Sumber Gambar

Konten di masa kini merupakan sebuah kebutuhan yang tidak bisa dipungkiri memang dicari banyak orang. Dengan konten, orang bisa lebih bebas mengekspresikan kreativitasnya. Dengan konten pula, kita bisa menjual berbagai jenis hal yang bisa kita buat hanya dengan mengandalkan otak dan kemampuan kita. Hal ini yang lantas membuat banyaknya pembuat konten di Indonesia.

Saking banyaknya, kini kita sebagai penikmat konten sudah tidak perlu bingung dan bosan lagi. Ada banyak ragam variasi dan topik yang disajikan. Dan semua jenis konten tentu memiliki peminat atau pasarnya sendiri-sendiri. Yang kadang membuat ebrbagai brand bisnis masuk untuk bekerja sama mempromosikan produk mereka.

Tentu perlu upaya dan kerja keras supaya audiens mau melihat konten kita. Menarik perhatian mereka tidaklah mudah, dan kadang seorang kreator akan berjuang keras melakukan apa saja supaya mereka mau menonton konten yang sudah dibuat. Bahkan sampai mempertaruhkan nyawa dengan memanantang maut dan bahaya.


Sumber Gambar

Seperti yang terjadi di Garut ini. Seorang pemuda harus tewas gosong usai menaiki tower sutet, untuk apa? Untuk membuat konten. Tujuannya simpel, Deni yaitu nama si pembuat konten hanya ingin melakukan challenge selfie di atas sutet di Kecamatan Pamulihan, Garut. Sayangnya ia malah tersengat listrik hingga hangus.

Alasan Deni memilih atas sutet sebagai lokasi untuk membuat konten bukan hanya tantangannya, tapi katanya juga karena pemandangan di atas sutet indah. Tapi sayangnya, tegangan listrik tinggi di sutet tersebut menyengatnya hingga dirinya terpental dari atas tower 10 meter dan dengan tragis jatuh ke tanah. Nyawanya pun tak terselamatkan.

Salah satu warga bersaksi bahwa sebelum memanjat tower tersebut, Deni sempat beristirahat setelah melakukan perjalanan. Saat istirahat itulah Deni dan satu temannya meminum minuman keras. Sehingga dalam aksinya itu, Deni melakukannya dalam kondisi mabuk. Mungkin ini juga yang membuat adrenalinnya meningkat sehingga berani memanjat sutet.


Sumber Gambar

Hasil dari sengatan listrik itu sangatlah parah. Sekujur tubuh Deni gosong. Dan luka bakar yang dideritanya mencapai 80 persen. Di tambah jatuh dari ketinggian tower yang tentu akan semakin membuat badannya hancur tak karuan. Usai dinyatakan tewas, jasadnya di bawa ke rumah sakit sebelum diserahkan kepada keluarganya.

Padahal kita tahu sendiri menara sutet atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi sangat berbahaya untuk dipanjat tanpa pengamanan atau tanpa pengalaman dan ilmu yang memadai. Ada kata “Ekstra Tinggi” yang harusnya sudah menjadi indikasi bahwa tower ini bukan untuk dipanjat. Bukan untuk melihat pemandangan.

Bahkan setahu TS, ada jarak aman bagi tower sutet di mana area clear itu tidak boleh ditinggali oleh warga apalagi membangun rumah. Diakibatkan adanya radiasi dari sutet yang mungkin dapat mempengaruhi rumah-rumah sampai membuat gangguan kesehatan. Belum lagi ancaman jika sewaktu-waktu sutet roboh dan menimpa warga.


Sumber Gambar

Entah mengapa, ada banyak kasus orang memanjat sutet di Indonesia. Ada yang karena takut sama orang tuanya, ada yang ingin bunuh diri hingga maling yang kabur. Tapi sejatinya rangkaian besi itu sangat berbahaya untuk dinaiki tanpa pengaman. Bisa saja kaki terpeleset karena kita tahu betapa kecilnya pijakan yang ada.

Dan yang paling nahas adalah resiko tersetrum atau tersengat listrik seperti Deni. Karena setahu TS besi bisa menghantarkan listrik juga. Jadi sebaiknya, kalau tak ada kepentingan janganlah dekat-dekat atau memanjat sutet.



Kalau kalian, pernahkah memanjat sutet?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi