Sumber Gambar

Anak-anak merupakan kelompok masyarakat yang keberadaannya cukup dilindungi. Mereka yang masih di bawah umur tentu perlu mendapat bimbingan dan perlindungan dari orang dewasa. Pengambilan keputusan yang masih belum matang dan tidak bijak menjadi salah satu penyebab mengapa masa anak-anak dan remaja masih memerlukan pendampingan orang tua.

Karena pendampingan orang tua atau orang dewasa di sekitarnya dapat membentuk karakter anak yang baik. Lain ceritanya jika seorang anak dibiarkan begitu saja dan kurang pengawasan dari orang tua. Bergaul dan bermain dengan sembarang orang yang pada akhirnya mempengaruhi watak serta karakternya yang bisa saja tidak baik.

Salah satunya seperti yang terjadi di Lebak, Banten beberapa waktu lalu. Di mana segerombolan bocah SD dan SMP dengan sadis menyiksa ODGJ hingga tewas. Mereka bahkan membakar ODGJ dan membuangnya ke laut. Sungguh perilaku yang lebih mirip psikopat ketimbang anak-anak yang biasanya terlihat lugu dan polos.


Sumber Gambar

Kini, semua pelaku yang masih di bawah umur sudah diamankan dan berada dalam pengawasan Kepolisian. Melihat hal ini Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI pun akhirnya memberikan tanggapan. Bagi mereka, kasus ini adalah kasus luar biasa yang belum pernah terjadi di Banten sebelumnya. Seakan anak sudah kehilangan moralitasnya.

Ketua KPAI Banten juga menyebut anak-anak ini sudah kehilangan pengawasan orang dewasa sehingga membuatnya menajdi tidak terkontrol seperti ini. Persis apa yang TS katakan di awal, pendampingan orang dewasa terhadap anak sangatlah penting. Tapi dalam hal ini, apakah wajar jika pada akhirnya kita malah menyalahkan orang dewasa saja?

Kini KPAi menyebut bahwa mereka akan memberikan pendampingan kepada para pelaku yang masih di bawah umur. Pihaknya akan mencoba berbicara dan berdiskusi dengan Polres Lebak supaya kasus ini bisa diproses menggunakan sistem peradilan pidana anak atau SPPA. Mengingat usia para pelaku sendiri yang masih di bawah umur.


Sumber Gambar

Menurut KPAI kekerasan yang dilakukan anak-anak sudah beberapa kali terjadi di Banten. Di antara banyaknya kasus, baru kali ini ada yang sampai menghilangkan nyawa seseorang. Benar-benar di luar nalar mereka. Anak-anak ini benar-benar sudah tidak memikirkan masa depannya lagi sampai bisa melakukan tindakan sekeji ini.

Apabila tidak menggunakan SPPA (Sistem Peradilan Pidana Anak), maka para pelaku ini terancam hukuman penjara selama 17 tahun. Waktu yang sangat lama bukan? Bila memang nantinya dihukum dengan hukuman itu, maka anak-anak ini akan kehilangan masa muda dan remajanya. Semuanya akan dihabiskan di dalam penjara. Jika memang keadilan ditegakkan seperti itu ya.


Sumber Gambar

Kalau pakai sistem peradilan pidana anak, bukan tidak mungkin hukuman yang diberikan akan jauh lebih ringan. Karena peran KPAI sangat berpengaruh di sini, sama halnya seperti kasus AG beberapa waktu lalu. Kini kita akan lihat, bagaimana sikap KPAI dalam persidangan anak-anak yang jelas kasusnya cukup berat yakni pembunuhan.

Ya, inilah bentuk dari rusaknya generasi bangsa. Mungkin anak-anak problematik yang memang tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Kurang mendapat pengawasan sehingga terpengaruh dengan hal-hal negatif yang ada di lingkungan mereka. Ini bisa menjadi alarm bagi orang tua bahwa pengaruh pergaulan memungkinkan anak menjadi sesadis ini menjadi pembunuh.

Ada benarnya kata KPAI, anak-anak mulai kehilangan perhatian orang dewasa. Jadi mulai sekarang, kita harus lebih peka memberi pendampingan pada anak.



Menurut kalian, hukuman apa yang patut diberikan ke anak-anak ini?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi