diaz420Avatar border
TS
diaz420
(Review Manga) Jinmen : Ketika Dunia Manusia dan Hewan Berbanding Terbalik


Konnichiwa, Minna-san? Genki desu ka?

Setelah sekian lama menjadi budak korporat, akhirnya Ane balik lagi ke habitat Ane sebagai seorang Wibu. Konten WibuAne biasanya gak jauh-jauh dari dunia per-Seiyuu-an, profil Mangaka dan tokoh ternama lain di dunia Anime dan Manga. Tapi kali ini, Ane comeback dengan salah satu hasil ulasan singkat Ane tentang sebuah Manga. Ane bilang singkat karena sayangnya Manga ini masih sedikit bagian yang sudah diterjemahinnya, sementara versi mentahannya udah tamat dari tahun 2019 kemarin. Meski begitu, cerita yang disajikan cukup menarik, walaupun genrenya nature horror. Apa itu? Kita mulai ulasannya, Ikuzo!

Manga ini diberi judul Jinmen. Sebuah manga karya Takahiro Katou yang dirilis sebanyak 13 volume yang terdiri dari 146 chapter. Manga ini diserialisasikan sejak tanggal 13 Juli 2016 sampai 24 Juni 2019. Selama serialisasinya berlangsung, Jinmen sempat masuk nominasi Manga Shonen Terbaik di ajang Shogakukan Manga Awards ke-64 pada tahun 2018.

Di dunia, ini kita hidup bersama dengan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang lainnya, termasuk Hewan. Nah, sepanjang hidup kita di Bumi ini, sudahkah kita memperlakukan hewan-hewan itu dengan baik? Jika belum, berbuat baiklah dengan sesama ciptaan Tuhan tersebut. Tapi jika kalian belum berbuat baik dengan hewan-hewan yang tidak berdosa di Bumi ini, pernahkah kalian membayangkan jika kita diperlukan secara tidak manusiawi oleh para hewan tersebut? Apa kalian yang berbuat jahat pada hewan pernah memikirkan perasaan para hewan itu? Bagaimana jadinya jika kalian bertukar nasib dengan para hewan yang kalian perlakukan buruk itu? Nah, premis inilah yang disajikan Takahiro Katou-sensei dalam serialnya yang satu ini.

Di serial ini, kita dikenalkan dengan Jingu Masato, seorang remaja periang yang dikenal sebagai penyayang binatang. Sejak kecil, Dia selalu menghabiskan waktu sepulang sekolah ke kebun binatang untuk bermain dengan para satwa disana. Disana, Masato bersahabat dengan seekor Gajah bernama Hanayo. Diantara semua hewan di kebun binatang yang Ia kenal, hanya Hanayo lah yang paling berkesan, karena berkat Hanayo lah Masato bisa berteman akrab dengan teman masa kecilnya, Hitomi Midorikawa. Selain mereka berdua, Masato juga akrab dengan salah satu penjaga kebun binatang bernama Nakata. Sayangnya, persahabatan Masato dan kawan-kawannya harus berhenti saat Masato pindah rumah.
Selang 7 tahun, Masato kembali mengunjungi kebun binatang tempat bermainnya dulu. Di hari pertamanya kembali ke kebun binatang, Masato akhirnya bisa bertemu lagi dengan Nakata dan Hanayo. Namun, siapa sangka kalau itu adalah “saat terakhirnya” Masato bertemu dengan Hanayo. Nakata juga mengatakan kalau keadaan di kebun binatang telah berubah semenjak Masato pergi, apalagi setelah kebun binatang beralih kepemilikan di tangan Nobuta. Perasaan janggal pun menyelimuti kebun binatang menjelang akhir kunjungan Masato. Sebelum Ia pulang, Ia berjanji untuk mengajak Hitomi ke kebun binatang pada esok hari.


Jingu Masato

Hitomi Midorikawa

Nakata

Esok hari pun tiba, Hitomi bertemu kembali dengan Masato setelah 7 tahun berpisah. Merekapun mendatangi kebun binatang lebih awal dari biasanya. Namun rupanya, itu adalah perangkap. Karena mereka datang lebih awal, Masato mengajak Hitomi untuk menerobos masuk ke dalam kebun binatang. Tidak ada seorangpun kecuali mereka berdua, bahkan semua kandang hewan pun kosong. Sampai akhirnya, mereka melihat salah satu penjaga kebun binatang diterkam oleh Macan Tutul. Adalah hal yang sangat berbahaya saat melihat Macan Tutul lepas dari kandangnya untuk mencari mangsa. Tapi, ada hal yang jauh mengerikan dari serangan Macan Tutul itu. 


Ah Sh*t! Here we go again...

Masato dan Hitomi pun berlari mencari Nakata. Sebagai pengunjung setia kebun binatang, Masato tahu dimana Nakata berada. Ia pun berlari ke arah kandang Gajah, dimana Hanayo beristirahat sepanjang harinya. Dan benar saja, Masato dan Hitomi menemukan Nakata di dalam kandang Hanayo dalam keadaan tengkurap. Dengan sisa tenaga di tubuhnya, Nakata meminta Masato untuk membuka kandang Hanayo. Namun, dari dalam kandang, Pak Nobuta si pemilik kebun binatang keluar. Entah apa yang sudah Ia lakukan di dalam sana. Tiba-tiba, Pak Nobuta ditarik ke dalam kandang oleh belalainya Hanayo. Dan saat itulah Masato melihat penampakan mimpi buruknya untuk pertama kali.


Bye have a good time!

Dayum!!

Wajah Hanayo tidak seperti Gajah pada umumnya, kini wajahnya menyerupai manusia. Pada lilitan belalainya terlihat kepala Pak Nobuta yang dipenggal oleh Hanayo. Masato, Hitomi dan Nakata berusaha untuk melarikan diri dari kebun binatang. Sayangnya, mereka lupa kalau mereka datang lebih awal, semua pintu masuk dan keluar masih ditutup. Di tengah kepanikan itu, mereka juga sambil dikejar oleh hewan lainnya yang juga memiliki wajah manusia. Tapi untungnya, mereka bertiga berhasil lolos dari kejaran hewan itu dan kabur dari kebun binatang.


Punten Slurrr...

Asiiikkk....ada Waifu...

Mereka pikir, keadaan di luar sudah aman, tapi nyatanya semuanya sudah kacau. Sudah banyak manusia yang mati mengenaskan dimangsa dan diburu oleh para hewan. Bukan hanya itu, tidak hanya hewan dari kebun binatang saja yang wajahnya berubah menyerupai manusia, tapi juga hewan ternak dan hewan peliharaan, termasuk Kucing, Anjing, Sapi, Kambing sampai Banteng. Kini Masato, Hitomi dan Nakata berusaha untuk mencari pertolongan dari orang luar yang masih selamat dan pihak berwenang seperti Polisi dan Tentara. Usaha mereka memang tidak mudah karena mereka masih dikejar oleh para hewan tersebut.


Kantor Polisi

Masato ketemu Pakpol

That was the moment before they knew...they're f****d up


Sampai akhirnya, tibalah mereka bertiga di kantor Polisi. Sesampainya disana, Masato masuk ke dalam seorang diri dan bertemu dengan seorang Polisi malang yang terjebak di dalam seorang diri. Keadaan kantor Polisi juga hancur berantakan. Dan penyebabnya adalah karena serangan seekor Rusa. Saat hendak keluar, Masato dan si Polisi dihadang oleh seekor Rusa. Tiba-tiba, Rusa itu menyeruduk ke arah mereka dan mengenai Masato. Tanduknya yang runcing berhasil menusuk perut Masato. Tak tega melihat Masato, si Polisi menembak Rusa tersebut hingga terkapar. Namun bukannya, berterima kasih, Masato malah memarahi si Polisi. Sebelum Rusa itu ditembak, Masato rupanya mengenali Rusa itu dan mengajaknya bicara. Nahas, saat Masato berusaha untuk menenangkan Rusa itu, Ia ditembak. Meski mengalami luka yang serius akibat tembakan si Polisi, Rusa itu rupanya masih hidup. Dan anehnya, Ia bisa berbicara. Ia mengutuk keberadaan manusia di muka Bumi. Takut Rusa itu menyerang lagi, si Polisi membawa Masato keluar dari kantor Polisi. Ia meminta Hitomi dan Nakata untuk pergi meninggalkannya, karena Ia akan menjadi umpan untuk hewan lain yang mungkin masih ada di sekitar kantor Polisi. Ia memberi instruksi soal cara menyalakan mobil Polisi satu-satunya yang terparkir di parkiran. Selamat!! Anda kena prank!!!

Konten Sensitif

Ouch!!

Farewell My Deer
Konten Sensitif

Nani?!

Pakpol Rispek

Tapi bohong...chuakkzzz


Rupanya instruksi si Polisi malah membuat Masato, Hitomi dan Nakata dikepung oleh kawanan Rusa. Para Rusa itu berusaha untuk menghancurkan mobil Polisi yang akan dipakai Masato dan kawan-kawan untuk kabur. Beruntung, Tuhan masih berada di pihak mereka. Tiba-tiba, dari kejauhan seseorang menembakkan Shotgun nya ke arah kawanan Rusa itu. Dan rupanya, ada seorang pria paruh baya berkepala pelontos datang bak MC Isekai. Ia menyelamatkan Masato dkk dan mengajaknya pergi bersamanya. Dengan mobil kol buntungnya, mereka berempat berhasil kabur dari kantor Polisi. Oh ya, bagaimana nasib si Polisi Kamvhing itu? Well...karma is a b*tch! Dikira prank nya berhasil, tiba-tiba kepala si Polisi dipelintir ke belakang kayak Fatality Mortal Kombat oleh seekor Kanguru. Dan saat itulah aksi kejar-kejaran antara mobil kol buntung dengan kawanan Kanguru berlangsung.


Engkong to the Rescue

Gaskaaannn!!
Konten Sensitif

Fatality...Kangaroo Wins...Flawless Victory

Pika-Pika Madafaka!!

Sampai di Sekolah

Beruntung, Masato dkk berhasil lolos dari kejaran kawanan Kanguru itu. Akhirnya, mereka tiba di sebuah sekolah untuk mengobati luka Masato. Disamping itu, si pria paruh baya punya tujuannya sendiri, yaitu menolong cucunya yang udah jadi Kuyang. Ya, kalian gak salah baca. Cucu si pria paruh baya hanya tersisa tubuh bagian atasnya saja. Saat pria itu membawa mayat cucunya, semua organ pencernaannya terurai kemana-mana. Mereka berempat pun masuk ke dalam sekolah dan kembali menyaksikan penampakan mimpi buruk yang nyata di depan mata. Mereka melihat badan manusia digantung di langit-langit sekolah, tanpa kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Tiba-tiba, muncul kawanan Simpanse dari dalam sekolah dan langsung menyerang Masato dkk. Agar Masato, Hitomi dan Nakata bisa kabur, si pria paruh baya merelakan dirinya menjadi tumbal bagi para primata tersebut.


Chimps Ahoy!

Bye Engkong...


Masato, Hitomi dan Nakata berhasil masuk ke ruang UKS sekolah untuk mengobati luka di perut Masato. Namun dalam perjalanannya, mereka melihat kawanan Anjing dan Kucing sedang membaca buku untuk menambah pengetahuan mereka tentang cara menghabisi para manusia. Di saat mereka tengah berusaha untuk menyelinap, tiba-tiba muncul seekor Anjing mengintip dari dalam ruangan dan langsung memberitahu kawanannya tentang keberadaan Masato dkk. Mereka bertiga harus berlari lagi untuk bisa lolos dari kejaran kawanan Anjing dan Kucing tadi, nahas mereka bertiga malah terpojok. Di tengah kepanikan tersebut, tiba-tiba terdengar suara seekor Gajah dari kejauhan. Dan ternyata itu Hanayo. Walaupun tujuannya untuk menghabisi nyawa Masato dkk, tapi justru perbuatannya itu malah membuat Masato dkk tertolong dengan serangannya Hanayo. Dengan satu serudukan, Hanayo berhasil membuat kawanan hewan di dalam sekolah jadi daging geprek. Melihat adanya celah, Masato dkk berhasil kabur dari amukan Hanayo dan tiba di ruang UKS.



Ehe...


Here Comes The Pain!!

Incoming!!!

Sampai di UKS

Demi Ayang Apapun Kulakukan Walau Harus Diseruduk Gajah


Saat di dalam ruang UKS, Masato meminta Hitomi untuk menghubungi Ibunya sekaligus menelepon pihak yang bisa menolong mereka. Tiba-tiba, gempa bumi yang sangat kencang pun mengguncang keadaan sekitar dalam waktu yang singkat. Setelah gempa mereda, Hitomi berhasil menelepon Ibunya dan bisa bernafas lega karena Ibunya masih selamat. Tapi tiba-tiba, ada sebuah siaran darurat yang direkam oleh seekor “Babi Ngepet”. Sebetulnya itu cuma Babi biasa yang mukanya berubah jadi manusia aja sih, tapi karena Dia adalah “Dalang” dibalik semua kejadian yang ada selama ini, kayaknya lebih pantes kalo Ane panggil “Babi Ngepet” saja. Si Babi ini punya muka yang mirip sama Pak Nobuta si Pemilik Kebun Binatang. Dengan kepintaran yang dimilikinya, si Babi berpidato layaknya Presiden dan membeberkan semuanya. Ia menamakan para hewan berwajah manusia “ciptaannya” sebagai “Jinmen”. Ia berencana untuk memusnahkan umat manusia dengan bantuan “Jinmen” lainnya. Gak cuma itu, upaya lain yang dilakukan si Babi adalah memotong akses masuk manusia dari luar kawasan Gunung Fuji dan sekitarnya yang jadi latar tempat serial manga ini. Gimana caranya? Mereka membuat sebuah jurang besar di sekeliling Gunung Fuji yang membuat akses jalan dari dalam maupun dari luar terputus. Dan kini, para “Jinmen” akan memulai upaya mereka untuk memusnahkan umat manusia dimulai dari kawasan Gunung Fuji terlebih dahulu.


Ada gempa gaes!

Moshi-Moshi, Mama? Atashi...Kyoumo kairanai kara...

Anjir Babi Ngepet!!!



BTW lingkaran di tengah itu jurang ya, gaes

Nah, ini tuh keseluruhan cerita dari volume pertama serial manga ini. Kalo Ane ceritain semua alur ceritanya, ada 2 hal yang jadi permasalahannya. Satu, isi thread nya bakalan panjang banget. Dua, masalah dari ketersediaan manga ini di internet. Sampe Ane nulis bahasan ini, yang versi terjemahan bahasa Indonesia masih stuck di pertengahan volume 2, kalo yang versi terjemahan bahasa Inggris itu masih stuck di volume 4. Ane sempet nemu situs yang nyediain versi mentahannya yang masih pakai bahasa Jepang. Nilai plusnya yang versi mentahannya ini udah lengkap sampe chapter terakhir. Nah, yang jadi masalahnya adalah Ane gak bisa baca aksara Jepang. Mungkin kalo ada diantara kalian yang bisa baca aksara Jepang, mungkin bisa bantu Ane dan pembaca yang lain buat ngasih spoiler alur ceritanya di kolom komentar. Tenang kok, link-nya pasti Ane cantumin di akhir postingan.
Dari segi cerita, Ane punya beberapa yang jadi pusat ketertarikan pada serial ini. Dilihat dari segi pesan moral, Takahiro Katou-sensei berhasil menyampaikan pesan penting kepada kita sebagai manusia untuk tidak menyakiti hewan-hewan tidak berdosa, memperlakukan para hewan dengan baik dan tidak melakukan pemburuan hewan secara liar guna mencegah kepunahan dari hewan itu sendiri. Dan sayangnya, ini bakalan terus terjadi sampai manusia benar-benar musnah dari muka Bumi. Nilai plus lainnya dari konflik dan plot twist yang disajikan. Kita diperlihatkan dengan banyaknya pengkhianatan dan rahasia tersembunyi yang bikin pembacanya jadi tertarik buat baca serial ini sampe tamat. Apalagi pas masuk volume 3, dari situ tuh perlahan-lahan rahasia dibalik jalan ceritanya mulai terbongkar. Kalau dilihat berdasarkan genre dasar serial ini, menurut Ane Takahiro Katou-sensei cukup berhasil. Bisa bayangin betapa mengerikannya dikejar-kejar sama hewan yang punya muka mirip manusia yang ngerinya Na’udzubillah. Syukur-syukur kalo masih selamet, kalo gak ya...mohon maaf nih, tukeran nasib sama Ayam yang biasa kalian lihat di pasar. Gaya gambar Takahiro Katou-sensei menurut Ane juga berhasil dalam memberikan kesan nightmare fuel pada para “Jinmen” yang Doi gambar. Beberapa media reviewer dari luar juga banyak yang setuju kalau gambar Doi bikin orang jadi parno kalau lihat hewan peliharaannya di malem hari.

Itu tadi nilai plusnya, nah buat nilai minusnya dari Ane sih...cuma karakterisasi para karakternya, apalagi Masato. Selama Ane berkecimpung di dunia anime dan manga, satu sifat karakter yang paling benci adalah NAIF. Ane suka gregetan dengan karakter anime dan manga yang kayak gitu. Dan yang lebih parah kalo sampe sifat karakter yang naif kayak gitu malah bikin karakter lain jadi korbannya. Disini, Masato emang digambarin sebagai MC (Main Character) Cowok yang super duper sayang sama binatang. Nah, disaat dunia sudah mulai terbalik, Masato dengan modal “Bacot No Jutsu” ala Narutonya berusaha buat nolongin para hewan yang udah berubah jadi “Jinmen”. Tapi seringkali, tindakannya itu bikin karakter lain terluka atau yang paling parahnya...ya mati. Nah jeleknya, sifat naifnya Masato ini masih terus berlanjut sampe menjelang akhir cerita. Tapi pada akhirnya, sifatnya berubah menjadi sosok yang heroik di bagian akhir cerita. Gak cuma Masato, sepanjang cerita Ane bakal kasih tau kalian kalo kalian bakal sering-sering dibikin kesel, kaget dan gak abis pikir sama beberapa karakter yang mungkin kalian kira awalnya bakalan berguna banget buat bantuin Masato dkk. Kenapa? Silahkan baca sendiri, yang penting Ane udah ngasih tau. Tapi disisi lain, karakterisasi yang disajikan Takahiro Katou-sensei menurut Ane cukup berhasil juga buat memainkan emosi pemainnya.  

Sumber :

Jinmen Read Online (Raw Bahasa Jepang - Lengkap)
Jinmen Bahasa Indonesia (Volume 1 s/d 2,5)
Jinmen Read Online (English - Volume 1-4)
Jinmen (Wikipedia)
Jinmen (MyAnimeList)
provocator3301
provocator3301 memberi reputasi
1
1.5K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Anime & Manga Haven
Anime & Manga HavenKASKUS Official
6.5KThread8.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.