MATARAM-Kontra atas niat holding BUMN pariwisata InJourney untuk tidak lagi menggelar World Superbike (WSBK) kembali mencuat. Kali ini datang dari anggota Tim Monitoring Evaluasi dan Akselerasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Kemenparekraf Taufan Rahmadi.

Kata Taufan, kerugian pada tahun-tahun awal penyelenggaraan event seharusnya dilihat sebagai tantangan. Untuk melakukan perbaikan dan inovasi dalam gelaran event berikutnya, sehingga bisa mendapatkan keuntungan. ”Kalau mau untung, tentu membutuhkan waktu dan proses,” kata Taufan.

Menurutnya, Presiden Joko Widodo memiliki visi untuk kebangkitan pariwisata Indonesia. Salah satunya melalui Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Di Indonesia terdapat 5 DPSP, salah satunya adalah Mandalika di Lombok Tengah.

Nah, keinginan InJourney yang akan meniadakan WSBK di Sirkuit Mandalika, dinilai Taufan tidak sejalan dengan visi besar Presiden Joko Widodo. ”Pak Presiden Jokowi ingin bangkitkan DPSP, sementara InJourney ingin meniadakan WSBK, ini berarti kan tidak sejalan dengan visi Presiden,” ujarnya.

Direktur Utama InJourney Dony Oskaria membuka opsi menghapus event WSBK dari Sirkuit Mandalika. Penyebabnya, event tersebut menyedot kas perusahaan hingga mengakibatkan kerugian Rp 100 miliar di setiap penyelenggaraannya.

Baca Juga : AHY Masuk Nominasi Cawapres Anies
Menurutnya, apa yang disampaikan Dony tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Perlu untuk melakukan evaluasi secara komprehensif, terkait kerugian yang dialami akibat penyelenggaraan WSBK.

”Pointnya adalah keputusan meniadakan WSBK ataupun menyatakan Sirkuit Mandalika mengalami kerugian atau meminta adanya PMN jangan dijadikan sesuatu yang bisa dilihat dari satu sisi. Perlu dievaluasi secara menyeluruh,” tuturnya.

Katanya, perlu juga untuk melihat dampak penyelenggaraan WSBK dari sisi lain. Salah satunya WSBK mampu mendongkrak ekonomi masyarakat. WSBK maupun MotoGP di Sirkuit Mandalika bahkan membuat nama Indonesia, khususnya Provinsi NTB menjadi sorotan media nasional dan internasional.

Tak hanya itu saja, ada rasa kebanggaan sendiri bagi masyarakat Indonesia, karena di Provinsi NTB menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan sport tourism kelas dunia. ”Ini tentu jadi kebanggaan tersendiri,” kata Taufan.

Ia melanjutkan, data BPS NTB menyebutkan dengan adanya gelaran WSBK maupun MotoGP berdampak baik kepada industri penunjang pariwisata. Seperti UMKM, transportasi, penginapan di desa-desa wisata maupun hotel di NTB.

Baca Juga : Puluhan Mobil Balap Jajal Sirkuit Mandalika, Ini Efeknya Menurut MGPA
Pada April 2022 sampai April 2023, hunian hotel bintang naik 26,70 persen. Sedangkan untuk hotel non bintang juga naik sebesar 18,73 persen. Termasuk juga length of stay atau lama menginap di hotel.

Di waktu yang sama juga kunjungan wisatawan ke NTB naik 11,11 persen dan membuat pertumbuhan ekonomi NTB naik 3,57 persen. ”Dari data BPS juga bisa diketahui kalau ada perputaran uang cukup besar selama event-event internasional itu digelar,” tandas Taufan.

Kerugian pada event WSBK terungkap saat rapat kerja Komisi VI DPR RI bersama Kementerian BUMN. Direktur Utama InJourney Dony Oskaria menyebut ajang WSBK tidak menarik investor. Sehingga holding BUMN pariwisata ini menghadapi kerugian mencapai Rp 100 miliar

”Kami akan bernegosiasi menghilangkan (event) WSBK,” kata Dony dalam rapat kerja tersebut.

Menurutnya, jika event WSBK dihilangkan, akan menurunkan beban perusahaan. Dibandingkan jika event tersebut terus digelar. (dit/r5)

https://lombokpost-jawapos-com.cdn.a...jawapos.com%2F



?t=MsDQDFMH1OjoPJjsf1JJ7g&s=19





Ganjar tinggal bilang aja "Kerugian & Utang Mandalika Lebih Mudah Diatasi jika Jadi Presiden"