tidak terjadi resistan terhadap obat.



DAFTAR PUSTAKA



Arjuna, A., & Sukihananto, S. (2019). Mobile Health Upaya Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberculosis : Kajian Literatur. Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung, 2(2), 89–94. https://doi.org/10.33862/citradelima.v2i2.35

Databoks. (2021). Jumlah Kasus TBC di 34 Provinsi Indonesia. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/data...nyak-pada-2021

Hirsch-Moverman, Y., Daftary, A., Yuengling, K. A., Saito, S., Ntoane, M., Frederix, K., Maama, L. B., & Howard, A. A. (2017). Using mhealth for HIV/TB treatment support in lesotho: Enhancing patient-provider communication in the start study. Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes, 74, S37–S43. https://doi.org/10.1097/QAI.0000000000001202

Jannatin, I. S., Pical, R. B., Wulandari, R. D., & Sajana, C. (2021). Inovasi rancang bangun aplikasi mobile health berbasis android “ berantas tb : beraksi bersama tuntaskan TB. Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI, 1–17. http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKM

Kementerian Kesehatan RI. (2022). Kemenkes. 2022.

Musiimenta, A., Tumuhimbise, W., Mugaba, A. T., Muzoora, C., Armstrong-Hough, M., Bangsberg, D., Davis, J. L., & Haberer, J. E. (2019). Digital monitoring technologies could enhance tuberculosis medication adherence in Uganda: Mixed methods study. Journal of Clinical Tuberculosis and Other Mycobacterial Diseases, 17, 100119. https://doi.org/10.1016/j.jctube.2019.100119

0
141
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
HealthKASKUS Official
24.6KThread10KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.