Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

iskrimAvatar border
TS
iskrim
Masa Depan Kendaraan Listrik Adalah Smart Swap Engine!


Agustus 2023 mendatang Indonesia akan mengadakan pameran kendaraan GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) dimana para manufaktur kendaraan tengah panas memamerkan teknologi kendaraan listriknya masing-masing. Padahal secara awam mobil listrik tidak ubahnya dengan Tamiya yang digedein.


Dan permasalahan global isu tentang baterai masih belumlah surut. Ukuran yang besar dan cukup berat, penempatan yang kompleks, daya simpan yang masih sangat terbatas, resiko meledak, belum meratanya charging station di beberapa tempat, pengisian (charging) yang lama dan mungkin ada sederet isu lain yang membuat orang masih berfikir untuk membeli mobil listrik.

Mungkin nanti di tahun 2040 atau 2050 ukuran baterai baru bisa dibuat lebih ringkas tapi dengan tenaga sebesar mungkin. Jadi bisa dan mudah dilakukan swap semudah ganti baterainya era ponsel fitur? Tapi yang paling keren adalah andaikan teknologi baterai mobil itu berupa gel seperti di film Demolition Man. Hm.

Atau 'mungkin' saja di masa depan ada teknologi wireless charging yang diletakkan di jalan raya. Jadi mobil atau kendaraan listrik bisa mengisi baterai sambil terus berkendara.

Sebenarnya teknologi swap baterai pada mobil beneran sudah ada dan digunakan oleh brand Nio. Nio mampu membuat baterai yang kapasitas baterainya bisa diupgrade hanya dengan ke stasiun swap baterai, upgrade mobilnya tanpa beli baterainya atau kalau mau lebih praktis cukup sewa baterainya secara bulanan

Apakah ide swap baterai pada kendaraan listrik itu sebuah ide cemerlang atau brilian, Gan? Menurut saya seharusnya sebelum menjual mobil listrik mereka sudah memiliki ketentuan satu pintu: Mengeluarkan 1 jenis baterai saja dengan jarak tempuh misalkan 500km, tidak ada pilihan lain. Matangkan teknologinya, baru deh jual sepaket dengan mobilnya. Jadi konsumen tidak begitu direpotkan mencari SPKLU gara-gara kapasitas baterainya terlalu kecil.

Nah, daripada masih meributkan baterai listrik yang masih 'prematur' itu apa tidak sebaiknya fokus juga pada teknologi swap engine mobil listrik? Selain menjanjikan sensasi yang pasti berbeda, swap engine mungkin juga lebih praktis tinggal tukar mesin daripada pusing mikir swap baterai yang mungkin tidak bisa menjamin kualitas baterai yang sama bagusnya.

Namanya juga baterai pasti ada masa pakainya, kan? Makin lama ia akan melemah, tidak bisa 100 persen menyimpan daya seperti waktu barunya.

Bisa saja pas apes, kita dapat baterai yang kualitasnya tinggal 50 persen (bukan isinya kurang ya, tapi mulai ngedrop daya tahannya). Apalagi di negara konoha yang orang-orangnya masih belum aware sama baterai, problema charge, dan lainnya.

Menurut saya secara nyaman berfikir ssbagai konsumen pilihan swap engine itu lebih siap apalagi izin legalitasnya nanti dipermudah atau dihilangkan, konsumen tinggal swap dan colok nggak perlu mikir harus charge dimana dan resiko baterai meledak? Hii.

Jadi bayangan saya itu Swap engine adalah tukar beli baru mesin siap pakai dengan CC yang lebih besar tentunya. Swap engine nantinya bukan tukar baterai atau harus ngantri charge di SPKLU.

Swap engine ini nantinya bukan hanya fokus pada besarnya CC saja tapi masadepan juga dilengkapi dengan prosessor cerdas yang dapat mengolah bahan bakar listrik jadi sangat hemat. Terlihat keren, kan?

Electric Vehicle (EV) pada kendaraan itu kan sebenarnya masih proyek baru, belum sepenuhnya jadi, daripada pusing dikit-dikit upgrade mending cuekin aja dulu sampai memang secara efisiensi dan kepraktisanya menyamai petrol.

Swap engine dengan prosesor pintar masadepan hsrus bisa menghemat bahan bakar pastinya sangat keren dan pastinya ada limiter kecepatan untuk tipe kendaraan tertentu sesuai kapasitas dan penggunaannya.

Tekonologi Hybrid juga sebaiknya jangan dibeli dulu deh.. karena menurut saya mobil hybrid itu kita hanya akan mendapat kompleksnya mobil listrik, dan dapat banyaknya maintenance mobil konvensional.

Artinya dapat dua pe-er bagi konsumen yaitu 2 pekerjaan sekaligus yaitu memelihara baterai dan merawat mesin konvensional. Ribet dan siap-siap dengan biaya service yang tidak terduga.

Jadi untuk saat ini, saya pribadi tetap pada pilihan mobil ICE (Internal Combustion Engine) yakni mesin konvensional berbahan bakar bensin dan sejenisnya. Biarin dibilang kuno atau tidak go green. Lebih baik pilih salah satu teknologi saja dulu dengan segala kekurangannya.. jangan ambil semua kekurangannya. Dan ICE adalah tetap pilihan masuk diakal dan reasonable bagi kebanyakan orang saat ini.






Copyright © 2016 - 2023 iskrim
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS
Sumur : sebuah opini | img : gugel 




Diubah oleh iskrim 27-05-2023 02:28
provocator3301
bukhorigan
bukhorigan dan provocator3301 memberi reputasi
2
1.5K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.