Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kissmybutt007Avatar border
TS
kissmybutt007
Jepang Akan Buang Limbah PLTN Fukushima ke Laut, Indonesia Ikut Buka Suara
Jepang Akan Buang Limbah PLTN Fukushima ke Laut, Indonesia Ikut Buka Suara
Kompas.com - 04/07/2023, 21:50 WIB

 
Lihat Foto
Nelayan Korea Selatan menggelar protes menentang keputusan Pemerintah Jepang untuk melepaskan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima, dalam aksi di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, 12 Juni 2023. (AP via VOA INDONESIA)
 


Editor Aditya Jaya Iswara
Penulis: Fathiyah Wardah/VOA Indonesia
JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia berharap Jepang memastikan agar proses pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima dilakukan secara transparan dan tidak membahayakan lingkungan.
Kepala Badan Energi Atom Internasional IAEA Rafael Mariano Grossi akan terbang ke Jepang pada Selasa (4/7/2023) untuk mengkaji persiapan akhir pelepasan air limbah radioaktif yang sudah diolah dari PLTN Fukushima yang rusak karena gempa dan tsunami tahun 2011 lalu, ke Samudra Pasifik.
Menurut rencana, Grossi terlebih dahulu akan melangsungkan pertemuan dengan beberapa pemimpin Jepang, termasuk Perdana Menteri Fumio Kishida, Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi, dan Menteri Perindustrian Yasutoshi Nishimura.
Baca juga: Jelang Pelepasan Limbah PLTN Fukushima, Warga Korsel Borong Garam dan Makanan Laut
Kehadiran Grossi dinilai dapat menambah kredibilitas atas rencana Jepang melepas air limbah radioaktif yang sudah diolah, yang dikecam keras oleh negara-negara tetangganya, antara lain Korea Selatan, China, dan sebagian negara di Kepulauan Pasifik.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin secara blak-blakan mengatakan, lautan bukanlah selokan pribadi Jepang, dan memperingatkan risiko besar yang ditimbulkan.
Indonesia minta Jepang penuhi standar IAEA
Diwawancarai melalui telepon pada Senin (3/7/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah menggarisbawahi urgensi pelepasan air limbah radioaktif yang sudah diolah itu, yang sedianya dilakukan secara transparan.
"Jaminan proses yang ketat dan transparan tersebut, kita berharap dapat meyakinkan masyarakat dan negara di sekitar Jepang. Kita ingin adanya kepastian apa yang direncanakan itu betul-betul sudah memenuhi standar yang diberikan oleh IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional)," kata Faizasyah.
Ditambahkannya, Indonesia telah secara aktif membahas isu ini di forum IAEA, yang secara intensif melakukan pemeriksaan dan kajian dari aspek kesehatan, keamanan dan lingkungan.
Baca juga:
Kondisi PLTN Fukushima Kini, 12 Tahun Usai Gempa dan Tsunami Jepang 2011
Jepang Setuju Buang 1 Juta Ton Air Olahan Limbah PLTN Fukushima ke Laut

Greenpeace Indonesia: Jepang sudah kehabisan akal
Organisasi penggiat isu lingkungan hidup, Greenpeace, menunjukkan kegeramannya dengan rencana Jepang itu.

Pengkampanye energi dan iklim dari Greenpeace Indonesia Didit Haryo Wicaksono menyatakan, niat Jepang membuang limbah nuklir itu sebagai rencana “gila”.
"Menunjukkan bahwa mereka sudah kehabisan akal untuk menanggulangi kebocoran yang terjadi di PLTN Fukushima tahun 2012 kalau enggak salah. Sehingga dipaksa air-air yang terkontaminasi itu untuk dibuang ke laut dan jelas ini punya dampak luar biasa besar dan berbahaya, khususnya untuk ekosistem laut," ujar Didit.
Bahaya yang dimaksudnya tidak hanya terhadap perairan sekitar Jepang, tetapi hingga ke Asia Tenggara. Terlebih selama ini belum ada piranti canggih yang dapat mengukur sejauh mana limbah radioaktif itu mengurai atau mengendap, dan menimbulkan masalah baru.
Satu-satunya cara menghindari dampak adalah dengan memastikan tidak ada manusia atau mahkluk hidup lain di sekitar lokasi pembuangan; suatu hal yang sangat sulit dilakukan.
Didit mengatakan, Jepang tidak memiliki cara lain untuk menyelesaikan masalah limbah radioaktif yang sudah diolah itu karena tempat penampungan yang ada sudah penuh, dan pembuangan ke laut merupakan cara yang paling hemat.
Persoalan limbah radioaktif dan tidak adanya mekanisme yang dapat memastikan tidak terjadinya pencemaran membuat Greenpeace sejak awal menolak PLTN sebagai sumber energi.
Dampak pembuangan limbah radioaktif itu menurutnya tidak langsung, dan bersifat akumulatif, atau baru akan dirasakan generasi mendatang yang mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi limbah itu.
Oleh karena itu Greenpeace Indonesia, tegas Didit, berharap Pemerintah Indonesia dapat bersikeras menentang rencana Jepang membuang limbah radioaktif olahan itu ke Samudera Pasifik.

https://www.kompas.com/global/read/2...a-suara?page=2



gile coy, perlu stock garam banyak banyak kayanyaemoticon-Takut
.bindexee.
.bindexee. memberi reputasi
1
641
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.